Profil Pengganti Marselino Ferdinan
score.co.id – Sebuah panggilan telepon pada awal Desember 2025 mengubah segalanya untuk seorang pemuda asal Sukoharjo. Saat rekan-rekannya di Timnas Indonesia U-22 sudah berkumpul di Thailand, Rifqi Ray Farandi justru mendapat kabar yang hampir tidak ia duga: bersiap menggantikan salah satu bintang muda paling cemerlang negeri ini, Marselino Ferdinan, untuk SEA Games 2025. Dalam sekejap, nama yang selama ini mungkin hanya dikenal pengamat Liga 1 dan penggemar Persik Kediri itu terlempar ke pusat perhatian. Ia bukan sekadar nama pengganti di daftar pemain. Ia adalah simbol dari sebuah pilihan taktis dan filosofi yang dipegang teguh Pelatih Indra Sjafri: kepercayaan pada talenta lokal yang siap, kapanpun peluang itu datang, sekalipun di menit-menit akhir.
Pemanggilan Rifqi bukan sebuah kecelakaan atau keputusan darurat tanpa pertimbangan. Di balik statistik menit bermain yang terbatas di klubnya musim ini, tersimpan sebuah profil pemain lengkap yang sesuai dengan kebutuhan skuad Garuda Muda.
Artikel ini akan mengupas tuntas siapa Rifqi Ray Farandi, melacak jejak kariernya dari Sukoharjo hingga ke Chiang Mai, menganalisis keunggulan dan tantangannya, serta memproyeksikan peran seperti apa yang bisa ia mainkan dalam misi pertahanan medali emas Indonesia. Ini adalah cerita tentang kesiapan, ketahanan mental, dan bagaimana seorang gelandang tengah berusia 21 tahun mempersiapkan diri untuk lompatan terbesar dalam kariernya.

Dari Sukoharjo ke Pentas Elite: Jejak Pembentukan Sebuah Bakat
Untuk memahami Rifqi Ray Farandi, kita harus mundur ke akarnya. Lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 22 Juni 2004, Rifqi merupakan produk dari sistem perkembangan sepak bola akar rumput Indonesia. Jejak pertamanya tercatat di akademi lokal seperti PFA Sukoharjo dan SSB Bonansa, tempat fondasi teknik dan mentalnya dibangun. Perjalanan seriusnya dimulai ketika ia membela Bhayangkara FC U-18 pada 2021, sebuah langkah awal menuju sepak bola profesional.
Lompatan signifikan terjadi saat ia bergabung dengan Persis Solo U-20 pada Agustus 2022. Di sinilah prestasi pertama yang membanggakan ia raih: menjadi juara Elite Pro Academy (EPA) U-20 2024 bersama Laskar Sambernyawa muda. Trofi ini bukan sekadar piala. Ia adalah bukti kapasitas Rifqi dalam kompetisi elite level muda, sebuah lingkungan yang menuntut teknis, taktis, dan fisik yang tinggi. Namun, transisi ke tim senior Persis Solo tidak berjalan mulus. Ia hanya mendapat kesempatan sangat kecil, dengan dua penampilan singkat sebagai pemain pengganti. Situasi ini mengantarkannya pada keputusan penting: pindah ke Persik Kediri pada Juli 2024.
Di Persik Kediri, kepercayaan mulai datang. Musim 2024/2025 menjadi musim penanda kehadirannya di Liga 1. Dengan 19 penampilan (794 menit), ia berhasil menyumbang 1 gol dan 1 assist. Angka tersebut mungkin tidak fantastis, tetapi ia menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dan bersaing di tingkat tertinggi domestik. Postur tubuhnya yang mencapai 182 cm memberinya keunggulan dalam duel udara, baik di lini tengah maupun saat turun membantu pertahanan. Fleksibilitasnya untuk ditempatkan sebagai gelandang bertahan, gelandang serang, bahkan sayap, menambah nilai dalam mata seorang pelatih yang menyukai pemain multifungsi.
Analisis Taktis: Mengapa Indra Sjafri Memilih Rifqi Ray?
Ketika Marselino Ferdinan harus mengundurkan diri karena cedera hamstring, Indra Sjafri dihadapkan pada pilihan krusial. Banyak nama yang mungkin lebih berpengalaman atau sedang dalam performa puncak. Namun, pilihan jatuh pada Rifqi Ray Farandi. Keputusan ini hanya bisa dimengerti dengan melihat lebih dalam pada kebutuhan spesifik skuad dan filosofi Indra Sjafri.
Pertama, faktor kesiapan dan familiaritas dengan sistem. Rifqi bukan orang baru di dalam skuad. Ia telah mengikuti pemusatan latihan Timnas U-22 pada Oktober-November 2025, termasuk dalam dua laga uji coba melawan India dan Mali. Ia sudah memahami pola permainan, instruksi taktis, dan ritme latihan yang diterapkan pelatih. Dalam situasi turnamen yang padat, memanggil pemain yang sudah “terinstal” sistem jauh lebih efisien daripada membawa figur baru yang butuh waktu beradaptasi.
“Kondisi terakhir Marselino cedera, kami memikirkan masa depannya. Lebih baik fokus pemulihan. Kami punya pemain lain yang siap dan sudah memahami tugasnya,” jelas Indra Sjafri mengenai pergantian ini.
Kedua, karakteristik fisik dan profil bermain. Dengan tinggi 182 cm, Rifqi menawarkan sesuatu yang sedikit berbeda dari opsi gelandang lain seperti Ivar Jenner atau Arkhan Fikri. Dalam pertandingan turnamen yang sering kali padat dan fisik, kehadiran seorang gelandang yang kokoh dalam duel dan mampu menguasai bola di area congested menjadi sangat berharga. Kemampuannya untuk beroperasi di beberapa posisi di lini tengah memberikan fleksibilitas taktis kepada Sjafri untuk mengubah formasi atau strategi di tengah pertandingan.
