Pemain Liverpool yang Tampil Buruk
Score.co.id – Lorong Anfield bergema oleh sorak kemenangan. Liverpool akhirnya merasakan kemenangan penting di Liga Champions, mengandaskan Real Madrid dengan skor 1-0. Gol tunggal Alexis Mac Allister menjadi penentu, sekaligus penghenti derita enam kekalahan dalam tujuh laga sebelumnya. Di bawah komando Arne Slot, The Reds menunjukkan jiwa juara yang sempat memudar. Mereka dominan, mengontrol permainan, dan tampak seperti tim yang bangkit dari kubur.
Namun, di balik kemenangan yang hampir sempurna ini, terselip cerita lain. Sebuah narasi tentang individu-individu yang, meski timnya menang, tidak sepenuhnya mencapai level performa terbaik mereka. Dalam orkestrasi kemenangan kolektif, beberapa pemain justru memainkan nada sumbang. Analisis mendalam dari berbagai sumber terpercaya mengungkap tujuh nama yang menerima rating relatif rendah, berada di bayang-bayang rekan setimnya yang lebih gemilang. Ini bukan tentang kegagalan total, melainkan sorotan pada area yang membutuhkan peningkatan untuk pertarungan yang lebih berat di masa depan.
Mengurai Kemenangan Liverpool dan Bayang-Bayang Performa di Bawah Standar
Kemenangan 1-0 atas Los Blancos bukanlah sekadar angka. Ini adalah pernyataan tekad. Arne Slot dengan cerdik mengembalikan trio lini tengah pemenang liga—Mac Allister, Szoboszlai, dan Gravenberch—yang langsung membawa stabilitas dan kontrol yang hilang. Penguasaan bola mencapai 60%, dengan 15 tembakan yang diluncurkan ke gawang Thibaut Courtois. Pertahanan yang dipimpin Virgil van Dijk tampak kokoh, berhasil membungkam ancaman Kylian Mbappe dan Vinicius Junior.
Namun, dalam mosaik kecemerlangan tim, beberapa kepingan puzzle tak cukup berkilau. Rating pemain dari This Is Anfield, Liverpool Echo, dan Liverpool.com berkisar antara 6 hingga 7 dari 10 untuk tujuh pemain ini—angka yang terpaut jauh dari para bintang tim seperti Mac Allister atau Szoboszlai yang menyentuh 9. Penilaian ini bersifat relatif. Dalam kekalahan, performa mereka mungkin tak mencolok. Tapi dalam kemenangan yang didominasi ini, ketajaman yang kurang itu justru terlihat jelas.

Daftar 7 Pemain Liverpool dengan Performa Relatif Rendah
Berikut adalah ringkasan performa ketujuh pemain tersebut, berdasarkan konsensus penilaian dari berbagai media terpercaya:
- Curtis Jones (Gelandang, Pengganti) – Rating Rata-rata: 6-7. Kontribusi terbatas sebagai pengganti, hanya menambah badan tanpa kreativitas signifikan.
- Cody Gakpo (Penyerang, Pengganti) – Rating Rata-rata: 6-7. Sibuk berlari namun gagal menciptakan peluang berbahaya bagi Mohamed Salah.
- Hugo Ekitike (Penyerang) – Rating Rata-rata: 7-8. Hilang dalam permainan, keputusan kurang tajam, dan minim ancaman ke gawang.
- Mohamed Salah (Penyerang) – Rating Rata-rata: 7-8. Tidak mendominasi bek lawan seperti biasanya, meski tetap aktif.
- Giorgi Mamardashvili (Kiper) – Rating Rata-rata: 7-8. Minim aksi karena pertahanan solid, tampak kurang terlibat dibanding kiper lawan.
- Ryan Gravenberch (Gelandang) – Rating Rata-rata: 7-8. Fokus bertahan berlebihan, mengurangi dampak ofensifnya yang biasa.
- Andy Robertson (Bek) – Rating Rata-rata: 7-8. Solid secara umum, tapi hampir mencelakakan tim dengan sentuhan buruk yang nyaris jadi gol lawan.
Analisis Mendalam Pemain per Pemain
Ryan Gravenberch: Gelandang yang Terlalu Hati-Hati
Dalam sistem Arne Slot, Ryan Gravenberch biasanya adalah mesin pendorong dari lini tengah. Namun, melawan Real Madrid, ia tampak lebih pendiam dari biasanya. Gravenberch memilih untuk lebih sering bertahan, menutup ruang, dan memastikan pertahanan tidak bobol. Disiplin ini patut diacungi jempol, tetapi itu mengorbankan sisi ofensifnya yang sering menjadi senjata Liverpool.
Dia tampak lebih khawatir dengan ancaman Arda Guler dan Jude Bellingham daripada menciptakan kekacauan di lini tengah Madrid. Ini adalah performa yang aman, tapi dalam konteks tim yang mendominasi, kontribusinya terasa kurang berdampak dibandingkan Szoboszlai yang lebih agresif dan Mac Allister yang menjadi otak permainan.
