Score – Massimiliano Allegri dan skor 1-0 sepertinya makin sulit untuk dipisahkan melihat hasil-hasil yang diperoleh Juventus.
Terbaru, I Bianconeri memetik margin kemenangan minimal yang dibutuhkan saat menjamu Napoli pada pembuka agenda pekan ke-15 Liga Italia, Jumat (8/12/2023).
Gol tunggal bek Federico Gatti cukup memberikan tripoin ke-11 bagi Si Nyonya Tua di Serie A musim ini.
Juventus juga menggeser Inter Milan untuk menduduki singgasana sementara.
Inter baru akan melakoni duel pekan ini dengan menjamu Udinese sehari kemudian.
Fakta menarik, hasil atas Napoli meneruskan tren Massimiliano Allegri yang doyan menang minimalis bareng Juventus.
Tak perlu memukul lawan dengan skor bombastis, hasil mayoritas 1-0 sudah cukup melontarkan mereka ke posisi teratas.
Musim ini saja Juventus sudah 5 kali menang dengan skor 1-0 di liga.
Sebelum Napoli, korban Dusan Vlahovic dkk yang tumbang satu gol tanpa balas ialah Lecce, AC Milan, Verona, dan Fiorentina.
Sisanya kemenangan margin tipis 2-1 atas Monza dan Cagliari, 2-0 saat melawan Empoli dan Torino, 3-1 versus Lazio, dan paling telak 3-0 di kandang Udinese.
Kalau catatannya diperluas, citra Allegri sebagai Mister 1-0 bakal semakin identik.
Masa baktinya terhampar dalam dua periode, yakni pada 2014-2019 dan yang kedua sejak 2021.
Dari jumlah partai tersebut, Allegri membukukan genap 260 kemenangan.
Nah, dari total kemenangan yang diperoleh, sebanyak 65 di antaranya berakhir dengan skor 1-0.
Frekuensinya terhitung tinggi karena mencakup 25 persen dari total keberhasilannya memukul lawan.
Kalau melihat tren tersebut, bukan tak mungkin kebiasaan menang minimalis dapat mengantar Juventus ke tangga scudetto.
Di Italia sudah melekat erat premis bahwa tim juara biasanya adalah yang memiliki pertahanan terkuat.
Tak peduli hanya mencetak satu gol, kalau gawang tidak kebobolan, maka itu memperbesar peluang tim memenangi pertandingan.
Ihwal premis ini, Allegri bisa meniru jejak AC Milan ketika memenangi Liga Italia 1993-1994 dengan banyak skor minimalis.
Ketika itu I Rossoneri banyak dibilang memenangi scudetto paling membosankan dalam sejarah Serie A.
Bagaimana tidak? Sang juara finis di posisi teratas dengan hanya mencetak 36 gol dari 34 partai semusim.
Dengan rasio cuma 1,06 butir per laga, publik yang menanti banyaknya aksi menghibur lewat hujan gol di partai Milan bakal gigit jari.
Produktivitas total mereka hanya unggul satu gol di atas tim yang terdegradasi, Udinese dan Atalanta (35)!
Franco Baresi dkk melalui 9 partai dengan skor 1-0 dari total 19 kemenangan.
Margin terbesar mereka hanya menang 2-0 yang terjadi dalam 4 kesempatan.
Namun, armada Fabio Capello mengompensasi ketumpulan tersebut dengan pertahanan berlapis bak granit.
Trio Baresi, Paolo Maldini, dan Alessandro Costacurta di lini belakang dilindungi secara apik oleh Marcel Desailly sebagai jangkar.
Kolaborasi tangguh itu membuat Milan hanya kemasukan 15 gol sepanjang musim.
Modal ketangguhan tim diakui Allegri berandil krusial dalam kesuksesan menembus puncak klasemen.
Misi merebut gelar yang hilang sejak 2020 bukan lagi sesuatu yang jauh dari jangkauan.
“Pada momen-momen sulit, tim berubah menjadi sebuah blok batu granit,” ujar Allegri kepada DAZN.
“Di ruang ganti, kami bahkan membicarakan bahwa kami memiliki ambisi untuk memenangi scudetto, tapi Anda harus mendapatkan hasil.”
“Tak ada gunanya membahas apa yang akan terjadi, kami harus fokus pada apa yang sedang dihadapi,” imbuh eks pelatih AC Milan.