Ketiga, mentalitas dan kelaparan untuk membuktikan diri. Seorang pemain yang datang sebagai pengganti di menit-menit akhir biasanya membawa energi dan motivasi ekstra. Mereka merasa memiliki sesuatu untuk dibuktikan, baik kepada pelatih, rekan setim, maupun publik. Rifqi, dengan perjalanan kariernya yang penuh dengan naik turun dari akademi ke bangku cadangan, lalu mendapatkan kepercayaan di Persik, adalah figur dengan mental tangguh. Mentalitas ini sangat cocok untuk atmosfer tekanan tinggi di SEA Games.
Tantangan dan Peluang di Tengah Banyaknya Bintang
Bergabung dengan skuad Garuda Muda untuk SEA Games 2025 bukan berarti jalan mudah bagi Rifqi. Ia masuk ke dalam sebuah kelompok yang dipadati oleh bintang-bintang muda terbaik Indonesia, baik yang bermain di liga domestik maupun para diaspora Eropa. Bersaing untuk mendapatkan menit bermain dengan nama-nama seperti Ivar Jenner, Mauro Zijlstra, atau bahkan rekan seprofesi di posisi gelandang lainnya, akan menjadi ujian sesungguhnya.
Peluang utama Rifqi mungkin tidak langsung datang sebagai starter. Perannya yang paling realistis adalah sebagai opsi pengganti strategis yang dapat dimanfaatkan Indra Sjafri dalam berbagai skenario. Misalnya, ketika tim membutuhkan penguatan defensif di akhir laga untuk mempertahankan keunggulan, atau ketika lawan menerapkan tekanan fisik tinggi dan dibutuhkan tubuh yang lebih besar untuk menahan laju mereka. Kemampuannya yang serba bisa juga memungkinkannya untuk menggantikan beberapa posisi berbeda, menjadikannya aset berharga di bangku cadangan.
Selain itu, turnamen seperti SEA Games sering kali tentang kedalaman skuad. Cedera, akumulasi kartu, atau kelelahan bisa mengubah komposisi tim dengan cepat. Dalam situasi darurat seperti itulah, pemain seperti Rifqi harus selalu siap. Pengalamannya membela Persik Kediri, meski belum menjadi pilar utama, setidaknya telah mempertemukannya dengan beragam situasi kompetitif di Liga 1. Lompatan kualitas terbesar justru akan terjadi jika ia bisa mentransfer pelajaran dari latihan intensif bersama rekan-rekan terbaiknya dan atmosfer turnamen internasional ke dalam perkembangan jangka panjangnya.
Proyeksi dan Dampak Jangka Panjang bagi Karier Rifqi
Keikutsertaan Rifqi Ray Farandi di SEA Games 2025, terlepas dari berapa menit pun ia bermain, adalah sebuah titik balik yang signifikan dalam kariernya. Nama yang sebelumnya berada di bawah radar kini tercatat sebagai bagian dari sejarah timnas. Hal ini akan membuka pintu eksposur dan kepercayaan diri yang lebih besar.
Bagi Persik Kediri, ini adalah validasi bahwa mereka memiliki talenta berkualitas yang diakui di tingkat nasional. Keputusan mereka memberikan menit bermain kepada Rifqi musim sebelumnya mulai membuahkan hasil. Pasca-SEA Games, dapat diprediksi bahwa status dan nilai pasarnya akan meningkat. Klub-klub lain akan mulai memperhitungkannya, dan yang terpenting, kepercayaan dirinya untuk tampil di level tertinggi akan terkerek naik.
Bagi timnas senior, ini adalah proses regenerasi. Rifqi sekarang masuk dalam radar pelatih nasional, baik untuk level U-23 maupun kemungkinan senior di masa depan. Jika ia mampu menunjukkan progres dan konsistensi yang baik di Liga 1 pasca-turnamen, ia bisa menjadi salah satu nama yang diperhitungkan untuk ajang-ajang besar berikutnya. Perjalanannya dari Sukoharjo, ke Solo, lalu Kediri, dan akhirnya ke Thailand, adalah sebuah blueprint menarik tentang bagaimana talenta lokal bisa meniti jalan menuju puncak, meski dengan rute yang tidak selalu linear.
Penutup: Lebih Dari Sekadar Pengganti
Rifqi Ray Farandi datang ke Thailand bukan sekadar untuk mengisi kekosongan nomor punggung. Ia adalah representasi dari ratusan pemain muda berbakat di Indonesia yang terus berjuang, menanti kesempatan mereka. Keputusan Indra Sjafri memanggilnya adalah sebuah pernyataan bahwa kesiapan dan pemahaman taktis sering kali lebih penting daripada sekadar popularitas atau nama besar.
Di atas lapangan 700th Anniversary Stadium, Chiang Mai, saat laga perdana melawan Filipina bergulir, perhatian mungkin akan tertuju pada para bintang. Namun, di pinggir lapangan atau mungkin di tengah-tengah pertandingan, akan ada seorang gelandang berpostur tinggi siap mendengar panggilan pelatih. Saat itulah perjalanan panjang dari Sukoharjo akan menemukan momen penentunya. Rifqi Ray Farandi mungkin datang sebagai pengganti, tetapi ia membawa serta harapan, tekad, dan sebuah cerita yang siap ditulis ulang. Keberhasilannya, dalam bentuk apapun, akan menjadi kemenangan bagi setiap talenta lokal yang percaya bahwa kerja keras suatu saat akan dihargai.
Ikuti analisis mendalam dan berita terbaru seputar Timnas Indonesia dan Liga 1 hanya di Score.co.id.












