Crediknya Chelsea, Transfer Besar-besaran tapi Tak Langgar Aturan Financial Fair Play

2155872718 SCORE.CO.ID

Score – Chelsea jadi klub paling boros dalam bursa transfer Liga Inggris musim 2023-2024. The Blues bahkan memecahkan rekor transfer paling mahal dalam sejarah liga dengan mendatangkan Moses Caicedo dengan nilai 115 juta poundsterling atau setara Rp2,2 triliun.

Rekor transfer termahal Moises Caicedo mengalahkan rekor yang dipegang Enzo Fernandez yang juga didatangkan Chelsea dari Benfica. Gelandang tengah berkebangsaan Argentina tersebut hanya memegang rekor transfer Inggris selama enam bulan setelah kepindahannya senilai 106 juta Poundsterling atau sekira Rp2,1 triliun ke Stamford Bridge.

Liverpool harus gigit jari karena agresivitas Chelsea di bursa transfer. The Reds tampaknya terpaksa kehilangan target lini tengah sekunder mereka setelah Romeo Lavia dari Southampton juga lebih memilih Chelsea dalam kesepakatan senilai 50 juta Poundsterling atau sekira Rp969 miliar. Secara keseluruhan, angkanya bahkan lebih mencengangkan, Lavia akan membawa total komitmen biaya transfer melampaui batas 900 juta poundsterling atau sekira Rp1,9 triliun.

ADVERTISEMENT

Catatan tersebut menunjukan bahwa pemilik Chelsea , Tod Boehly dan Clearlake, telah menginvestasikan lebih dari 300 juta poundsterling atau sekira Rp5,8 triliun dalam bursa transfer hanya untuk gelandang tengah pada tahun 2023, termasuk dengan kesepakatan untuk Lesley Ugochukwu dan Andrey Santos.

Dengan borosnya Chelsea di bursa transfer, sejumlah klub Liga Inggris melayangkan protes terhadap Premier League. Bos Liverpool, John Henry dikabarkan terbang ke Inggris untuk berbicara langsung dengan badan pelaksana Liga Inggris tersebut.

Dalam laporan tersebut, Liverpool mengatakan total 800 juta poundsterling atau sekira Rp15 triliun yang dikeluarkan Chelsea di tiga bursa transfer berpotensi melanggar aturan Financial Fair Play (FFP).

Chelsea membantah melakukan pelanggaran FFP dalam bursa transfer Liga Inggris musim 2023-2024. Pasalnya, The Blues juga menjadi salah satu klub dengan penjualan pemain paling banyak. Terhitung The Blues menjual sekira 11 pemain pada bursa transfer musim panas 2023.

Baca Juga  Upaya BRI meningkatkan daya saing UMKM

Boehly dan Clearlake mendapatkan lebih dari 250 juta poundsterling atau sekira Rp4,8 triliun dari penjualan pemain dalam tiga jendela transfer terakhir. Sekira 200 juta poundsterling atau sekira Rp3,9 triliun dari total tersebut diperoleh musim panas ini, terutama melalui kepindahan Kai Havertz ke Arsenal, Mason Mount ke Manchester United, Mateo Kovacic ke Manchester City, serta Kalidou Koulibaly dan Edouard Mendy ke klub Saudi Pro League.

Kendati angka tersebut masih jauh dari seimbang jika dibandingkan dengan pengeluaran Chelsea untuk biaya transfer, tetapi dalam peraturan FFP, biaya transfer dari penjualan pemain dicatat secara penuh dalam buku akuntansi dan dikurangi dengan biaya amortisasi (proses penyebaran biaya transfer selama masa kontrak pemain untuk tujuan akuntansi).

Sebagian besar pemain yang dijual Chelsea pada bursa transfer ini telah berada di klub cukup lama sehingga memiliki nilai buku yang relatif kecil (seperti Havertz, Kovacic, dan Christian Pulisic) atau merupakan lulusan akademi Cobham (seperti Mount dan Ruben Loftus-Cheek), yang mewakili keuntungan murni saat dijual.

Havertz, Mount, dan Kovacic sendiri memberikan keuntungan akuntansi (di atas kertas) hampir 100 juta poundsterling (sekira Rp2 triliun) bagi Chelsea . Dalam teori, skema tersebut dapat mendanai hingga 500 juta poundsterling (sekira Rp5 triliun) biaya transfer yang diamortisasi selama kontrak lima tahun, tanpa membuat klub masuk dalam kategori keuangan merah dalam perdagangan pemain di buku laporan. Akan tetapi, hal tersebut juga berarti pendapatan Chelsea harus terus masuk selama lima tahun untuk dapat terus ‘membayar’ biaya transfer masuk.

Perkiraan pengeluaran amortisasi Chelsea dalam tiga jendela terakhir di bawah Boehly dan Clearlake, menggunakan angka transfer awal yang dilaporkan oleh The Athletic, mencapai 157,2 juta poundsterling (sekira Rp3,6 triliun). Angka tersebut diimbangi oleh keuntungan akuntansi dari penjualan pemain sebesar 149,6 juta poundsterling (sekira Rp2,9 triliun) dalam periode yang sama.***