Pemain Diaspora yang Akan Dinaturalisasi Persib
score.co.id – Bayangkan sebuah klub yang tak hanya membeli pemain, tapi dengan cermat membangun ekosistem di mana bintang-bintang Timnas Indonesia berkumpul, berlatih bersama setiap hari, dan menerapkan chemistry itu untuk mendominasi liga domestik maupun Asia. Ini bukan mimpi belaka, melainkan strategi yang sedang dirancang secara perlahan oleh manajemen Persib Bandung. Di tengah ramainya bursa transfer, Maung Bandung justru menemukan ritme terbaiknya: bekerja di balik layar, sementara publik sibuk membahas rumor.
Artikel ini bukan hanya daftar nama semata. Kita akan mengupas strategi di balik rumor yang mendominasi obrolan sepak bola nasional akhir 2025 ini. Mengapa pemain diaspora jadi target utama? Bagaimana Persib memanfaatkan gosip sebagai senjata strategis? Dan yang terpenting, apa dampak taktis serta jangka panjang jika rencana ambisius ini terwujud pada Januari 2026? Mari kita dalami analisis berdasarkan data dan pernyataan resmi yang ada.
Strategi Distraksi: Seni Bekerja dalam Bayang-Bayang Rumor
Pertengahan Desember 2025, Deputy CEO Persib Bandung, Adhitia Putra Herawan, memberikan pernyataan menarik. Ia bilang bahwa rumor pemain naturalisasi justru bermanfaat sebagai distraksi. Ini bukan pengakuan sembarangan, tapi strategi dari eksekutif yang paham dinamika media dan transfer.
“Rumor membantu kami bekerja secara rahasia selama 2-3 bulan sebelumnya,” ujarnya, mengutip pola sukses merekrut Thom Haye dan Eliano Reijnders.
Pernyataan ini jadi kunci memahami narasi keseluruhan. Persib sengaja membiarkan—atau bahkan mendorong secara halus—spekulasi di media dan sosial media. Sementara perhatian tertuju pada nama besar seperti Joey Pelupessy atau Ole Romeny, manajemen bisa bergerak bebas: menegosiasikan tanpa tekanan, atau mengamati reaksi pasar. Pendekatan ini pintar, karena mengalihkan fokus kompetitor dan menciptakan ruang gerak di dunia transfer yang penuh intrik.
Membongkar Profil dan Realitas di Balik Tiga Nama Utama
Rumor memang bertebaran, tapi fokus kita pada tiga nama dengan data paling konkret: Joey Pelupessy, Ole Romeny, dan Maarten Paes. Masing-masing punya profil dan tingkat realisme transfer yang berbeda.

Joey Pelupessy: Pilar Tengah yang Paling Realistis
Di antara semuanya, Joey Pelupessy paling dekat dengan kenyataan. Riset menunjukkan kesepakatan awal kuat, dengan biaya transfer sekitar Rp4,35 miliar. Profilnya cocok: gelandang 32 tahun sudah dinaturalisasi, berpengalaman di Eropa (Lommel SK, Belgia), dan keturunan Maluku.
Secara taktis, ia bukan sekadar tambahan. Pelupessy bisa gantikan Wiliam Marcilio. Bayangkan duet Thom Haye dan Joey Pelupessy: Haye dengan visi permainan, dipasangkan Pelupessy sebagai gelandang bertahan pekerja keras yang jago recovery bola. Ini beri keseimbangan antara kreativitas dan destruksi, biarkan pemain sayap bebas berkreasi. Tapi, ada kompetisi dari Malut United FC, dan adaptasi ke Liga 1 perlu dipantau.

Ole Romeny: Antara Euforia Fans dan Keraguan Jurnalis
Rumor Ole Romeny jadi kasus menarik soal narasi terbelah. Ada laporan yakin ia “resmi bergabung per 22 Desember 2025” dengan kontrak panjang. Media sosial banjir “Welcome to Persib” di Instagramnya.
Tapi realitas lebih dingin. Jurnalis Inggris sebut ini “rumor aneh”, karena Romeny baru di Oxford United, masih berjuang masuk starting eleven, dan kontrak hingga 2028. Melepas aset potensial di tengah musim tak masuk akal. Spekulasi ini mungkin dari keinginan fans lihat sinergi Romeny—penyerang andalan Timnas di kualifikasi Piala Asia 2027—dengan rekan di Persib.
