Gaji Joey Pelupessy di Liga Belanda: Intip Nilai Kontrak Pemain Diaspora

Bocoran Rincian Gaji Gelandang Keturunan di Liga Belanda

Gaji Joey Pelupessy di Liga Belanda Intip Nilai Kontrak Pemain Diaspora
Gaji Joey Pelupessy di Liga Belanda Intip Nilai Kontrak Pemain Diaspora

Gaji Joey Pelupessy di Liga Belanda

score.co.id – Berapa nilai sebenarnya dari seorang pemain diaspora di kompetisi Eropa? Joey Pelupessy, gelandang berdarah Indonesia yang telah menjalani karir panjang di Liga Belanda, memberikan gambaran menarik tentang dinamika nilai kontrak pemain dengan latar belakang multikultural. Dengan estimasi gaji tahunan mencapai €310.000 di puncak kariernya bersama FC Groningen, Pelupessy mewakili narasi kompleks tentang bagaimana faktor usia, performa, dan identitas diaspora membentuk nilai ekonomi seorang pemain sepak bola profesional.

Artikel ini akan mengupas tuntas perjalanan karir Pelupessy dari sudut pandang finansial, menganalisis bagaimana nilai kontraknya berevolusi seiring waktu, dan apa yang bisa kita pelajari dari kasusnya tentang pasar pemain diaspora di Eropa. Kita akan melihat bagaimana keputusan karirnya memengaruhi nilai gajinya, bagaimana degradasi tim berdampak pada pendapatannya, dan bagaimana debutnya bersama Timnas Indonesia pada 2025 menambah dimensi baru pada profil profesionalnya.

Bocoran Rincian Gaji Gelandang Keturunan di Liga Belanda
Bocoran Rincian Gaji Gelandang Keturunan di Liga Belanda

Profil Joey Pelupessy: Dari Akademi Belanda hingga Debut Internasional Indonesia

Joey Pelupessy lahir pada 15 Mei 1993 di Almelo, Belanda, dari ayah berkebangsaan Indonesia dan ibu berkebangsaan Belanda. Sebagai gelandang bertahan, Pelupessy memulai perjalanan sepak bolanya di akademi FC Twente sebelum melakukan debut profesional bersama Heracles Almelo pada 2014. Karirnya kemudian membawanya ke berbagai kompetisi Eropa, dari Championship Inggris bersama Sheffield Wednesday hingga liga Turki dengan Giresunspor, sebelum kembali ke Belanda bersama FC Groningen.

Apa yang membuat perjalanan Pelupessy menarik adalah transisi identitasnya dari pemain profesional Belanda menjadi bagian dari diaspora sepak bola Indonesia. Pada awal 2025, setelah menjalani proses naturalisasi, Pelupessy melakukan debut bersama Timnas Indonesia, menambah dimensi baru pada karirnya yang telah berlangsung lebih dari satu dekade. Langkah ini tidak hanya memberinya pengalaman internasional di level senior tetapi juga berpotensi meningkatkan nilai pasarnya, terutama di mata klub-klub Asia yang semakin tertarik pada pemain dengan konektivitas multikultural.

Sebagai pemain diaspora, kontrak Pelupessy sering kali mencakup aspek non-finansial seperti kesempatan bermain reguler dan dukungan untuk proses naturalisasi.

Peran dan Gaya Bermain

Sebagai gelandang bertahan, Pelupessy dikenal karena kemampuan membaca permainan, disiplin taktik, dan kemampuan memecah serangan lawan. Selama kariernya di Eredivisie, ia telah tampil dalam lebih dari 100 pertandingan, mencatatkan statistik yang solid dalam hal intersepsi, tekel, dan distribusi bola. Peran ini menjadi nilai jual utamanya di pasar transfer, dengan klub-klub menghargai konsistensinya sebagai pemain yang dapat diandalkan di lini tengah.

Karakteristik permainannya yang cenderung fokus pada aspek defensif membuatnya menjadi pilihan menarik bagi klub yang membutuhkan stabilitas di lini tengah. Namun, seperti kebanyakan pemain di posisinya, Pelupessy tidak menonjol dalam hal kontribusi gol atau assist, yang memengaruhi nilai pasarnya dibandingkan dengan gelandang serang atau pemain sayang yang lebih sering mencetak gol.

