French Open 2024 – Gregoria Hati-Hati, Musuh Tersulit Bawa Napas Baru jelang Olimpiade Terakhir

French Open 2024 – Gregoria Hati-Hati, Musuh Tersulit Bawa Napas Baru jelang Olimpiade Terakhir

ywAAAAAAQABAAACAUwAOw== SCORE.CO.ID

Score – Tai Tzu Ying menjadi pemain unggulan terdepan yang bisa dihadapi Gregoria Mariska Tunjung pada French Open 2024 yang berlangsung pekan depan, 5-10 Maret 2024.

Jika sama-sama mampu melewati pertandingan menantang di dua babak awal, Gregoria dan Tai Tzu Ying akan bertemu di perempat final, fase di mana para unggulan bisa bersua.

Gregoria sendiri menjadi unggulan ketujuh sedangkan Tai Tzu Ying merupakan unggulan ketiga dari turnamen BWF World Tour level Super 750 ini.

Melihat sejarah rivalitas, jawara tepok bulu berusia 29 tahun ini bisa dibilang menjadi lawan yang paling sulit dikalahkan bagi Gregoria.

BWF Tournamen Software mencatat Gregoria belum pernah menang atas Tai Tzu Ying dalam 9 pertemuan sejak Indonesia Open 2017 hingga BWF World Tour Finals 2023.

Soal margin kemenangan atas Gregoria, Tai Tzu Ying paling tinggi bersama Akane Yamaguchi (Jepang). Bedanya, Yamaguchi telah kalah empat kali dari Jorji.

Meski demikian, dalam pertemuan terakhir di mana skor akhirnya adalah 18-21, 17-21 Gregoria mampu bersaing dan sempat unggul 16-12 pada gim pertama.

Pertandingan berlangsung sengit hingga poin-poin kritis di mana, sayangnya, Gregoria kalah tenang hingga dua kali kalah di gim karena kehilangan tiga poin beruntun di akhir.

Kemenangan atas Gregoria menjadi awalan dari tren kuat Tai Tzu Ying.

Tai Tzu Ying telah tiga kali mencapai final turnamen secara beruntun di World Tour Finals 2023, Malaysia Open 2024, dan India Open 2024. Hanya di Malaysia Open dia gagal juara.

Sebagaimana diberitakan BWF Badminton, salah satu perubahan terlihat dalam permainan pemain yang punya titel doktoral itu di mana dia lebih sabar dalam meladeni reli-reli panjang.

Baca Juga  Tim Indonesia siap tampil maksimal pada BWF World Tour Finals

Tidak seperti sebelumnya, Tai juga lebih ekspresif di lapangan jelang bulan-bulan terakhirnya menjadi pebulu tangkis profesional.

Sebagai informasi, tunggal putri terlama di peringkat 1 dunia itu sudah mengatakan bahwa dia akan gantung raket setelah Olimpiade Paris 2024.

Olimpiade menjadi turnamen mayor yang belum berhasil ditaklukkan Tai. Demikian pula dengan Kejuaraan Dunia di mana dia legawa dengan medali perak sebagai raihan maksimal.

“Saya tidak berpikir terlalu banyak, karena saya mencoba untuk fokus di setiap poin dan berusaha untuk mengurangi kesalahan sendiri,” ucap Tai tentang perubahan dalam dirinya.

“Saya hanya memberi tahu diri saya sendiri untuk lebih sabar, jangan memukul kok terlalu dekat dengan garis.”

“Saya senang dengan cara saya bermain,” sambung pemenang medali perak Olimpiade Tokyo 2020 tersebut.

French Open 2024 akan menjadi turnamen yang krusial dalam persiapan menuju pesta olahraga sejagat karena dihelat di venue yang sama untuk event bulu tangkis di Paris 2024.

Adalah Adidas Arena, alias Porte de La Chapelle Arena, arena pertandingan yang akan dipakai di French Open 2024 sekaligus Olimpiade Paris 2024.

Di sisi lain, Gregoria berharap bisa memaksimalkan penampilannya di tur Eropa demi mendapat posisi unggulan di Olimpiade Paris 2024.

Kualifikasi Olimpiade Paris akan selesai pada 28 April 2024. Setelah tur Eropa, hanya Kejuaraan Asia 2024 (9-14 April) yang menjadi kompetisi dengan poin cukup tinggi.

Gregoria menepati peringkat kedelapan dalam ranking kualifikasi Race to Paris. Ini sebenarnya sudah cukup untuk memberinya status unggulan. Meski begitu, proses tetap berjalan.

“Aku ingin mengamankan posisi di Olimpiade dan bersaingnya juga sama pemain-pemain yang hebat,” ucap Gregoria kepada awak media di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Baca Juga  Jadi Aib di Depan Khamzat Chimaev, Kamaru Usman Harus Diadu dengan Malaikat Maut

“Dari peringkat 1-7, Han Yue (ranking 7) sudah mulai naik rankingnya. Aku gak mau kalah dan mau mengamankan seeding (posisi unggulan) juga.”

Gregoria ingin menikmati prosesnya. Dengan peningkatan prestasi yang dialaminya dalam 1,5 tahun terakhir, mau tidak mau ekspektasi terhadap dirinya juga lebih tinggi.

Adapun dalam debutnya di Olimpiade pada edisi Tokyo 2020, Gregoria terhenti di babak 16 besar oleh pemain top lain yang belum dapat dikalahkannya yaitu Ratchanok Intanon (Thailand).

“Karena dulu posisiku tidak seperti sekarang, jadi target dari pribadi dan orang-orang lebih tinggi,” kata juara Kumamoto Masters itu mengakui.

“Aku akan coba sebisa mungkin dan menikmati prosesnya sebelum sampai di sana, karena aku tahu itu bukan jalan yang mudah bagi semua atlet untuk sampai ke sana.”

“Aku ingin buktikan ke diri sendiri,” ucapnya bertekad.