Score – Mendapatkan pembalap sekaliber Marc Marquez bak durian runtuh bagi Gresini yang merupakan tim indenpenden di MotoGP.
Kapan lagi, seorang juara dunia delapan kali mau meninggalkan (bukan dilepas) tim pabrikan dan bersedia menerima dukungan apa adanya di tim satelit.
Namun, dinamika yang sedang terjadi di MotoGP membuka peluang bagi skenario yang dahulu tidak terlihat masuk akal ini.
Di Gresini, Marquez akan menerima motor lama, tepatnya Ducati Desmosedici GP23 yang musim lalu menghasilkan 13 kemenangan dan gelar juara dunia melalui Francesco Bagnaia.
Statistik itu barangkali kurang lengkap jika tidak melihat rekam jejak pembalap motor lama Ducati yang selalu finis di tiga besar klasemen akhir dalam dua musim terakhir.
Kemenangan? Saat Marquez sama sekali gagal melakukannya sejak musim 2022, ada tiga rider motor ‘kelas B’ Ducati yang mengumpulkan total 8 kemenangan di balapan utama.
Alhasil, tak harus pandai matematika untuk paham bahwa talenta besar Marquez ditambah motor Ducati yang kompetitif sama dengan potensi yang menjanjikan.
Nadia Padovani pun percaya Marquez bisa terlibat dari persaingan gelar juara, sesuatu yang belum pernah dirasakan timnya lagi sejak Sete Gibernau pada musim 2004.
Keyakinan ini diungkapkannya dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport yang dilansir dari Motorionline. Untuk sementara, inilah ekspektasi istri mendiang Fausto Gresini.
“Untuk menjadi juara, saya tidak tahu, tapi untuk bersaing dalam perebutan gelar juara, ya, saya mengharapakannya dari seseorang seperti dia,” ujar Padovani.
Padovani makin semringah karena hasil positif yang didapat Marquez dalam tes pasca-musim yang dihelat di Valencia, Spanyol, pada akhir November lalu.
Baru pertama kali menjajal motor Ducati setelah hampir 1 dekade menunggangi Honda, Si Semut dari Cervera langsung nge-gas dan sempat memuncaki catatan waktu lap terbaik.
Senyuman yang ditunjukkan Marquez setelah putaran pertamanya dengan motor Ducati membuat Padovani yakin bahwa pencapaian tinggi menanti timnya musim ini.
Meski begitu, seperti yang dikatakan Padovani, peluang Marquez untuk menjadi juara dunia lagi belum bisa diukur saat ini.
Marquez akan melawan pembalap lain yang tak kalah lapar, lebih muda, dan terutama memakai motor dari pabrikan yang sama.
Sorotan mata Padovani tertuju kepada pembalap tiga besar musim lalu yaitu Francesco Bagnaia (Ducati), Jorge Martin (Pramac), dan Marco Bezzecchi (VR46).
“Sudah jelas Bagnaia adalah pembalap yang sangat kuat, dia memiliki kendali besar dengan motornya dan telah berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir.”
“Martin adalah pembalap yang berada di level itu dan dia mengendarai motor Ducati dengan cara yang spektakuler.”
“Bezzecchi juga berkembang dengan baik dan cepat.”
“Jadi saya akan bilang bahwa belum benar-benar terlihat jelas apakah kami akan menjadi juara, tetapi kami akan mencobanya.”
Nama pembalap pertama dan terakhir makin menarik karena latar belakang mereka sebagai anak didik Valentino Rossi, musuh bebuyutan Marquez.
Sejumlah momen panas sudah terlihat seperti serangan mental Marquez terhadap Bagnaia dengan aksi towing hingga senggolan dengan Bezzecchi dalam lomba.
Sementara dengan Martin, hubungan Marquez akhir-akhir ini lebih adem walau dulu sering dikritik oleh Martinator karena manuver yang dianggap berlebihan.
Apapun itu, Gresini siap membantu Marquez untuk mengeluarkan seluruh kemampuannya di lintasan pada MotoGP 2024.
“Tekanan? Kami akan mencoba untuk memberikan lebih banyak, ini akan menjadi jalan bagi kami untuk berkembang lebih jauh, tetapi tidak ada tekanan lebih besar.”
“Kami harus selalu bekerja dengan baik, orang-orang di dalam tim kami semuanya profesional yang hebat. Hari ini kami berada di level tim pabrikan,” ucap Padovani dengan yakin.