Baca Juga  BMKG: Potensi hujan di wilayah NTB mulai meningkat

Evolusi Gaji Joey Pelupessy di Liga Belanda

Perjalanan karir Pelupessy di Liga Belanda mencerminkan pola umum dalam sepak bola profesional: peningkatan gaji seiring dengan pengalaman dan usia prime, diikuti dengan penurunan saat pemain memasuki fase akhir karir. Analisis data gajinya dari musim ke musim memberikan wawasan menarik tentang bagaimana pasar menilai kontribusinya di berbagai tahapan karirnya.

Masa Awal Karir di Heracles Almelo (2014-2018)

Pelupessy memulai karir profesionalnya di Heracles Almelo setelah melalui akademi FC Twente. Selama periode ini, estimasi gajinya relatif sederhana, mencerminkan statusnya sebagai pemain muda yang sedang berkembang. Pada musim 2014-2015 hingga 2016-2017, gaji tahunannya diperkirakan hanya €33.000 atau sekitar €635 per minggu, jauh lebih rendah dibandingkan dengan pendapatannya di kemudian hari.

Angka ini termasuk gaji pokok tanpa mempertimbangkan bonus penampilan atau pencapaian tim yang mungkin diterimanya. Kontraknya di era awal ini biasanya berfokus pada pengembangan, dengan klausul yang memungkinkan perpanjangan berdasarkan kontribusi di lapangan. Menariknya, pada musim 2013-2014 saat masih di FC Twente, estimasi gajinya jauh lebih tinggi yaitu €200.000 per tahun atau €3.846 per minggu, menunjukkan adanya penurunan signifikan saat ia pindah ke Heracles Almelo.

Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor: status FC Twente sebagai klub dengan anggaran lebih besar dibandingkan Heracles, perubahan peran Pelupessy dari pemain muda potensial menjadi pemain reguler, atau struktur kontrak yang berbeda antara kedua klub. Bagaimanapun, periode ini menunjukkan bahwa gaji pemain tidak selalu mengikuti lintasan linear naik, terutama saat pemain masih dalam tahap awal karir profesionalnya.

Puncak Karir di FC Groningen (2022-2023)

Setelah pengalaman di liga-liga lain, Pelupessy kembali ke Eredivisie dengan FC Groningen pada 2022. Di sinilah ia mencapai puncak pendapatannya di Liga Belanda, dengan estimasi gaji sekitar €5.962 per minggu atau €310.000 per tahun pada musim 2022-2023. Angka ini mencerminkan pengalamannya sebagai pemain senior yang telah mengumpulkan lebih dari 100 penampilan di Eredivisie.

Sebagai kapten tim, Pelupessy membawa nilai tambah di luar kontribusi teknisnya di lapangan. Kepemimpinannya menjadi faktor penting dalam negosiasi kontraknya, dengan klub menghargai perannya sebagai mentor bagi pemain muda dan figur stabilitas di ruang ganti. Namun, periode ini juga menunjukkan tantangan yang dihadapi Pelupessy dan Groningen, dengan tim akhirnya terdegradasi ke Eerste Divisie pada akhir musim 2022-2023.

Degradasi ini memiliki dampak langsung pada estimasi gaji Pelupessy. Pada musim 2023-2024, pendapatannya diperkirakan menurun menjadi £3.100 per minggu atau £161.200 per tahun, meskipun ada variasi data dengan sumber lain mencatat angka yang lebih tinggi. Penurunan ini mencerminkan perbedaan nilai antara bermain di Eredivisie dibandingkan dengan Eerste Divisie, tingkat kedua dalam sistem liga sepak bola Belanda.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Kontrak

Beberapa faktor kunci memengaruhi evolusi gaji Pelupessy selama kariernya di Liga Belanda:

