Profil Datu Nova Fatmawati
score.co.id – Bayangkan sebuah klub sepak bola dengan sejarah panjang dan basis suporter yang loyal, tapi kini terpuruk di dasar klasemen Liga 2. Hanya mengumpulkan lima poin dari dua belas laga, dengan satu kemenangan, dua imbang, dan sembilan kekalahan. Itulah gambaran suram PSIS Semarang di Pegadaian Championship 2025/2026. Di tengah keputusasaan itu, muncul nama Datu Nova Fatmawati sebagai penyelamat. Tapi kisahnya lebih dari sekadar investor baru—ini tentang warisan cinta seorang anak kepada ayahnya, dan upaya memutus siklus drama panjang di klub ini.
Artikel ini mengupas bagaimana seorang pengusaha perempuan asal Semarang berusaha membalikkan nasib Laskar Mahesa Jenar yang terdegradasi. Kita akan telusuri akar konflik di balik akuisisinya, strategi nyata untuk kebangkitan, dan apakah fondasi yang dibangun cukup kuat untuk mengangkat tim tidak hanya dari lapangan, tapi juga dari pola manajemen yang bermasalah.
Drama Kepemilikan: Dari Harapan David Glenn hingga Kedatangan Datu Nova
Untuk paham betul arti kedatangan Datu Nova, kita harus mundur ke episode yang bikin suporter PSIS harap-harap cemas. Sebelum namanya muncul, ada sosok David Glenn, pemilik Malut United, yang sempat jadi harapan besar.
Proses dengan David bukan negosiasi biasa. Perwakilannya, Asghar Saleh, datang dengan pendekatan budaya yang dalam, seperti kulonuwun ke suporter Panser Biru dan Snex. Mereka hormati suporter sebagai pemilik rumah, bukan datang sok kuasa. Bahkan, mereka sudah keluarkan ratusan juta rupiah untuk biaya operasional tim—perjalanan tandang, gaji pemain, dan lain-lain—meski kepemilikan belum resmi. Atmosfer Semarang yang lesu tiba-tiba hidup lagi. Kekalahan pun dirayakan karena harapan terasa nyata.

Namun, harapan itu pupus mendadak. Setelah komunikasi intens dan persiapan, negosiasi batal karena “tidak ada titik temu”. Alasan ini terasa hambar buat suporter. Kok bisa orang yang sudah keluar uang dan tenaga mundur begitu saja? Kekecewaan berubah jadi kecurigaan ke manajemen lama. Banyak yang curiga ada tawaran lebih tinggi di balik layar, yang lebih soal etika daripada bisnis.
Di tengah kekosongan dan amarah itulah Datu Nova muncul. Cara masuknya—diam-diam lalu diumumkan tiba-tiba—mirip skenario lama. Wajar kalau suporter sekarang wait and see, penuh hati-hati. Mereka sudah pernah “di-prank” manajemen sendiri. Tantangan pertama Datu Nova bukan klasemen, tapi pulihkan kepercayaan yang hancur.
Profil dan Motivasi: Lebih Dari Sekadar Istri Pengusaha
Siapa sebenarnya Datu Nova Fatmawati? Ia sering disebut istri Fariz Julinar Maurisal, CEO Persela Lamongan. Tapi jangan remehkan kapasitasnya sendiri. Datu Nova adalah pengusaha sukses di bidang kuliner, dengan bisnis seperti Belikopi Baru Kamu dan Lyly Bakery Official yang punya beberapa cabang. Ini bukti kemampuan manajerialnya dalam bangun dan kembangkan brand.
Motivasi utamanya ambil alih PSIS sangat personal. Sebagai perempuan asli Semarang, ikatannya kuat dengan kota ini. Dalam wawancara, ia cerita tentang almarhum ayahnya, fans berat PSIS yang sering tinggalkan liburan demi nonton di Stadion Jatidiri.
“Saya pernah penasaran, siapa sih yang ditonton. Ternyata klub PSIS Semarang. Lalu ayah saya meninggal. Maka dari situlah saya ingin meneruskan cinta ayah saya terhadap PSIS.”
Pernyataan ini bukan pencitraan belaka. Ini motivasi emosional yang bisa jadi kekuatan besar, tapi harus dikelola agar tak tenggelam dalam romantisme sepak bola saja. Pengalamannya di Persela memberi bekal paham kompleksitas klub. Kombinasi ikatan emosional, skill bisnis, dan sedikit pengetahuan sepak bola jadikan profilnya unik sebagai pemilik baru.