Taktis, Romeny upgrade besar: penyerang mobile, kuat duel udara, paham sistem Shin Tae-yong. Tapi minim menit bermain di Oxford jadi tanda tanya. Bisa langsung top performa, atau butuh adaptasi yang tak ada waktu?
Maarten Paes: Mewakili Ambisi Level Berbeda
Rumor Maarten Paes tunjukkan ambisi Persib lebih dari sekadar lini tengah atau depan. Merekrut kiper utama Timnas, yang lagi puncak di MLS dengan FC Dallas, adalah pernyataan besar. Nilai transfer beredar Rp26,07 miliar.
Taktis, ini revolusi pertahanan. Kiper bukan cuma penyelamat gawang, tapi playmaker pertama. Kemampuan Paes bangun serangan dari belakang ubah dinamika Persib. Ia peningkatan mutlak. Tapi negosiasi rumit: kontrak di FC Dallas masih jalan, dan MLS ketat tawar-menawar. Apakah Persib siap investasi sebesar itu untuk kiper, sementara lini lain butuh?
| Nama Pemain | Posisi & Pengalaman | Estimasi Biaya & Realisme |
|---|---|---|
| Joey Pelupessy | Gelandang bertahan, Eropa (Lommel SK) | Rp4,35 miliar, paling realistis |
| Ole Romeny | Penyerang mobile, Oxford United | Tidak disebut, penuh kontradiksi |
| Maarten Paes | Kiper playmaker, MLS (FC Dallas) | Rp26,07 miliar, ambisius tinggi |
Dampak Jangka Panjang: Membangun “Markas Kecil Timnas” di GBLA
Bayangkan skenario terbaik: Pelupessy, Romeny, dan Paes gabung, menyatu dengan Thom Haye serta Eliano Reijnders. Persib punya lima-enam pemain inti Timnas yang latihan bareng setiap hari. Konsep “markas kecil Timnas” ini bukan jargon, tapi keuntungan taktis dan kimiawi tak ternilai.
Koordinasi dan pemahaman taktis yang biasa dibangun di TC nasional, jadi rutinitas di Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Dampak ke Liga 1 BRI dan AFC Champions League 2 bisa luar biasa. Persib kini puncaki Grup G ACL 2 dengan 7 poin, dan tambahan pemain berkualitas dongkrak posisi domestik (sekarang peringkat 5).
Tapi ada risiko. Pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster, kritik tren ini, lebih suka kembangkan lokal. Ketergantungan naturalisasi bisa ciptakan ketimpangan dan kurangi peluang pemain muda. Investasi besar tuntut hasil instan—gagal raih trofi, kritik bakal deras.
Kesimpulan: Antara Spekulasi dan Rencana Terukur
Hingga 23 Desember 2025, ini masih rumor. Tak ada pengumuman resmi di situs Persib. Tapi pola jelas: Persib tak pasif. Mereka punya cetak biru terukur, manfaatkan momentum naturalisasi Timnas, dan gunakan media sebagai strategi transfer.
Dari tiga nama, Joey Pelupessy paling mungkin terealisasi. Ole Romeny masih dibalut kontradiksi, dan Maarten Paes target ambisius bergantung negosiasi. Nama lain seperti Reno Piscopo, Ivar Jenner, atau Mauro Zijlstra lebih sebagai cadangan atau spekulasi awal.
Bursa Januari 2026 jadi penegas. Apakah Persib wujudkan “markas kecil Timnas”, atau mundur cari alternatif? Yang pasti, pendekatan mereka angkat level transfer Indonesia. Ini bukan cuma beli pemain asing, tapi bangun sistem integrasi visi sepak bola nasional. Langkah ini picu diskusi penting soal rekrutmen dan daya saing klub Indonesia di Asia.
Ikuti analisis mendalam dan berita sepak bola terkini hanya di Score.co.id, sumber terpercaya untuk taktik, strategi, dan dinamika di balik rumor serta pertandingan.













