SCORE.CO.ID – Barcelona saat ini telah menjadi sorotan dunia sepak bola setelah Xavi Hernandez mengumumkan keputusannya untuk mengundurkan diri sebagai pelatih klub tersebut di akhir musim.
Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, termasuk mantan pelatih Barcelona, Ronald Koeman, namun dia juga mengungkapkan bahwa dirinya memahami keputusan Xavi tersebut.
Xavi Sang Legendaris Barca yang Tidak Lagi Optimis
Xavi, yang merupakan salah satu ikon Barcelona dan pemain yang sangat dihormati, mengalami kesulitan besar dalam membawa Barcelona meraih kesuksesan di musim ini.
Meskipun Xavi berhasil memenangkan LaLiga dan Piala Super Spanyol pada tahun 2023, musim ini Barcelona mengalami berbagai kesulitan dan kegagalan.
Barcelona, yang dipimpin oleh Robert Lewandowski, mengalami kesulitan bersaing di LaLiga dan tercecer delapan poin di belakang rival mereka, Real Madrid.
Selain itu, Barcelona juga tersingkir dari Copa del Rey pada perempat final dan kalah telak dari Madrid dalam pertandingan final Piala Super Spanyol. Target untuk menjadi juara Liga Champions juga tampak tidak realistis.
Kerap Dipandang Sebelah Mata, Ronald Koeman Pernah Merasakan Hal yang Dirasakan Xavi
Selain kegagalan dalam meraih prestasi, Xavi juga merasakan ketidaknyamanan dan kurangnya penghargaan terhadap karya dan usahanya sebagai pelatih Barcelona.
Mantan gelandang Spanyol ini mengungkapkan bahwa menjadi pelatih Barcelona tidak memberikan kepuasan yang sama seperti ketika ia masih menjadi pemain. Ia mengaku bahwa pekerjaan sebagai pelatih sangat sulit dan penuh tekanan.
Ronald Koeman, sang mantan pelatih Barcelona yang digantikan oleh Xavi pun angkat bicara dan juga sekaligus menceritakan pengalaman melatih Barcelona
Ia memahami betul tantangan dan tekanan yang dihadapi Xavi. Koeman mengungkapkan bahwa politik di dalam klub membuat pekerjaan sebagai pelatih semakin sulit.
Xavi Pasti Lebih Nyaman Saat Menjadi Pemain
Bahkan Koeman juga turut mengakui bahwa dia sendiri merasakan tekanan dan stres yang besar ketika masih menjabat sebagai pelatih Barcelona.
Koeman berbagi pengalamannya, “Jauh lebih menyenangkan menjadi seorang pemain Barcelona daripada menjadi pelatihnya. Saya dulu menderita karena tekanan dan stres. Sungguh pekerjaan yang berat sepanjang hidup.”
Koeman meyakini bahwa apa yang pernah dialaminya tidaklah berbeda dengan apa yang sedang dialami Xavi.
Xavi sebagai seorang pemain Barcelona juga telah menyadari bahwa menjadi seorang pemain jauh lebih menyenangkan dan indah daripada menjadi pelatih tim Barcelona ini.
Antara Prestasi dan Politik Internal Klub
Koeman juga menyoroti masalah politik di klub yang menjadi salah satu faktor penyebab stres bagi pelatih.
Ia berpendapat bahwa pimpinan klub harus memastikan bahwa pelatih dapat berfungsi dengan baik dan mendapatkan dukungan yang cukup.
Sebagai seorang pelatih, Koeman mengakui bahwa dirinya pernah merasakan tekanan dan stres yang cukup besar, terutama ketika hasil pertandingan tidak sesuai harapan dan tanggung jawabnya sebagai pelatih disorot oleh media.
Dalam mengomentari pengunduran diri Xavi, Koeman menyatakan pengertiannya. Ia mengatakan, “Saya sungguh memahami Xavi. Dia telah menyadari bahwa menjadi pelatih di Barcelona adalah tugas yang berat. Selama ini dia selalu dipuji, namun sekarang dia juga melihat sisi lainnya. Media siap menyerang Anda, dan situasi politik di klub juga tidak menyenangkan.”