Klasemen Akhir Liga Italia Musim Lalu
score.co.id – Sebuah musim yang penuh gejolak dan intensitas tinggi di Serie A akhirnya berakhir. Di puncak, Napoli berjaya, meraih mahkota juara dengan keunggulan tipis satu poin atas Inter Milan. Namun, di balik kemegahan sang juara, tersimpan narasi yang lebih kompleks dan mendebarkan. Bagaimana Juventus, dengan segala drama internalnya, berhasil mengamankan tempat di pentas tertinggi Eropa? Bagaimana zona kualifikasi Eropa berhasil memahat cerita-cerita tak terduga? Inilah analisis mendalam dari papan klasemen akhir Liga Italia musim lalu, sebuah kisah tentang ketahanan, kalkulasi, dan takdir yang ditentukan di menit-menit terakhir.
Napoli dan Mahkota Keempat: Sebuah Kemenangan yang Dibangun dari Fokus dan Efisiensi
Napoli mengukir namanya sebagai juara Serie A untuk keempat kalinya. Di bawah kendali Antonio Conte, mereka menunjukkan stabilitas dan efisiensi yang mengagumkan. Kemenangan 2-0 atas Cagliari di Stadio Diego Armando Maradona pada 23 Mei 2025 menjadi penutup yang sempurna bagi perjalanan musim mereka. Dengan 82 poin, satu poin di atas Inter, gelar ini membuktikan bahwa absensi dari kompetisi Eropa bisa menjadi berkah terselubung, memungkinkan mereka memusatkan semua energi dan sumber daya pada pertarungan domestik.

Kontribusi pemain seperti Scott McTominay dan Romelu Lukaku terbukti vital. Namun, yang lebih mengesankan adalah kemampuan Conte untuk mencetak sebuah tim yang tangguh dan konsisten, sebuah pencapaian yang membuat mereka unggul dalam persaingan sengit melawan raksasa seperti Inter dan Atalanta. Gelar ini bukan hanya tentang bintang-bintang individu, melainkan tentang sebuah sistem kolektif yang berjalan dengan sempurna.
Drama di Turin: Mengurai Benang Kusut Musim Juventus
Bagi Juventus, musim ini adalah rollercoaster sejati. Finis di posisi keempat dengan 70 poin mungkin terlihat biasa di atas kertas, tetapi perjalanan menuju angka itu penuh dengan lika-liku. Mereka mencatatkan rekor tak terkalahkan terpanjang musim ini, 21 laga, sebuah statistik yang kontras dengan ketidakstabilan yang melanda klub.
Pemecatan Thiago Motta pada 23 Maret 2025 menjadi titik balik paling dramatis. Keputusan yang berisiko tinggi itu akhirnya berbuah manis dengan diangkatnya Igor Tudor. Pelatih baru ini berhasil membawa stabilitas taktis dan mental yang sangat dibutuhkan, memastikan kapal besar Juventus tidak terombang-ambing dan akhirnya mencapai pelabuhan bernama Liga Champions. Kemenangan dramatis 3-2 atas Venezia di laga terakhir adalah bukti nyata mentalitas bertahan yang ditanamkan Tudor.
Di lapangan, masa depan Juventus bersinar terang melalui bakat Kenan Yıldız. Gol-golnya, termasuk yang dinobatkan sebagai gol terbaik musim, menjadi penanda kebangkitan. Dukungan dari Manuel Locatelli yang konsisten dan masuk dalam tim terbaik musim juga menjadi pilar penting. Meski harus menelan kekecewaan di Coppa Italia setelah dieliminasi Empoli, kualifikasi ke Liga Champions adalah pencapaian utama yang berhasil menyelamatkan musim yang penuh badai ini.
Perebutan Tiket Eropa: Sebuah Simfoni Kekacauan di Hari Penentuan
Zona kualifikasi Eropa musim ini menawarkan drama yang tak kalah menegangkan. Empat besar—Napoli, Inter, Atalanta, dan Juventus—langsung melenggang ke fase liga Liga Champions. Namun, pertarungan untuk Liga Europa dan Conference League ditentukan di hari terakhir, dengan enam pertandingan berlangsung secara bersamaan.
- Roma dan Konsistensi yang Terbayar
Finis di posisi kelima dengan 69 poin, Roma memastikan diri kembali ke Liga Europa. Di bawah kepemimpinan Daniele De Rossi, I Giallorossi menunjukkan identitas permainan yang solid, meski harus puas di bawah bayang-bayang empat besar. - Bologna: Pahlawan Tak Terduga dari Jalur Piala
Di sinilah keajaiban terjadi. Bologna, yang hanya finis di posisi kesembilan klasemen, justru mencuri tiket Liga Europa melalui pintu belakang. Kemenangan 1-0 mereka atas Milan di final Coppa Italia pada 14 Mei 2025 menjadi momen bersejarah. Ini membuktikan bahwa dalam sepak bola Italia, ada lebih dari satu jalan menuju Eropa. - Fiorentina dan Peran Keberuntungan
Fiorentina lolos ke play-off Conference League setelah mengalahkan Udinese 2-1. Namun, nasib mereka tidak sepenuhnya berada di tangan sendiri. Hasil imbang Lazio 2-1 dari Lecce di laga lain menjadi faktor penentu yang mengantarkan La Viola ke kompetisi Eropa, sementara Lazio harus puas finis ketujuh tanpa tiket Eropa meski poinnya sama.
Zona Degradasi: Kisah Pilu dan Realitas Keras Serie A
Di ujung lain klasemen, tiga tim harus menelan pil pahit degradasi. Monza terpuruk di dasar klasemen dengan hanya 18 poin, terdegradasi lebih awal setelah musim yang benar-benar harus dilupakan. Empoli, meski sempat menjadi bintang tamu dengan melaju ke semifinal Coppa Italia dan mengeliminasi Juventus, gagal membawa momentum itu ke Serie A. Kekalahan di hari terakhir memastikan mereka jatuh ke Serie B bersama Venezia.
Venezia, salah satu tim promosi, langsung mengalami nasib naas dengan terdegradasi kembali. Ini menggambarkan betapa sulitnya bertahan di kompetisi tingkat tertinggi Italia, di mana setiap poin diperebutkan dengan taruhan yang sangat besar.
Proyeksi dan Penutup: Sebuah Musim Penuh Cerita
Musim Serie A 2024/25 telah usai dengan meninggalkan segudang cerita. Napoli berdiri sebagai yang terkuat, membuktikan bahwa strategi dan fokus dapat mengalahkan sumber daya finansial yang lebih besar. Juventus, meski terlihat goyah, berhasil menemukan cara untuk bertahan di elite Eropa, sebuah pencapaian yang tak boleh dipandang remeh di tengah transisi yang kacau.
Zona Eropa sekali lagi membuktikan dinamika unik sepak bola Italia, di mana jalur piala bisa mengubah segalanya. Sementara itu, jerit tangis dari zona degradasi mengingatkan semua orang tentang betapa kejamnya hukum sepak bola.
Kisah-kisah inilah yang membuat Serie A tetap memikat. Dari puncak hingga dasar klasemen, setiap angka, setiap gol, dan setiap poin memiliki narasinya sendiri. Dan untuk analisis mendalam seperti ini, pantau terus perkembangan sepak bola Italia hanya di Score.co.id.












