SCORE.CO.ID – Akhirnya keputusan Komite Disiplin PSSI diterapkan, ini terkait sanksi yang dijatuhkan kepada PSS Sleman atas skandal pengaturan pertandingan beberapa waktu lalu memantik reaksi keras.
Salah satunya dilansir dari laman Football Institute. Lembaga independen yang fokus pada pengembangan dan edukasi sepak bola Indonesia ini mengeluarkan surat terbuka sebagai tanggapan mereka atas sanksi tersebut.
Surat yang ditulis pada Sabtu (18/07) kemarin ditujukan kepada Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, Ketua Komite Banding PSSI, Ali Mukartono, dan Ketua Komite Etik Komjen Pol (purn) Suhardi Alius.
Dalam surat tersebut, pendiri Football Institute, Budi Setiawan, menilai bahwa Hukuman bagi PSS Sleman ini sangatlah ringan untuk kejahatan serius dalam sepak bola, yaitu pengaturan skor. Hukuman ini, sambungnya, juga bertentangan dengan kode disiplin PSSI.
Sebelumnya, pada 6 Agustus 2024 lalu, Komite Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi kepada PSS Sleman atas kasus pengaturan pertandingan yang terjadi di Liga 2 musim 2018 lalu.
Super Elja, julukan PSS Sleman, disanksi mendapat pengurangan poin sebanyak tiga poin dan denda sebesar Rp150 juta. Denda ini sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan oleh klub.
“Komdis PSSI telah mengabaikan fakta dan putusan hukum PN Sleman, yang menyatakan secara sah dan meyakinkan bahwa PSS Sleman terbukti melakukan match fixing, yang dibuktikan dengan dihukumnya pengurus teras klub PSS Sleman, perangkat wasit yang bertugas, dan pihak luar yang juga turut berkepentingan,” tulis Budi dalam surat tersebut.
“Hingga saat ini tidak ada penjelasan dari Komdis dan PSSI mengenai putusan ini. Komdis PSSI tidak memiliki peralatan dan keterampilan investigasi yang mumpuni sehingga putusan yang diambil tidak linier dengan putusan hukum positif Republik Indonesia dan Kode Disiplin PSSI 2023,” sambungnya.
Atas ini tentu klub harus membayar sejumlah denda sebelum pekan ketiga kembali bergulir, atau lebih tepatnya sebelum laga PSS Sleman dilangsungkan.
Komite Disiplin PSSI juga akan memantau PSS Sleman untuk ke depannya, terutama terkait suporter dan laga kandang mereka.
Dengan hak ini PSS Sleman tidak akan tinggal diam. Manajer Klub, Leonard Tupamahu mengaku pihaknya akan mengajukan banding atas denda dan penguran poin tersebut.
“Pasti ada (banding). Kita serahkan kepada manajemen yang lebih dari saya. Ada tenggang waktu seminggu untuk banding, jadi waktu-waktu ini mempertimbangkan bagaimana untuk menanggapi surat yang kita terima ini,” kata Leonard dilansir dari laman resmi klub.
Ia juga menambahkan bahwa klubnya baik suporter dan manajemen harus bahu membahu menyelesaikan apapun permasalahan, termasuk berbicara soal target di musim ini.
“Pasti ada efeknya sedikit banyaknya, ada lah ganggu kita sedikit. Kalau saya selalu melihatnya dari sisi positif, ini momentum yang baik untuk kita tim PSS Sleman, untuk kita tetap bersatu, pemain, pelatih, manajemen, suporter, untuk kita sama-sama bersatu mengejar target kita. Kita fokus ke target,” tutup Leo.