SCORE.CO.ID – Setahun setelah meninggalkan Arab Saudi, Roberto Mancini siap untuk kembali ke tanah Italia, yaitu ingin melatih Juventus lagi.
Mancini yang meninggalkan jabatannya pada 25 Oktober 2024, sangat ingin kembali menekuni pekerjaannya.
Seperti dilansir dari laman La Gazzetta dello Sport, Mancini telah menghabiskan 12 bulan terakhir untuk mengisi ulang tenaga, mempelajari tren sepak bola, dan diam-diam menunggu kesempatan yang tepat, idealnya kesempatan yang membuatnya tetap bertahan di Italia.
Dalam beberapa pekan terakhir, Mancini telah dikaitkan dengan beberapa klub, termasuk Nottingham Forest dan Juventus. Tabloid-tabloid Inggris bahkan menyebutnya sebagai calon pengganti Rúben Amorim di Manchester United, jika dipecat.
Namun, perkembangan MU baru-baru ini tampaknya telah mendinginkan kemungkinan itu.
Untuk saat ini, Mancini tetap sabar, fokus menemukan proyek yang menginspirasinya bukan sembarang mendapat tawaran.
Sejak meninggalkan Arab Saudi, Mancini telah memanfaatkan waktunya dengan bijak.
Ia telah menghadiri pertandingan, seperti Nice vs As Roma di Allianz Riviera, dan mengikuti perkembangan Sampdoria, klub tempat ia menghabiskan bertahun-tahun sebagai pemain sekaligus kolaborator.
Putranya dan beberapa teman dekatnya masih bekerja di sana, menjaga ikatan emosionalnya dengan Blucerchiati tetap hidup.
Dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport, Mancini mengaku menyesali keputusannya meninggalkan tim nasional Italia.
Pengunduran dirinya yang tiba-tiba menyebabkan kekacauan di dalam Federasi dan merenggangkan hubungannya dengan presiden Gabriele Gravina.
“Saya akan kembali karena tidak ada yang lebih hebat bagi seorang pelatih selain memimpin Italia,”
“Saya berharap bisa kembali setelah Spalletti, tetapi saya tahu itu mustahil.”
Untuk saat ini, fokus Mancini adalah kembali ke manajemen klub — sesuatu yang belum dilakukannya sejak meninggalkan Zenit Saint Petersburg pada tahun 2018.
Ada tawaran,” ungkapnya.
“Beberapa dari Italia, tiga dari luar negeri, bahkan satu dari Brasil. Tapi saya memutuskan untuk menunggu dan melihat apakah ada peluang dari Italia. Juventus? Kami sudah bicara beberapa bulan yang lalu, tapi mereka sudah punya pelatih — Tudor sudah bermain bagus.”
Namun, di balik kata-kata hati-hati itu tersimpan pesan yang jelas: Mancini merindukan ritme harian lapangan.
“Anda tidak bisa membuat pilihan tanpa ambisi,” katanya.
“Anda harus merasakan percikannya. Saya merindukan lapangan, para pemain, dan kompetisi”, terangnya menutup keterangan.
