Score – Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kemenpora siap mendorong pengembangan permainan esport yang dikembangkan oleh pengembang lokal sebagai upaya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dilansir dari keterangan resmi, Sabtu, Kemenpora juga menggelar acara kick-off Pekan Permainan dan Esport Nasional (Pepernas) di Wisma Kemenpora Jakarta.
“Kegiatan ini memiliki tujuan salah satunya untuk mengumpulkan anak-anak muda untuk mengembangkan bakat minat mereka khususnya di bidang esport dan kami dari LPDUK perwakilan dari Kemenpora mendukung tumbuh berkembangnya game lokal, karena ini juga untuk menyambut Perpres (tentang pengembangan Esports di Indonesia) yang mudah-mudahan dalam waktu dekat ini segera ditandatangani oleh Presiden,” kata Plt. Kasubdiv Pendanaan Keolahragaan LPDUK Kemenpora, M. Malikul Lubby usai acara talkshow rangkaian kick-off Pepernas di Wisma Kemenpora.
Kick-off Pepernas secara resmi akan dilakukan oleh Menpora Dito Ariotedjo pada Minggu (10/12). Sebagai rangkaian acara kick-off, dilakukan sejumlah kegiatan sejak Sabtu (9/12), seperti talkshow, pameran sejumlah game esport produksi anak negeri, dan persiapan kompetisi mini game.
LPDUK sebagai lembaga yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dana dan usaha keolahragaan, mewakili Kemenpora mendukung tumbuh berkembangnya game lokal bersama para developernya agar lebih dikenal luas khususnya oleh masyarakat Indonesia, sehingga dapat menumbuhkan ekonomi kreatif nasional. Lubby juga berharap dengan adanya rangkaian kick off Pepernas ini, dapat mengejar ketertinggalan game lokal dari para kompetitor game luar negeri.
“Pepernas juga nantinya akan diperkenalkan ke kota-kota besar yang ada di Indonesia dan mudah-mudahan game lokal ini segera dikenal dan meluas di kalangan pemuda saat ini. Kegiatan ini mudah-mudahan diminati nantinya dan bisa mendukung tumbuhnya game lokal untuk mengejar ketertinggalan dan gempuran-gempuran dari game produksi luar negeri yang sudah terlebih dahulu besar,” ujarnya.
Beberapa permainan esport yang dikembangkan oleh pengembang anak negeri yang turut serta dalam kick Off Pepernas di antaranya Lokapala, Battle of Guardian, Wardeka Battleground, Ghost Parade dan Evermore Knights.
CEO Miracle Gate Entertainmen Orlando Nandito Nehemia yang menjadi developer Battle of Guardian menyatakan sangat berterima kasih kepada pihak LPDUK Kemenpora yang telah membantu memfasilitasi terselenggaranya Pepernas.
“Kami sangat berterima kasih sekali dengan program yang dijalankan ke depan akan sangat membantu pengembang lokal untuk bisa berkembang lebih cepat dan lebih baik. Yang dulu biasanya sebagai pengembang harus bikin eventnya, harus memotivasi gamers di Tanah Air, dan semuanya harus dikerjakan sendiri. Namun dengan bantuan LPDUK Kemenpora tugas tersebut menjadi lebih ringan. Pengembang sekarang develop product. Dengan adanya dukungan ini sangat membantu developer lokal agar game-nya lebih dinenal secara luas, tidak hanya di Indonesia tapi di luar negeri,” kata Orlando.
Hal yang sama diungkapkan oleh Ivan Chen, CEO Anantarupa Studio yang menjadi developer game lokal Lokapala. Menurut Ivan developer game lokal sangat berterima kasih kepada LPDUK Kemenpora yang telah memperkenalkan game-game esport lokal lewat Pepernas.
“Kami berterima kasih banget kepada LPDUK Kemenpora yang mendukung program untuk memperkenalkan berbagai game lokal kita ke masyarakat. Harapan saya program ini bisa berjalan terus dan bisa digunakan dan dimanfaatkan sebaik baiknya,” kata CEO Anantarupa Studio, developer Lokapala Ivan Chen.
Menurutnya, wadah dan dukungan yang diberikan LPDUK dan Kemenpora untuk mendukung perkembangan game lokal dapat mendorong pertumbuhan ekonomi baru (ekonomi kreatif) di Indonesia.
“Game itu sangat luas tidak semua game itu setara. Mungkin anak mahasiswa atau yang baru belajar bisa bikin game tetapi nilai jualnya berbeda. Nah kalau game yang memiliki nilai tinggi itu kalau di aplikasi Play Store ada dalam 10 daftar pertama. Dan itu dibuat dari budget 100 miliar sampai satu setengah triliun jadi itu sangat besar itu, challenge tersendiri untuk game developer di Indonesia karena saat ini akses pembiayaannya belum ada atau belum tersedia,” jelas Ivan.
Ivan mencontohkan, di luar negeri Grand Theft Auto 4 itu pembuatannya sekitar 4,5 triliun dan break even pointnya hanya sekitar 8 jam. “”Sekarang kalau bisa dilihat pendapatan grand theft auto dari satu game sekitar 120 triliun, jadi ini bisa jadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia,” tegas Ivan.