Kondisi Darurat: PSIS di Titik Nadir
Misi Datu Nova mulai dari titik hampir mustahil. PSIS bukan cuma performa buruk; mereka hancur secara sportif dan mental. Setelah degradasi dari Liga 1 Mei 2025, mereka gagal bangkit di Liga 2. Klasemen terbaru suram: posisi 10 (terakhir) di Grup Barat, hanya 5 poin, selisih gol -24 (cetak 5 gol, kemas 29 gol). Angka ini tanda kegagalan sistemik di semua lini, dari pertahanan rapuh hingga serangan mandul.
| Aspek | Statistik | Keterangan |
|---|---|---|
| Posisi | 10 (terakhir) | Grup Barat |
| Poin | 5 | Dari 12 pertandingan |
| Selisih Gol | -24 | 5 cetak, 29 kemas |
Situasi ini warisan dari “opera sabun” bertahun-tahun: konflik pemegang saham, politisasi, dan hubungan renggang dengan suporter. Bahkan Junianto, yang punya visi modern, hengkang dan bikin Kendal Tornado FC, bawa ide yang seharusnya aset PSIS. Klub ini bangkrut poin, arah, kepercayaan, dan potensi.
Maka, tugas Datu Nova multi-dimensi: rekrut pemain dan pelatih baru, restorasi kepercayaan, perbaiki hubungan, dan tata ulang manajemen yang jadi sumber masalah.
Strategi Kebangkitan: Rencana Kongkret di Tengah Skenario
Menghadapi darurat ini, Datu Nova ambil pendekatan sistematis. Langkah awalnya jelas: stabilkan internal, lalu bangun aliansi eksternal kuat.
- Stabilisasi internal dan legitimasi: Setelah akuisisi 74,25% saham 17 November 2025, ia tunjukkan bukti peralihan ke perwakilan Panser Biru. Ini langkah cerdas buat transparansi, beda dari pola lama. Ia juga langsung tinjau tim di Stadion Jatidiri, gestur komitmen nyata.
- Membangun aliansi strategis: Pertengahan Desember 2025, ia audiensi dengan Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng bareng suami dan Ketua Panser Biru. Hasilnya dukungan pemerintah kota sebagai mitra. Ini krusial untuk fasilitas dan legitimasi publik.
- Menyiapkan intervensi sportif: Rencana evaluasi total pemain, pelatih, manajemen, dengan perombakan besar Januari 2026. Bicara rekrut striker seperti Rafinha dari PSIM Jogja, tunjuk keseriusan kuatkan serang. Pertanyaan suporter: seberapa besar dana? David Glenn dulu siap 20 miliar rupiah.
Tantangan dan Harapan Ke Depan
Jalan kebangkitan masih terjal. Beberapa tantangan utama:
- Rekonsiliasi dengan Junianto: Ia pegang 15% saham, figur yang cinta klub tapi pernah “dipaksa” keluar. Bisa rangkul sebagai mitra, atau ulang konflik? Kolaborasi kunci stabilitas.
- Memisahkan klub dari politik: Akar masalah PSIS adalah keterlibatan politik. Datu Nova, tanpa latar politik, harus jaga konsisten. Komitmennya akan diuji waktu.
- Memenuhi ekspektasi suporter dengan bukti: Mereka tuntut komitmen finansial perekrutan, kolaborasi Junianto, depolitisasi. Bukan janji, tapi aksi. Performa sisa musim jadi indikator awal, meski target bertahan.
Kesimpulan
Datu Nova datang di saat PSIS gelap gulita. Ia warisi proyek restorasi kompleks: sembuhkan luka sportif, perbaiki hubungan retak, bangun fondasi kokoh. Motivasi emosionalnya tulus, tapi butuh lebih—keahlian bisnis dan aliansi dari suporter hingga pemerintah jadi aset.
Ia sudah letakkan batu pertama dengan transparansi dan diplomasi. Musim panas 2026 ujian sesungguhnya: perombakan skuad ubah wajah tim? Kolaborasi tahan tekanan? PSIS lama jadi penonton drama sendiri. Kini, dengan Datu Nova, punya peluang jadi protagonis lagi di lapangan. Perjalanannya baru mulai, diawasi jutaan mata haus kemenangan, stabilitas, dan kehormatan.
Ikuti analisis mendalam dan berita sepak bola Indonesia di score.co.id.













