Pertemuan Terakhir El Clasico
Score.co.id – Pertarungan abadi antara dua raksasa Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, tak pernah kehilangan pesonanya. Sampai dengan Oktober 2025, sepuluh pertemuan terakhir mereka telah menulis babak baru dalam rivalitas sengit ini, dengan dinamika kekuasaan yang bergeser dan aksi gol yang spektakuler. Sebagai jurnalis dengan pengalaman lebih dari dua dekade, kami mengajak Anda menyelami data dan analisis mendalam untuk memahami bagaimana Barcelona berhasil membalikkan tren dan mencatatkan dominasi baru dalam duel yang selalu dinanti-nanti para penggemar sepak bola di seluruh dunia ini.
Dalam sepuluh duel terakhir, Barcelona tampil sebagai kekuatan yang bangkit. Dari sepuluh pertemuan tersebut, tim asal Catalonia meraih enam kemenangan, sementara Real Madrid harus puas dengan empat. Yang mencolok, tidak ada satu pun pertandingan yang berakhir imbang, menggambarkan karakter ofensif dan mentalitas “menang atau kalah” dari kedua tim. Total 44 gol yang tercipta—23 untuk Barcelona dan 21 untuk Madrid—dengan rata-rata 4.4 gol per pertandingan, menjadi bukti nyata bahwa El Clasico tetap menjadi tontonan yang penuh intensitas dan kualitas serangan.

Tren Pergeseran Kekuasaan
Tren ini menunjukkan perubahan signifikan. Jika pada periode 2023 hingga awal 2024 Real Madrid masih mendikte dengan kemenangan-kemenangan penting, era baru dimulai seiring dengan kedatangan Hansi Flick di kursi kepelatihan Barcelona. Di bawah komandonya, Barcelona mencatatkan rangkaian kemenangan beruntun, termasuk kemenangan telak 4-0 di Santiago Bernabéu dan kemenangan 5-2 di final Supercopa. Sementara itu, Real Madrid, yang kini dipimpin oleh Xabi Alonso, berusaha menemukan kembali identitas mereka setelah masa transisi pasca-Carlo Ancelotti.
Analisis Detail 10 Pertemuan Terakhir
Mari kita bedah lebih dalam setiap pertemuan untuk menemukan pola dan momen-momen krusial yang membentuk narasi rivalitas ini.
Kebangkitan Barcelona di Bawah Hansi Flick
Periode 2024-2025 menjadi saksi kebangkitan Barcelona yang dramatis. Kemenangan 4-0 atas Real Madrid di markas mereka sendiri pada Oktober 2024 adalah pernyataan keras. Pada laga itu, Lamine Yamal mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah El Clasico. Kematangan pemain muda seperti Yamal, dipadukan dengan kualitas veteran seperti Robert Lewandowski yang konsisten mencetak gol, menjadi senjata ampuh Barcelona. Dominasi ini berlanjut dengan gelar Supercopa dan Copa del Rey, yang mengukuhkan mereka sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan.
Di sisi lain, Real Madrid tampak kesulitan menahan gelombang serangan Barcelona. Meski memiliki kekuatan ofensif yang luar biasa dengan Kylian Mbappé, Vinícius Júnior, dan Jude Bellingham, lini belakang mereka sering kali keropos ketika menghadapi pergerakan cepat dan kombinasi passing akurat Barcelona. Kemenangan tipis 4-3 untuk Barcelona pada Mei 2025 adalah contoh sempurna: Madrid sempat unggul, tetapi ketahanan mental dan tekad Barcelona untuk bangkit membawa mereka meraih kemenangan krusial yang mendekatkan mereka pada gelar La Liga.
Era Dominasi Awal Real Madrid dan Pergeseran Kekuasaan
Sebelum kebangkitan Barcelona, Real Madrid sempat memegang kendali. Pada pertemuan di awal 2023 hingga awal 2024, mereka meraih empat kemenangan, beberapa di antaranya sangat meyakinkan. Kemenangan 4-1 di final Supercopa Januari 2024, yang diwarnai hat-trick spektakuler Vinícius Júnior, menunjukkan betapa mematikannya serangan Los Blancos pada masa itu. Begitu pula kemenangan 4-0 di Camp Nou pada leg kedua semifinal Copa del Rey April 2023, di mana Karim Benzema mencetak tiga gol, menandai akhir era di stadion ikonis tersebut sebelum renovasi.