  • Usia dan Pengalaman: Seperti kebanyakan pemain, gaji Pelupessy meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman, mencapai puncaknya di akhir usia 20-an hingga awal 30-an.
  • Performa Tim: Performa tim secara signifikan memengaruhi nilai kontraknya. Degradasi Groningen ke Eerste Divisie pada 2023 mengakibatkan penurunan estimasi gajinya.
  • Peran dalam Tim: Transisi dari pemain reguler menjadi kapten tim di Groningen memberinya nilai tambah dalam negosiasi kontrak.
  • Status Diaspora: Koneksi Indonesia-nya menjadi faktor tambahan dalam negosiasi kontrak, terutama setelah proses naturalisasi dan debutnya bersama Timnas Indonesia pada 2025.
  • Kondisi Pasar: Kondisi ekonomi umum dan kebijakan finansial klub juga memengaruhi struktur gaji yang ditawarkan kepadanya.
Baca Juga  Tahan Imbang Man City 4-4, Chelsea Dipuji Setinggi Langit oleh Pep Guardiola

Dampak Transfer ke Liga Belgia pada 2025

Pada 19 Januari 2025, Pelupessy menandatangani kontrak 1,5 tahun dengan Lommel SK di Challenger Pro League Belgia, dengan opsi perpanjangan satu tahun oleh klub. Transfer ini menandai babak baru dalam karirnya dan membawa perubahan signifikan pada estimasi pendapatannya.

Di Lommel SK, gaji Pelupessy diperkirakan lebih rendah dibandingkan saat di Eredivisie, sekitar £1.100-£2.100 per minggu atau £57.200-£109.200 per tahun. Penurunan ini mencerminkan perbedaan level kompetisi antara Challenger Pro League Belgia dan Eredivisie Belanda, dengan liga Belgia umumnya memiliki anggaran pemain yang lebih rendah.

Namun, transfer ini tidak sepenuhnya negatif dari perspektif karir Pelupessy. Pindah ke Lommel SK memberinya kesempatan bermain reguler di usia 32 tahun, memungkinkannya mempertahankan performa fisik dan relevansi kompetitif. Selain itu, kontrak dengan opsi perpanjangan memberinya keamanan jangka menengah, penting bagi pemain yang memasuki fase akhir karir profesionalnya.

Nilai Pasar dan Prospek Masa Depan

Menurut Transfermarkt, nilai pasar Pelupessy saat ini adalah €250.000, menunjukkan penurunan dari puncak kariernya. Angka ini mencerminkan faktor usia dan perubahan liga, dengan nilai pasar pemain umumnya menurun setelah melewati usia 30 tahun, terutama jika mereka pindah ke kompetisi dengan profil lebih rendah.

Namun, debut Pelupessy bersama Timnas Indonesia pada 2025 membuka peluang baru yang mungkin meningkatkan nilai pasarnya. Sebagai pemain naturalisasi dengan pengalaman Eropa, ia menjadi komoditas menarik bagi klub-klub Asia yang ingin memanfaatkan koneksinya dengan pasar Indonesia dan Asia Tenggara. Potensi sponsorship dan kesempatan komersial di luar gaji pemain juga meningkat seiring dengan popularitasnya di Indonesia.

Prospek masa depan Pelupessy kemungkinan akan melibatkan transisi dari pemain ke peran pelatih atau ambassador klub, dengan pengalamannya sebagai pemain diaspora memberinya nilai tambah dalam peran-peran ini. Kontraknya saat ini di Lommel SK mungkin menjadi kontrak profesional terakhirnya, dengan fokus pada memaksimalkan pendapatan sebelum memasuki babak baru dalam karir sepak bolanya.

Analisis Komparatif: Gaji Pemain Diaspora di Liga Belanda

Kasus Joey Pelupessy memberikan wawasan menarik tentang dinamika gaji pemain diaspora di Liga Belanda. Bagaimana pendapatannya dibandingkan dengan pemain lain dengan latar belakang serupa? Apa yang bisa kita pelajari tentang bagaimana klub Eredivisie menilai pemain dengan identitas multikultural?

Secara umum, pemain diaspora di Liga Belanda menghadapi tantangan dan peluang unik dalam negosiasi kontrak mereka. Di satu sisi, mereka sering kali membawa nilai tambah dalam hal konektivitas pasar global, dengan klub memanfaatkan latar belakang mereka untuk ekspansi komersial. Di sisi lain, mereka mungkin menghadapi persepsi bahwa mereka kurang “komitmen” pada tim nasional Belanda, yang dapat memengaruhi nilai kontrak mereka.

