Diberitakan lolos dari krisis finansial semasa pandemi COVID-19 lalu ternyata baru-baru ini FC Barcelona dikabarkan masih punya utang hampir 2.45 Triliun rupiah. Meski dikenal sebagai klub raksasa, ternyata FC Barcelona memiliki kasus yang tak habis hentinya.
Barcelona, sebuah klub sepak bola yang terkenal di seluruh dunia, tidak lepas dari masalah finansial. Klub ini memiliki sejumlah hutang yang membuat mereka kesulitan mengelola keuangannya secara efektif.
Hutang yang dimiliki oleh Barcelona tidak hanya menyebabkan kerugian finansial, tetapi juga mengancam stabilitas dan keberlanjutan klub di masa depan.
Berapa Banyak Hutang yang Dimiliki Barcelona?
Dikira telah melunasi pinjaman ternyata Catalunya masih menyimpan utang transfer dari era Bartomeu dan Laporta. Total utang Barcelona hingga mencapai 144 juta euro atau setara dengan Rp 2,45 triliun.
Kami kutip dari laman SPORT dimana Barcelona memiliki hutang paling banyak senilai 24 Juta Euro atau sekitar 400 miliar kepada Leeds United untuk pembelian Raphinha pada Juli 2022.
Apa Penyebab Lainnya?
Penyebab lainnya juga datang dari kebijakan transfer yang tidak memiliki keberlanjutan.
Klub ini dikenal karena kecenderungan mereka untuk melakukan transfer pemain dengan harga yang sangat tinggi, bahkan melebihi nilai pasar sebenarnya.
Transfer- transfer seperti ini membebani klub secara finansial dan menyumbang pada akumulasi hutang yang semakin meningkat.
Beberapa transfer pemain, seperti transfer Philippe Coutinho dari Liverpool, menjadi contoh yang jelas dari kegagalan Barcelona dalam mengelola dengan bijak aspek finansial klub.
Tidak hanya itu, kebijakan kontrak klub juga menjadi penyebab utama dari hutang yang semakin memburuk. Gaji yang dibayarkan kepada pemain dan staf pelatih sering kali melebihi kemampuan klub.
Pemain berpenghasilan tinggi seperti Lionel Messi dan Luis Suarez menerima gaji yang luar biasa, yang pada akhirnya menyebabkan beban finansial yang berat bagi Barcelona. Ditambah dengan bonus dan tunjangan lainnya, gaji yang terlalu tinggi ini mengakibatkan defisit keuangan yang merugikan klub.
Selain itu, pandemi COVID-19 juga memainkan peran penting dalam memperburuk keadaan finansial Barcelona. Pembatalan pertandingan dan kekurangan pendapatan dari penjualan tiket serta merchandise klub berdampak signifikan terhadap keuangan klub.
Barcelona juga terpaksa mengurangi gaji pemain sebagai upaya mengurangi kerugian finansial. Namun, langkah-langkah tersebut tidak cukup untuk membantu mengatasi hutang yang telah membayangi klub ini.
Apa yang Dilakukan?
Untuk mengatasi hutang mereka, Barcelona telah mencoba berbagai strategi.
Salah satunya adalah menjual beberapa pemain bintang mereka dengan harapan mendapatkan pendapatan yang cukup untuk mengurangi hutang. Pemain seperti Arturo Vidal, Ivan Rakitić, dan Nelson Semedo telah dilepas dengan alasan ini.
Bahkan Barcelona juga melepas bintang ternama Lionel Messi dengan nilai transfer 45 juta euro ke Inter Miami untuk musim 2023-2024.
Namun, terlepas dari upaya yang telah dilakukan, hutang Barcelona tetap belum terpecahkan.
Menurut kami manajemen harus efektif dalam mengelola hutang dengan mencari cara untuk membayar utang mereka secara teratur tanpa mengorbankan stabilitas dan pertumbuhan klub.
Penutup
Secara keseluruhan, Barcelona memiliki masalah hutang yang signifikan yang mempengaruhi keuangan dan stabilitas klub. Keberlanjutan klub di masa depan menjadi taruhannya jika mereka tidak dapat secara efektif mengelola hutang mereka.
Oleh karena itu, Barcelona perlu mengambil langkah-langkah yang tegas dan bijaksana untuk mengatasi masalah hutang ini dan mengembalikan klub ke jalur keuangan yang stabil dan berkelanjutan.