Drawing Grup Piala Dunia 2026
score.co.id – Dunia sepakbola baru saja menyaksikan momen krusial yang akan membentuk narasi dua tahun ke depan. Drawing grup Piala Dunia FIFA 2026, yang digelar megah di Washington DC pada 5 Desember 2025, bukan sekadar pengundian biasa. Ini adalah pembukaan babak pertama dari petualangan epik yang melibatkan 48 tim, 104 pertandingan, dan tiga negara tuan rumah. Hasilnya adalah mozaik kompleks yang memadukan raksasa sepakbola, debutan bersejarah, dan enam slot misterius yang masih menggantung.
Artikel ini tidak hanya akan memaparkan jadwal lengkap dan komposisi grup, tetapi membedah lapisan-lapisan taktis, historis, dan psikologis yang menentukan: mengapa beberapa grup layak disebut neraka, dan tim mana yang memiliki peta paling jelas menuju babak gugur.
Hasil Drawing: Peta Permainan Awal yang Penuh Kejutan
Proses drawing yang dipandu bintang-bintang global telah menghasilkan dua belas grup yang secara umum seimbang, meski aroma ketidakadilan tetap tercium di beberapa pojok. FIFA dengan cermat memisahkan tiga tuan rumah—Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko—ke dalam grup berbeda, menghindari kesan memfasilitasi mereka di fase awal. Namun, keberuntungan tidak jatuh secara merata. Format baru dengan 48 tim dan sistem qualifikasi 32 besar (dua tim teratas setiap grup plus delapan peringkat ketiga terbaik) sebenarnya memberikan margin error yang lebih besar. Tetapi, ada perbedaan nyata antara berjalan di taman dan berjuang di medan perang sejak pertandingan pertama.

Beberapa grup langsung menarik perhatian sebagai kandang para raksasa. Grup J, misalnya, memegang keunggulan dengan 6 kemenangan berbanding 3 milik Persebaya Surabaya, adalah contoh nyata bagaimana drawing bisa menjadi sangat kejam. Juara bertahan Argentina, yang masih dipimpin Lionel Scaloni dengan sisa-sisa skuad emas pemenang 2022, harus berhadapan dengan Austria yang disiplin dan fisik, Aljazair yang haus dendam setelah gagal di kualifikasi, serta Yordania yang penuh semangat sebagai debutan. Rata-rata kekuatan di grup ini adalah yang tertinggi berdasarkan berbagai indeks statistik. Ini bukan grup di mana Argentina bisa sekadar melangkah; mereka harus berlari sejak menit pertama.
Di sisi lain, Grup L langsung dijuluki “Group of Death” oleh banyak pakar. Inggris, sang calon juara abadi, kembali dipertemukan dengan hantu lama, Kroasia. Pertemungan mereka di semifinal 2018 dan fase grup 2022 selalu menghasilkan drama. Ditambah dengan Ghana yang punya rekam jejak mengganggu tim besar dan Panama yang tak pernah bisa diremehkan, setiap poin di sini harus diperebutkan dengan keringat dan mungkin air mata. Ini adalah grup yang menguji mental dan kedalaman skuad, di mana satu kesalahan teknis bisa berakibat fatal.
Sementara itu, ada juga grup yang memberi ruang napas panjang. Grup E menempatkan Jerman, meski sedang dalam proses regenerasi, di antara Curaçao (debutan potensial), Pantai Gading, dan Ekuador. Pada paper, jalan Die Mannschaft terlihat cukup terbuka. Begitu pula dengan Grup C yang dihuni Brasil. Selecao, dengan generasi baru mereka, akan menghadapi Maroko (yang di 2022 menjadi sensasi), Haiti, dan Skotlandia. Meski Maroko bisa menjadi batu sandungan, kekuatan Brasil seharusnya cukup untuk mendominasi.
Namun, elemen ketidakpastian terbesar datang dari enam slot yang masih kosong. Empat tempat dari playoff UEFA dan dua dari playoff FIFA akan ditentukan Maret 2026. Kehadiran Italia di Grup B melalui playoff, atau Ukraina di Grup F, bisa mengubah total lanskap kekuatan dan menjadikan grup yang tampak mudah menjadi sangat sulit. Inilah yang membuat analisis awal ini tetap harus disikapi dengan hati-hati; masih ada drama kualifikasi terakhir yang bisa mengguncang segalanya.