Baca Juga  Profil Joey Pelupessy: Calon Pemain Naturalisasi Incaran Klub Liga 1

Dalam kasus Pelupessy, pendapatannya di Groningen (€310.000 per tahun pada puncaknya) berada di kategori menengah untuk pemain dengan pengalaman serupa di Eredivisie. Ini bukan gaji bintang yang biasanya diterima oleh pemain top liga, tetapi juga jauh di atas rata-rata untuk pemain di posisinya. Angka ini mencerminkan valuasi yang seimbang antara pengalaman, kontribusi teknis, dan nilai tambah non-teknis yang ia bawa ke tim.

Faktor Identitas dalam Negosiasi Kontrak

Identitas diaspora Pelupessy menjadi faktor yang semakin relevan dalam negosiasi kontraknya, terutama setelah ia memutuskan untuk mewakili Timnas Indonesia. Keputusan ini memiliki implikasi ganda: di satu sisi, ia mungkin kehilangan beberapa nilai di mata klub Belanda yang menghargai pemain dengan potensi tim nasional Belanda; di sisi lain, ia mendapatkan nilai baru di mata klub yang tertarik pada konektivitas pasar Asia.

Debutnya di Timnas Indonesia pada Maret 2025, seperti yang dilaporkan media, potensial meningkatkan daya tariknya bagi sponsor atau klub Asia.

Fenomena ini mencerminkan tren yang lebih luas dalam sepak bola global, di mana identitas pemain menjadi komoditas yang dapat dimonetisasi. Klub-klub Eropa semakin menyadari nilai komersial dari memiliki pemain dengan konektivitas ke pasar non-tradisional, dengan Liga Belanda menjadi salah satu kompetisi yang paling agresif dalam mengeksploitasi peluang ini.

Kesimpulan

Perjalanan karir Joey Pelupessy di Liga Belanda menawarkan studi kasus menarik tentang dinamika nilai kontrak pemain diaspora di sepak bola Eropa. Dari gaji awal yang sederhana di Heracles Almelo hingga puncak pendapatannya di FC Groningen, evolusi gajinya mencerminkan bagaimana pasar menilai kontribusinya di berbagai tahapan karir.

Beberapa poin penting yang dapat kita ambil dari analisis ini:

  • Gaji pemain tidak selalu mengikuti lintasan linear naik, terutama di tahap awal karir profesional.
  • Faktor-faktor seperti performa tim, peran dalam skuad, dan usia secara signifikan memengaruhi nilai kontrak pemain.
  • Status diaspora dapat menjadi nilai tambah dalam negosiasi kontrak, terutama seiring dengan globalisasi sepak bola.
  • Degradasi tim memiliki dampak langsung pada pendapatan pemain, menunjukkan pentingnya stabilitas klub dalam jangka panjang.
  • Transisi ke liga dengan profil lebih rendah di akhir karir dapat menjadi strategi yang masuk akal untuk mempertahankan relevansi kompetitif.

Melihat ke depan, kasus Pelupessy mungkin menjadi semakin relevan seiring dengan meningkatnya globalisasi sepak bola dan pentingnya konektivitas pasar. Pemain dengan latar belakang multikultural seperti Pelupessy akan terus memiliki nilai unik di pasar transfer, dengan klub-klub Eropa memanfaatkan identitas mereka untuk ekspansi komersial ke pasar non-tradisional.

Bagi Pelupessy secara personal, langkah selanjutnya dalam karirnya kemungkinan akan melibatkan transisi dari pemain ke peran lain dalam sepak bola, dengan pengalamannya sebagai pemain diaspora memberinya keunggulan kompetitif di pasar kerja pasca-karir. Apapun pilihannya, perjalanan profesionalnya hingga saat ini telah memberikan wawasan berharga tentang dinamika nilai kontrak pemain di era global sepak bola modern.

Ikuti berita dan analisis sepak bola terbaru di Score.co.id untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang dunia sepak bola Eropa dan Asia, termasuk profil pemain, analisis taktik, dan tren transfer yang membentuk industri ini.