Score – Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Prof Tjandra Yoga Aditama meminta semua pihak waspadadampak buruk El Nino yang berpotensi menyebabkan malnutrisi pada masyarakat, imbas dari ketahanan pangan yang terganggu.
“BMKG memprakirakan puncak fenomena El Nino di negara kita akan terjadi pada Agustus hingga September 2023. Jadi akan bermula dalam beberapa hari lagi,” kata Prof Tjandra di Jakarta, Minggu.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), lanjutnya, ada 10 dampak El Nino yang perlu diwaspadai bagi kesehatan. Selain malnutrisi, menurunnya sanitasi yang higienis dan perubahan pola hidup bisa mengakibatkan peningkatan kejadian penyakit menular.
Dampak lainnya pada kesehatan adalah ada peningkatan penyakit yang berhubungan dengan air (water borne disease)yang terjadi akibat keterbatasan ketersediaan air dan sanitasi.
Kemudian, El Nino bisa menyebabkan penurunan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan dan disrupsi pelayanan kesehatan, baik karena cuaca panas danbencana alam.
Dampak ikutan lainnya, kata dia, terjadi penyakit paru dan saluran nafas meningkat akibat polusi udara yang makin memburuk. Belum lagi, ada potensi timbul penyakit akibat cuaca panas (heat stress).
“Dampak ketujuh adalah dampak psikososial dan kejiwaan. Kedelapan adalah peningkatan penyakit tular vektor (vector borne diseases) karena perubahan pola hidup vektor seperti nyamuk, tikus, dan lain-lain dengan segala dampaknya,” ucap Prof Tjandra.
Selain itu, kata dia, terjadi bencana alam yang dapat mengakibatkan orang mengungsi dengan berbagai akibatnya. Terakhir, adanya dampak langsung berupa kecederaan dan bahkan kematian akibat cuaca ekstrem dan bencana yang terjadi.
“Karena kini sudah mendekati akhir Juli maka pemerintah dan kita semua perlu mengantisipasi potensi berbagai bahaya kesehatan akibat El Nino padaAgustus dan September ini,” kata Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara tersebut.