Mohamed Salah: Sang Raja yang Sedang Tidak Bertahta
Ini bukan momen Mohamed Salah yang kita kenal. Dia tetap menjadi sosok yang ditakuti, selalu mencari celah, dan penguasaan bolanya masih baik. Namun, kehilangan sentuhan ajaibnya untuk mendominasi bek lawan, Alvaro Carreras, terasa jelas. Dia tidak mampu melakukan dribble melewati lawan yang sering menjadi ciri khasnya. Koneksinya dengan penyerang lain dan gelandang sayap juga tampak belum sempurna. Ini adalah pertanda bahwa bahkan legenda pun butuh waktu untuk menemukan ritme terbaiknya setelah tim melewati masa sulit.
Hugo Ekitike: Penyerang yang Tersesat di Anfield
Dengan ketidakhadiran Alexander Isak, kesempatan itu terbuka lebar untuk Hugo Ekitike. Sayangnya, penyerang asal Prancis itu gagal memanfaatkannya. Selama babak pertama, ia seperti hantu—hadir dalam formasi, tetapi tidak dalam alur permainan. Posisinya sering salah, keputusan dalam oper bola lambat, dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap kiper Courtois hampir tidak ada. Peningkatan di babak kedua sedikit menghibur, tapi itu sudah terlambat. Performanya menegaskan bahwa ia masih perlu beradaptasi dengan tekanan laga besar.
Andy Robertson: Nyaris Menjadi Kambing Hitam
Robertson, pada umumnya, tampil solid. Dia bekerja keras di sisi kiri dan merupakan bagian dari pertahanan yang menjaga gawang tak kebobolan. Namun, satu momen hampir mengubah narasi itu. Sebuah sentuhan buruk di area pertahanan sendiri nyaris dimanfaatkan dengan sempurna oleh Arda Guler. Andai saja bola itu masuk, Robertson akan menjadi pihak yang disalahkan. Momen ketidakfokusan itu mengingatkan bahwa bahkan pemain paling berpengalaman pun bisa melakukan kesalahan fatal dalam laga ketat.
Cody Gakpo & Curtis Jones: Pengganti yang Minim Dampak
Memasuki menit-menit akhir, Arne Slot membutuhkan pemain yang bisa menjaga intensitas atau bahkan menambah gigi ofensif. Sayangnya, baik Gakpo maupun Jones yang masuk di menit 78 tidak memberikan hal tersebut. Jones hanya hadir sebagai badan tambahan di lini tengah, tanpa inovasi atau oper berbahaya. Gakpo terlihat sibuk, tetapi aktivitasnya tidak diterjemahkan menjadi peluang atau assist bagi Mohamed Salah. Mereka hadir, tetapi tidak benar-benar membuat perbedaan.
Giorgi Mamardashvili: Korban dari Pertahanan yang Terlalu Baik
Ini mungkin penilaian yang paling tidak adil bagi Mamardashvili. Kiper Georgia itu sebenarnya melakukan dua penyelamatan penting di akhir babak pertama. Masalahnya, dia terlalu jarang diuji. Pertahanan Liverpool yang dipimpin Van Dijk begitu efektif sehingga Mamardashvili tampak seperti penonton selama sebagian besar pertandingan. Dalam perbandingan langsung dengan Thibaut Courtois yang menjadi bintang bagi Madrid, ratingnya otomatis lebih rendah karena kurangnya aksi. Dia adalah korban dari kesuksesan timnya sendiri.
Dampak Kolektif dan Proyeksi ke Depan
Kemenangan atas Real Madrid adalah obat yang sangat dibutuhkan. Ini membuktikan bahwa gaya bermain Arne Slot mulai berbuah hasil, dan tim telah kembali ke jalur yang berkelanjutan, seperti yang diungkapkan Andy Robertson. Namun, performa ketujuh pemain ini adalah pengingat halus bahwa perjalanan masih panjang.
Ketajaman di lini depan, dengan Salah dan Ekitike yang belum optimal, harus segera ditemukan, terutama menjelang laga berat melawan Manchester City. Kontribusi dari bangku cadangan, lewat Gakpo dan Jones, juga perlu ditingkatkan untuk memberikan kedalaman yang benar-benar berarti. Bahkan, kestabilan kiper Mamardashvili dalam situasi yang lebih sibuk masih perlu diuji.
Kemenangan dengan Catatan Kaki
Liverpool menang. Itu adalah fakta terpenting. Mereka mengalahkan raksasa Eropa dengan mentalitas dan taktik yang brilian. Namun, analisis yang jujur mengungkap bahwa tidak semua pemain berada di puncak performanya. Dalam persaingan untuk gelar bergengsi, detail kecil seperti inilah yang sering kali menjadi pembeda. Kemenangan atas Madrid adalah fondasi yang kuat, tetapi untuk membangun istana yang megah, setiap bata harus tertata dengan sempurna. Liverpool masih punya pekerjaan rumah, dan tujuh nama ini adalah titik awal yang jelas untuk perbaikan.
Tim telah membuktikan bahwa mereka bisa bangkit. Sekarang, waktunya bagi setiap individu untuk menyamakan langkah menuju kebangkitan yang sesungguhnya.
Ikuti terus analisis mendalam dan berita terbaru seputar dunia sepakbola hanya di Score.co.id.












