Score – Denmark memimpin perolehan gelar di sektor tunggal putra pada BWF World Tour musim 2024 setelah dua gelar juara yang diraih oleh Anders Antonsen.
Saat semua mata tertuju kepada Viktor Axelsen, jagoan lain dari Negeri Skandinavia yang sempat menghilang akhirnya kembali unjuk gigi.
Antonsen merebut dua gelar dalam dua turnamen pertama yang diikutinya pada tahun ini yaitu Malaysia Open 2024 dan Indonesia Masters 2024.
Setelah dilanda cedera dalam dua tahun terakhir hingga lebih sering nongol sebagai kreator konten daripada bertanding, Antonsen menemukan sentuhannya kembali.
Antonsen terlihat bugar dengan pergerakan yang aktif ditambah dengan pemilihan pukulan yang cerdik untuk mengeksploitasi celah lawannya.
Pada akhirnya, sepuluh pertandingan berhasil dilalui Antonsen tanpa kekalahan.
Pemain-pemain peringkat 10 besar dunia seperti Shi Yu Qi (China), Kodai Naraoka (Jepang), Prannoy H. S. (India), dan Juara Dunia Kunlavut Vitidsarn (Thailand) turut menjadi korbannya.
Terkini, Antonsen menggagalkan dongeng pemain kuda hitam, Brian Yang, dalam final Indonesia Masters 2024 yang dihelat di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (28/1/2024).
Dipaksa bertanding hingga rubber game dan hampir tersusul ketika sudah mencetak match point di 20-14, Antonsen dapat menghentikan kebangkitan lawannya untuk kembali merengkuh gelar.
“Saya sangat ketakutan untuk kalah di gim ketiga, lalu tiba-tiba saya mulai merangkak kembali ke sana,” ujar Antonsen, dilansir dari BWFBadminton.com.
“Mendapatkan poin terakhir memberikan kelegaan besar,” ucapnya merujuk permainan agresif di reli terakhir yang akhirnya membuahkan poin kemenangan.
“Saya sudah berada di mode panik sejujurnya dan itu tidak bagus. Saya mulai menyerang secara sembrono dan berhenti mengikuti strategi saya.”
“Saya harus belajar dari sana.”
Dibandingkan Axelsen yang masih belum tergusur dari takhta raja bulu tangkis dalam tiga tahun terakhir, Antonsen tertinggal dalam aspek konsistensi.
Axelsen mampu memaksimalkan penampilannya di sebuah turnamen yang jarang-jarang.
Sangat memprioritaskan kesehatan, Juara Olimpiade ini memang tak segan untuk mengundurkan diri di tengah jadwal turnamen yang padat.
Meski begitu, dalam 13 turnamen individu terakhir yang diikuti, Axelsen mampu menjuarai enam ajang dan hanya dua kali tersingkir di babak-babak awal karena kalah dalam pertandingan.
Adapun Antonsen masih sering mengalami kekalahan prematur.
Mengikuti 20 turnamen individu dalam rentang waktu yang sama, mantan pemain peringkat dua dunia ini gagal mencapai babak delapan besar sebanyak 13 kali.
Alhasil, awalan yang kuat pada tahun ini menjadi dorongan bagi Antonsen untuk melanjutkan momentum bagusnya menuju destinasi utama yaitu Olimpiade Paris 2024.
Dalam debutnya di Pesta Olahraga Sedunia pada edisi Tokyo 2020, Antonsen tersingkir di babak delapan besar.
Antonsen dikalahkan wakil Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, dengan skor 18-21, 21-15, 18-21. Ginting sendiri masih menjadi rival yang sulit bagi Antonsen.
Meski begitu, hasil tiga tahun lalu tentu tidak lagi relevan.
Indonesia perlu mewaspadai Denmark sebagai rival kuat di tunggal putra. Lebih-lebih ketika performa Ginting dan Jonatan Christie masih angin-anginan.
Kebangkitan Antonsen membuat Denmark memiliki dua amunisi potensial di tunggal putra untuk mengejar medali emas ketiga mereka dari bulu tangkis di Olimpiade.
Lagi-lagi, lebih dari sekadar Axelsen, Antonsen juga bermimpi untuk menciptakan legasi bagi dirinya sendiri.
Meski demikian, saat ditanya soal ambisi untuk melampaui rekan kompatriot yang berstatus juara bertahan di Olimpiade Paris, dia tak ingin berbicara terlalu jauh.
“Saya sangat senang sekali. Saya tidak mau memikirkan apa pun sekarang. Saya hanya mau recovery (memulihkan kondisi) karena merasa sangat lelah.”
“Menghadapi Olimpiade Paris 2024 saya berupaya untuk terus mengumpulkan poin dan belajar dari kesalahan,” tandas juara Indonesia Masters dua kali ini.