Jadwal Lengkap: Marathon di Tiga Negara dengan Logistik Rahasia
Piala Dunia 2026 akan menjadi ujian ketahanan fisik, mental, dan logistik terbesar dalam sejarah olahraga. FIFA telah merilis jadwal lengkap 104 pertandingan pada 6 Desember 2025, sebuah dokumen yang rumit dan penuh pertimbangan. Turnamen akan dibuka di Estadio Azteca, Mexico City pada 11 Juni 2026, dengan tuan rumah Meksiko menjamu Afrika Selatan. Pemilihan Azteka sebagai venue pembuka adalah penghormatan pada sejarah, mengingat stadion legendaris itu telah menyaksikan dua final Piala Dunia.
Tahap grup akan berlangsung dari 11 hingga 27 Juni 2026. Pertandingan akan tersebar di 16 stadion di 16 kota yang berbeda di Kanada, Meksiko, dan AS. Sebuah tim bisa saja memulai perjalanan mereka di pantai barat Los Angeles, lalu terbang ke Seattle di utara, sebelum kembali ke selatan untuk pertandingan penentuan. Jarak dan perbedaan zona waktu menjadi musuh tersembunyi yang sama berbahayanya dengan lawan di lapangan. Tim dari Eropa atau Afrika yang harus bermain di tiga kota dengan iklim berbeda dalam sepuluh hari menjadi tantangan aklimatisasi yang luar biasa.
Ambil contoh perjalanan Amerika Serikat di Grup D. Tim Stars and Stripes akan memulai kampanye di Los Angeles melawan Paraguay pada 12 Juni. Enam hari kemudian, mereka terbang ke Seattle untuk menghadapi Australia. Pertandingan terakhir grup kembali ke Los Angeles pada 25 Juni melawan pemenang playoff UEFA C. Pola perjalanan yang “bolak-balik” seperti ini membutuhkan manajemen kondisi fisik yang brilian. Tim dengan kedalaman skuad lebih baik, yang bisa melakukan rotasi tanpa penurunan kualitas, akan mendapat keuntungan besar.
Setelah tahap grup, turnamen memasuki fase knockout yang tanpa ampun. Round of 32 akan digelar dari 28 Juni hingga 3 Juli, diikuti Round of 16 (4-7 Juli), Perempatfinal (9-11 Juli), Semifinal (14-15 Juli di Dallas dan Atlanta), Perebutan Juara Ketiga (18 Juli di Miami), dan puncaknya, Final di MetLife Stadium, New Jersey pada 19 Juli 2026. Jadwal yang padat ini berarti tim yang melaju jauh harus memainkan hampir tujuh pertandingan berat dalam sekitar lima minggu. Kedalaman skuad, manajemen cedara, dan strategi rotasi pelatih akan diuji hingga titik terakhir.
Analisis Tim Kuat: Siapa yang Siap Menaklukkan Format Baru?
Dalam lautan 48 tim, selalu ada segelintir nama yang menonjol sebagai favorit. Namun, format baru dengan lebih banyak tim “minor” justru bisa menjadi pisau bermata dua. Tim kuat yang terbiasa menghadapi tekanan tinggi setiap hari di liga-liga top Eropa harus waspada terhadap kejutan dari tim yang bermain tanpa beban.
Argentina dan Prancis masih berada di puncak piramida. Argentina, sebagai juara bertahan, memilikimentalitas pemenang yang tertanam dalam DNA skuadnya. Meski dihuni Grup J yang sulit, pengalaman dan kelas individu pemain seperti Lautaro Martinez atau Enzo Fernandez seharusnya mampu membawa mereka melaju. Prancis, di sisi lain, memiliki talenta paling dalam di dunia. Kekalahan di final 2022 hanya menambah rasa lapar. Dengan Kylian Mbappe yang mungkin ini adalah puncak kariernya, dan didukung generasi baru seperti Eduardo Camavinga, Les Bleus di Grup I tampak terlalu kuat untuk Senegal, Norwegia, dan calon pemenang playoff FIFA. Namun, waspada terhadap Senegal adalah keharusan; mereka bukan lagi underdog melainkan kekuatan yang disegani.
