Pemain AS Monaco, Paul Pogba Ingat Masa Kelamnya: Saat Saya Jatuh, Semua Menjauh

Pemain AS Monaco, Paul Pogba Ingat Masa Kelamnya: Saat Saya Jatuh, Semua Menjauh

Pemain AS Monaco, Paul Pogba Ingat Masa Kelamnya: Saat Saya Jatuh, Semua Menjauh
Pemain AS Monaco, Paul Pogba Ingat Masa Kelamnya: Saat Saya Jatuh, Semua Menjauh

SCORE.CO.ID – Pemain AS Monaco yang saat ini menjadi gelandang bertahan, Ya dia adalah Paul Pogba. Namanya dulu bersinar bak raja di panggung sepak bola dunia. Ia dielu-elukan, disandingkan dengan para gelandang terbaik, hidup di tengah sorak-sorai stadion, sorotan kamera, dan pelukan dunia yang seolah tak mau melepaskannya. 

Namun hidup punya cara kejam untuk menguji manusia dan bagi Pogba, ujian itu datang dalam bentuk vonis doping yang menghancurkan segalanya. Hukuman empat tahun itu bukan cuma mencoret namanya dari daftar pemain aktif, tapi juga merampas harga diri, kebanggaan, dan rasa percaya dirinya. 

Dalam sekejap, sosok yang dulu jadi pusat perhatian berubah menjadi cerita yang dibicarakan dari jauh, tanpa ada yang benar-benar peduli bagaimana perasaannya.

Dalam sebuah wawancara yang kini viral, Pogba akhirnya membuka luka yang selama ini ia kunci rapat. Dengan suara bergetar, ia mengaku bahwa masa kelam itu mencuri lebih dari sekadar karier, itu mencabut orang-orang yang ia kira akan selalu tinggal. 

Ponselnya mendadak sunyi, undangan pesta, fashion show, dan ajakan hangout hilang seolah tak pernah ada. Teman-teman yang dulu berebut mendekat menghilang bagaikan asap. 

Yang paling menyakitkan, istrinya, Maria Zulay Salaues, memilih pergi saat ia berdiri di titik terendah hidupnya. “Saat aku bukan lagi Pogba sang pemain terkenal, semua orang pergi. Bahkan istriku meninggalkanku. Aku sendirian dalam hidup ini,” ucapnya. 

Dari kesepian itu ia belajar membedakan mana cinta yang tulus dan mana yang hanya menempel pada gemerlap uang dan ketenaran, dan kenyataannya, hampir tak ada yang benar-benar bertahan.

Namun bahkan di dasar tergelap, selalu ada secuil cahaya yang menolak padam. Bandingnya ke CAS dikabulkan, hukuman empat tahun dipangkas menjadi 18 bulan—seakan semesta memberinya satu kesempatan terakhir. 

Baca Juga  Paul Pogba Balikan dengan Manchester United? Begini kata Fabrizio Romano

Ia bisa kembali berlatih di Januari 2025 dan bermain lagi pada Maret 2025. Lalu datanglah AS Monaco, klub yang berani mengulurkan tangan ketika hampir semua pintu telah tertutup, mengikatnya dengan kontrak dua tahun. 

Dari pemain yang ditinggalkan, ia menjelma menjadi sosok yang bangkit dari reruntuhan. 

“Sekarang aku senang, karena aku tahu siapa diriku. Aku tahu siapa yang palsu, dan siapa yang nyata,” katanya. 

Kini Pogba melangkah lagi ke lapangan, bukan untuk membungkam dunia, tapi untuk menepati janji pada dirinya sendiri: bahwa ia belum habis, bahwa badai boleh saja menghempaskan, tapi tak akan pernah mampu menenggelamkan orang yang memang ditakdirkan untuk bersinar.