Namun, dominasi itu mulai memudar. Kekalahan beruntun yang dialami Madrid, termasuk di final Copa del Rey April 2025 setelah melalui babak perpanjangan waktu, menandai berakhirnya sebuah siklus. Pergantian pelatih dari Carlo Ancelotti ke Xabi Alonso membawa harapan baru, tetapi tantangan untuk mengembalikan kejayaan di El Clasico tetap besar. Kedalaman skuad dan kemampuan beradaptasi menjadi kunci dalam rivalitas ini, dan untuk sementara, Barcelona unggul dalam hal tersebut.
Dampak dan Proyeksi Menuju El Clasico Mendatang
Pertarungan Gelar dan Momentum Psikologis
Setiap kemenangan dalam El Clasico seringkali menjadi penentu arah juara. Kemenangan Barcelona pada Mei 2025, misalnya, secara efektif memperlebar jarak mereka di puncak klasemen La Liga menjadi tujuh poin. Ini adalah pukulan telak bagi Madrid yang berusaha mengejar. Momentum yang dibangun dari kemenangan-kemenangan beruntun juga memberikan kepercayaan diri yang besar bagi skuad muda Barcelona, sementara di kubu Madrid, tekanan untuk segera mengembalikan kejayaan semakin besar.
El Clasico Mendatang: Pertarungan Strategi Baru
Semua mata kini tertuju pada pertemuan berikutnya di Santiago Bernabéu pada 26 Oktober 2025. Pertandingan ini bukan sekadar lanjutan dari rivalitas, tetapi juga ujian pertama bagi Xabi Alonso sebagai pelatih baru Real Madrid dalam menghadapi Barcelona yang sedang percaya diri. Alonso dikenal dengan filosofi permainan yang terstruktur dan pressing intensif, yang akan berhadapan langsung dengan gaya ofensif ala Hansi Flick.
Pertanyaannya adalah, apakah Madrid bisa memanfaatkan kekuatan individu seperti Mbappé dan Bellingham untuk melumpuhkan pertahanan Barcelona? Ataukah Barcelona, dengan chemistry tim yang sudah terbangun dan bakat muda seperti Yamal, akan kembali membuktikan dominasi mereka? Pertemuan ini berpotensi menjadi titik balik baru dalam catatan rivalitas abadi ini.
Kutipan Menarik: Suara dari Dalam Lapangan
Seorang analis sepak bola terkemuka, Juan Mata, memberikan pandangannya mengenai pergeseran ini:
“Barcelona di bawah Flick bermain dengan identitas yang sangat jelas. Mereka menekan tinggi, bergerak cepat, dan memiliki solusi di lini depan. Madrid punya bintang-bintang individu, tetapi dalam beberapa pertemuan terakhir, mereka tampak kurang padu. Tantangan terbesar Xabi Alonso adalah menciptakan kembali sebuah sistem yang bisa memadukan bakat individu menjadi kekuatan kolektif yang solid.”
Ringkasan Akhir: Sebuah Babak Baru yang Terus Berlanjut
Sepuluh pertemuan terakhir El Clasico telah membuktikan satu hal: tidak ada yang permanen dalam sepak bola. Dominasi bisa berganti, dan rivalitas selalu menyimpan kejutan. Barcelona, dengan enam kemenangan, untuk sementara unggul, tetapi sejarah panjang pertemuan ini mengajarkan bahwa Real Madrid selalu kembali dengan kekuatan dan ambisi baru. Pertemuan mendatang di Bernabéu bukan hanya tentang tiga poin, melainkan tentang mengukir narasi baru, membangun momentum, dan memperebutkan hak untuk disebut sebagai raja di tanah Spanyol.
Jangan lewatkan update berita sepakbola lainnya dan liputan langsung El Clasico mendatang hanya di Score.co.id!












