Score – Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta menilaimasyarakat punya andil dalam menjaga kualitas air di Jakarta, salah satunya dengan tidak membuang sampah dan limbah ke sungai.
“Masyarakat bisa ikut berpartisipasi menjaga kualitas air dengan tidak membuang sampah atau limbah langsung ke sungai. Jadi misalnya harus ada proses di tangki septik dulu, baru ke sungai,” kata Ketua Subkelompok Perencanaan Pengendalian Banjir dan Drainase Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta Maman Supratman dalam diskusi “Kenali Lebih Dekat Pengelolaan Sumber Daya Air Hulu ke Hilir” di kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta, Rabu.
Menurut Maman, saat ini kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah dan limbah ke sungai masih perlu ditingkatkan karena masih banyak ditemukan beragam jenis sampah dan limbah di sungai, mulai dari plastik, kayu, bahkan furnitur.
Padahal, kata dia, sungai yang ada di Jakarta seharusnya dapat menjadi infrastruktur yang bisa dinikmati masyarakat untuk kegiatan sehari-hari.
“Kalau kita lihat negara maju misalnya Singapura dan negara-negara di Eropa, sungai itu jadi infrastruktur yang bisa dinikmati masyarakat. Masyarakat bisa bertransportasi melalui sungai, bahkan bersantai sambil ngopi di pinggir sungai,” imbuh Maman.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menurut Maman, telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kualitas air di Jakarta.
Ia memberikan contoh, di sungai terdapat sistem pengolahan domestik berupa ruang limpah yang memungkinkan air limbah dari sekitar sungai dapat diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan dan ditampung di waduk.
Kemudian, di waduk juga terjadi proses alamiah yang dapat meningkatkan kualitas air.
Saat ini, DKI Jakarta memiliki tiga ruang limpah sungai yakni di Lebak Bulus dan Brigif, Jakarta Selatan, serta di Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
“Untuk konsep ruang limpah sungai ini tidak akan hanya tiga, tapi kita akan tetap lanjutkan dan ini jadi agenda strategis ke depan,” ujar Maman.