Score – Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) I Nyoman Adhiarna mengatakan bangsa Indonesia khususnya nelayan dan pembudidaya ikan jangan sampai tertinggal dari negara lain dalam pemanfaatan teknologi digital.
“Di banyak negara, misalnya Tiongkok, di desa-desa, di tempat-tempat nelayan berada, penggunaan teknologi digital sudah dilakukan secara masif,” kata NyomanAdhiarna, di Desa Purwosari, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Nyoman mengatakan hal itu saat memberi sambutan pada sarasehan usai panen raya ikan yang dibudidayakan melalui program Pembudi Daya Go Digital di kolam milik Kelompok Pembudi Daya Ikan (Pokdakan) “Mina Sari” Desa Purwosari.
Demikian juga di negara Vietnam, kata dia lagi, penggunaan teknologi digital sudah berjalan cukup masif.
“Jadi, kita tidak boleh tertinggal dengan negara lain. Negara lain dengan memanfaatkan teknologi digital, mereka menjadi lebih berdaya saing dan kita tidak boleh kalah dari mereka,” katanya menegaskan.
Oleh karena itu, kata dia pula, bangsa Indonesia perlu memanfaatkan teknologi digital tersebut.
Lebih lanjut, dia mengatakan teknologi digital hanyalah sebuah alat yang keberhasilan pemanfaatannya tentu saja tergantung pada penggunanya.
“Jadi, bapak, ibu semua, para aktor di balik penggunaan teknologi ini, dan teman-teman yang mengembangkan teknologi ini, kita perlu bekerja sama untuk bisa mengadopsi teknologi digital ini secara maksimal dalam budi daya ikan sehari-hari,” ujarnya lagi.
Menurut dia, kegiatan program Pembudi Daya Go Digital sudah mulai dilakukan pada bulan Juni 2023 yang dimulai dengan pengenalan teknologi digital, termasuk pemanfaatan teknologi micro bubble dan auto feeder.
Berdasarkan informasi, kata dia, teknologi micro bubble lebih maju dari sekadar kincir angin.
“Kemudian auto feeder memberikan pakan otomatis sesuai dengan kondisi tambak (kolam, Red.), perlu terus kita dorong. Dan kita beberapa kali melakukan guyub, pertemuan yang menghadirkan praktisi-akademisi yang kompeten untuk bisa berdiskusi, sehingga bapak-ibu bisa memahami dengan baik teknologi itu dan bagaimana memanfaatkannya,” kata Nyoman.
Menurut dia, pembudidaya perlu belajar bersama memanfaatkan teknologi digital tersebut selama dua siklus tebar hingga akhirnya sekarang berada di puncak pelaksanaan kegiatan berupa panen raya.
Ia mengharapkan adopsi teknologi digital bisa konsisten dilakukan oleh para pembudidaya dan ditularkan kepada pembudidaya ikan lainnya.
“Tadi saya dengar dari Pak Arifin (Mohammad Arifin selaku Koordinator Ujitek Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Payau Jepara Kementerian Kelautan dan Perikanan, Red.), di beberapa lokasi bekerja sama dengan startup, teknologi itu tetap terus digunakan, dimanfaatkan oleh para petambak,” katanya pula.