Score – Pemandangan aneh terlihat pada duet Tan/Thinaah saat berlaga pada ajang bertaraf BWF World Tour Super 750 pekan lalu.
Kekalahan mereka di babak 32 besar dari unggulan Korea Selatan, Jeong Na-eun/Kim Hye-jeong, ternyata masih dibahas oleh publik Negeri Jiran sendiri.
Bukan karena kekalahan tiga gim dengan skor 11-21, 21-15, 20-22 yang membuat laga tersebut masih diperbincangkan.
Melainkan karena cara komunikasi Tan dan Thinaah yang sangat minim.
Terutama setelah jeda interval pada gim pertama.
Sejak tertinggal 8-11, entah apa yang terjadi pada mereka, Tan/Thinaah hanya bermain bertahan dengan lob-lob panjang dan berujung eror.
Mereka pun sempat saling menunjukkan gesture kesal sendiri saat terjadi kesalahan sepele.
Mereka pun juga tidak lagi saling tos-tosan atau berbincang.
Hasrat untuk memenangi laga yang berlangsung di Shenzhen Bay Gymnasium, China, itu pun juga tidak terlihat meski pada gim kedua mereka sempat unggul jauh dan merebut gim tersebut.
Malah setiap dapat poin, mereka sudah tak lagi saling tos dan memberikan shuttlecock dengan cara melempar.
Perubahan drastis yang terlihat ini hampir mirip dengan apa yang pernah terjadi pada duet ganda putra Indonesia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Seperti diketahui, Pram/Yere sempat diam-diaman saat bermain di beberapa turnamen mereka, tetapi kini duet mereka sudah mulai kembali menampakkan chemistry lagi.
Tentang komunikasi yang minim dari Tan/Thinaah, Rexy Mainaky selaku Direktur Kepelatihan Ganda BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia), mengatakan bahwa mungkin memang sedang ada masalah komunikasi di antara keduanya.
“Mungkin saja mereka memang ada ketidaksepahaman, tapi saya harus berbicara dulu dengan pelatih Hoon (Thien How) untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.”
“Mereka belum kembali dari China. Tapi jika bertanya pada saya, saya merasa itu bukan masalah besar. Itu hal normal,” tandas peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 itu.
Rexy mengira itu bukan masalah besar sebab Tan/Thinaah pernah mengalami hal-hal yang tak sepaham sebelumnya.
Dan saat itu mereka juga berhasil mengatasinya.
“Pearly dan Thinaah sempat punya masalah juga sebelumnya di masa lalu, tetapi berhasil mengatasinya dengan baik,” ujar Rexy.
“Jadi itu bukan masalah besar.”
Diam-diaman antara Tan dan Thinaah juga bersamaan dengan hasil performa mereka di beberapa turnamen yang menurun drastis.
Sejak Asian Games 2022, mereka sering menderita kekalahan early exit alias tersingkir di babak-babak awal.
Namun demikian, Rexy menegaskan bahwa ia dan tim pelatih tidak akan memisahkan Tan/Thinaah seperti kasus ganda putra Malaysia Goh Sze Fei/Nur Izzuddin yang sempat mengaku mengalami masalah saling tak percaya satu sama lain.
“Ini tidak sama dengan kasus Goh/Nur. Kalau mereka kan memiliki tujuan berbeda dan meminta dipisah tapi setelah itu mereka sadar bahwa mereka salah dan kembali berduet,” tutur Rexy.
“Saya tidak ingin membuat asumsi apapun tentang Tan/Thinaah tapi yang jelas saya akan bicara dulu dengan mereka,” lanjutnya.