SCORE.O.ID – Ekspansi Piala Dunia mencuat kala Uni Emirat Arab (UEA) hadapi Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan skuad naturalisasi mayoritas. Tren perlombaan naturalisasi di Asia ini menguat drastis seiring ekspansi Piala Dunia menjadi 48 tim.
Ekspansi Piala Dunia Picu Perlombaan Naturalisasi di Asia
Ekspansi Piala Dunia dari 32 ke 48 tim mengubah total dinamika sepak bola Asia, termasuk Indonesia. Minimnya slot di masa lalu membuat banyak negara kurang termotivasi, tetapi kini, target putaran final menjadi realistis.
Negara-negara seperti Yordania dan Uzbekistan sukses mengamankan tempat. Bahkan, UEA dan Irak, yang baru sekali tampil, berpeluang besar setelah berhasil mengalahkan UEA untuk maju ke babak playoff.
Menurut anggota Komite Eksekutif AFC, Shaji Prabhakaran, ekspansi ini memicu dorongan besar naturalisasi. Ia mengatakan lebih banyak tempat berarti lebih banyak harapan dan kesempatan. Ia menekankan bahwa program naturalisasi dipandang sebagai cara instan meningkatkan kualitas dan membuka peluang lolos.
Praktik naturalisasi bukanlah hal baru, Qatar pernah melakukannya pada 2000-an. Meskipun demikian, kini FIFA telah memperketat aturannya, mewajibkan garis keturunan atau lima tahun bermain di liga domestik.
Dampak Naturalisasi di Indonesia dan Asia Tenggara
Indonesia menjadi contoh nyata bagaimana naturalisasi mengubah peta persaingan. Berkat upaya PSSI memaksimalkan hubungan historis dengan Belanda, Indonesia lolos 12 besar Kualifikasi Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1938.
Dalam dua tahun terakhir, banyak pemain kelahiran Belanda dengan garis keturunan Indonesia mengurus paspor. Sampai saat ini terdapat delapan sampai sembilan pemain Eropa kerap menjadi starter.Dampak kehadiran talenta seperti Kevin Diks terasa nyata.
Di Jakarta semakin banyak pemain berkualitas yang memilih seragam Merah Putih seiring terbukanya peluang lolos Piala Dunia. Laju cepat Indonesia juga mempengaruhi Malaysia untuk mengikuti jejaknya.
Pada September, FIFA menuduh FAM memalsukan dokumen tujuh pemain asing agar terlihat memiliki garis keturunan, menyusul kemenangan 4-0 atas Vietnam. Vietnam (VFF) pun membidik tiga hingga empat pemain kelahiran Brasil yang telah memenuhi syarat residensi.
Mimpi Piala Dunia terus hidup, didukung antusiasme suporter. UEA, misalnya, kini menyaksikan tiket pertandingan ludes, menunjukkan bahwa ketika peluang tampil di Piala Dunia terbuka lebar, para penggemar tampaknya tidak terlalu mempermasalahkan asal-usul pemain.
Ledakan naturalisasi yang mengguncang Asia terkait ekspansi dari 32 ke 48 memberikan dampak yang luar biasa. Memberikan warna baru bagi dunia sepakbola internasional yang biasanya hanya didominasi oleh negara Eropa.












