Score – Skuad Garuda tampil gagah di turnamen tersebut dengan melaju ke babak 16 besar dengan skuad yang diisi pemain muda.
Bermain di kancah Asia tentu mereka tidak akan mudah bisa melaju melewati fase grup karena lawan yang dihadapi tentu cukup kuat.
Pada laga pertama Marselino Ferdinan dkk dihadapkan dengan Irak dan laga berjalan cukup sengit.
Salah satu yang jadi sorotan adalah gol tim Singa Mesopotamia yang berbau offside di laga tersebut.
Menurut Shin Tae-yong gol kedua Irak lewat Osama Rashid seharusnya tidak disahkan oleh wasit.
Dia juga menyesalkan ada beberapa kamera VAR tapi tidak bisa mendeteksi gol tersebut.
Gol ini jadi kerugian besar bagi skuad Garuda karena mereka dalam posisi untuk mengejar ketertinggalan.
“Saya masih berpikir bahwa gol kedua adalah offside.”
“Sebagai contoh, ada 10 kamera yang bekerja dan sembilan di antaranya mengatakan itu offside. Tetapi saya tidak mengerti bagaimana satu kamera mengatakan itu offside padahal tidak.”
“Tidak mungkin defleksi itu bisa terjadi jika bola tidak mengenai kaki lawan.”
Pelatih berusia 53 tahun ini cukup terkejut dengan reaksi pemainnya setelah kebobolan dua gol.
Skuad Garuda sangat bersemangat dan berjuang keras untuk menyamakan kedudukan.
Hasilnya, laga berakhir dengan skor 3-1 dan mereka kalah di laga perdana fase grup.
Namun, mental pemain cukup tangguh dan mereka tidak gentar menghadapi lawan yang lebih kuat.
Pola pikir pantang menyerah ini jadi modal penting untuk Indonesia untuk turnamen-turnamen selanjutnya.
“Namun para pemain tidak menyerah. Saya melihat sisi positif dari tim kami, para pemain bermain dengan baik melawan tim yang jauh lebih baik dari kami.”
“Di masa lalu, setelah gol seperti itu, akan mudah untuk menyerah dan berpikir, ‘Kami tidak akan berhasil’.”
“Sekarang kami berpikir bahwa kami harus melangkah lebih jauh. Perubahan pola pikir ini sangat positif.”
“Kami memiliki pola pikir bahwa kami bisa melangkah lebih tinggi lagi,” pungkasnya.