Score – Pesta Olahraga Asia Tenggara ( SEA Games ) sudah di depan mata, ironinya sejumlah atlet Indonesia masih dilanda dilema akibat minimnya dukungan dari pemerintah.
Sutjiati Narendra salah satunya, atlet muda yang menggeluti cabang olahraga senam ritmik atau rhythmic gymnastics ini mengaku kecewa lantaran impiannya melaju ke ajang olahraga bergengsi SEA Games 2022 terancam kandas.
Dia bersama rekan-rekannya harus menelan pil pahit karena pemerintah tak mampu memberangkatkan tim senam ritmik ke SEA Games akibat keterbatasan biaya.
ADVERTISEMENT
“Yes (tidak diberangkatkan pemerintah), karena i’ve heard that very bad news that ya karena nggak ada dana om, pemerintah kita,” katanya.
Selain itu, gadis blaster keturunan Indonesia-Amerika ini menuturkan faktor ketidakhadiran pemerintah dalam mendukung Timnas senam ritmik karena cabor tersebut tidak berpeluang besar menggondol medali emas.
“Ada sih ada dana, tapi they prioritizing (mereka lebih memprioritaskan) atlet yang bisa membawa medali emas,” ujarnya.
“I can’t promise gold, I mean it’s sport we don’t know unpredictable (Saya tidak bisa menjanjikan emas, maksud saya itu olahraga yang tidak kita ketahui tidak dapat diprediksi),” ujarnya.
Meski memahami kondisi ekonomi negara, akan tetapi rasa frustrasi tak dapat disembunyikan oleh Sutjiati sebab tak ada proses yang instan dalam meraih prestasi.
Jangankan mempersembahkan medali, untuk unjuk gigi di pertandingan olahraga besar seperti SEA Games pun Sutjiati belum mengantongi izin dari pemerintah.
“Karena make sense, Sutji saja belum pernah ikut SEA Games but should we based it from that (tapi haruskah kita mendasarkannya dari itu)? karena diminta prestasi but I haven’t even been given that opportunity (tapi aku bahkan belum diberi kesempatan itu),” tutur dia.
Dilema yang harus Sutjiati hadapi ini dia paparkan saat menjadi bintang tamu di kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Kamis, 15 April 2022.
Sutjiati Narendra sendiri diketahui sudah pernah menunjukkan prestasinya di ajang olahraga nasional PON 2021 lalu.
“Kemarin habis PON Papua dapat dua emas dan satu perak,” ucap Sutjiati.
Di usia 18 tahun yang merupakan ‘golden age‘ bagi seorang atlet senam ritmik , Sutjiati berharap dirinya bisa membawa nama baik Indonesia meski sejatinya dia bisa saja memilih untuk membela tanah kelahiran sang ibu, Amerika Serikat.
“Sebenarnya Sutji pengen bawa nama Indonesia om, ya menang nggak menang namanya juga olahraga,” tuturnya.***