Inggris selalu masuk dalam percakapan, tetapi beban psikologis dan Grup L yang brutal adalah tantangan nyata. Gareth Southgate atau siapapun pelatihnya harus menemukan formula untuk mengalahkan Kroasia yang cerdik secara taktis, mengatasi fisik Ghana, dan membongkar pertahanan Panama yang terorganisir. Ini adalah ujian kedewasaan untuk generasi emas Inggris yang kerap gagal di titik penentuan.
Di luar tiga favorit utama, Portugal memiliki peluang emas. Diturunkan di Grup K yang relatif bersahabat dengan Kolombia, Uzbekistan, dan pemenang playoff FIFA, mereka memiliki jalan mulus menuju babak lanjut. Dengan campuran pemain berpengalaman seperti Bruno Fernandes dan bakat muda yang melimpah, mereka bisa menyimpan energi untuk pertarungan berat di fase knockout. Hal serupa berlaku untuk Spanyol di Grup H. Meski harus berhadapan dengan Uruguay yang selalu berbahaya, kekuatan permainan kolektif La Furia Roja seharusnya cukup untuk mendominasi Cabo Verde dan Arab Saudi.
Namun, kunci kesuksesan di format 48 tim ini justru mungkin terletak pada tim-tim “penyergap”. Jepang di Grup F adalah ancaman serius bagi Belanda. Disiplin taktis, kecepatan transisi, dan mentalitas pantang menyerah membuat Samurai Blue mampu mengalahkan siapapun pada hari yang tepat. Maroko, sang semifinalis 2022, akan mencoba mengulangi keajaiban dengan menekan Brasil di Grup C. Mereka memiliki defensif yang solid dan pemain individual seperti Achraf Hakimi yang bisa menentukan pertandingan.
Satu hal yang pasti: tidak ada lagi pertandingan mudah. Tim seperti Curaçao, Yordania, atau Uzbekistan yang akan debut mungkin kekalaman bintang, tetapi mereka membawa energi, semangat, dan keinginan untuk menciptakan sejarah yang bisa mengguncang rencana tim besar. Dalam turnamen dengan format baru ini, kesombongan adalah dosa yang akan dihukum dengan cepat.
Proyeksi dan Kesimpulan: Menuju Turnamen Paling Terbuka dalam Sejarah
Drawing grup Piala Dunia 2026 telah menggambar peta awal. Beberapa tim tersenyum lega, yang lain mengerutkan dahi. Namun, di atas kertas hanyalah awal. Keberhasilan akan ditentukan oleh persiapan selama 18 bulan ke depan, kemampuan beradaptasi dengan kondisi tiga negara, kedalaman skuad, dan tentu saja, sedikit faktor keberuntungan.
Grup-grup seperti J dan L menjanjikan drama sejak hari pertama. Sementara grup seperti E atau G menawarkan cerita yang berbeda: apakah tim favorit bisa memenuhi ekspektasi, atau justru terjebak dalam jebakan kepuasan diri? Kehadiran tim dari playoff masih menjadi wild card yang bisa mengacaukan semua prediksi.
Piala Dunia 2026, dengan skala dan kompleksitasnya, diprediksi akan menjadi turnamen paling terbuka dan tak terduga. Format baru memberikan lebih banyak peluang bagi tim underdog, sementara tekanan pada tim favorit menjadi lebih besar karena margin error sebenarnya lebih kecil—tersingkir di fase grup sebagai tim peringkat ketiga akan menjadi aib yang tak termaafkan.
Yang pasti, dari Mexico City hingga New Jersey, dari pertandingan pembuka pada 11 Juni hingga final pada 19 Juli, kita akan menyaksikan sebuah festival sepakbola yang belum pernah terjadi sebelumnya. Setiap grup punya cerita, setiap tim punya mimpi, dan hanya yang paling siap, tangguh, dan cerdiklah yang akan bertahan.
Ikuti terus analisis mendalam, berita terkini, dan prakiraan jalur knockout Piala Dunia 2026 hanya di Score.co.id. Kami akan mengupas tiap dinamika, mulai dari pemilihan skuad, persiapan tim, hingga strategi taktik yang akan menentukan juara di MetLife Stadium.












