Pemain Korea Utara di Serie A
score.co.id – Bayangkan atmosfer Stadio Renzo Dell’Ara, markas Cagliari, pada awal April 2017. Seorang remaja berusia 18 tahun melangkah ke lapangan sebagai pemain pengganti. Ia tampak seperti pemain muda biasa, namun asal negaranya membuatnya menonjol: Korea Utara. Han Kwang-song mencatatkan sejarah sebagai pemain pertama dari negara tertutup itu di Serie A. Debutnya saja sudah menarik perhatian, tetapi kejutan sebenarnya baru dimulai.
Hanya seminggu kemudian, melawan Torino yang diperkuat kiper legendaris Joe Hart, Han mencetak gol bersejarah. Bola yang bersarang di gawang Torino menjadikannya pencetak gol pertama dari Korea Utara di kasta tertinggi sepak bola Italia. Media Italia menjulukinya “Il Fenomeno di Pyongyang”, dan dunia bertanya-tanya: dari mana bintang misterius ini muncul?
Eskalasi Karier yang Menjanjikan
Melihat potensinya, Cagliari meminjamkan Han ke Perugia di Serie B untuk menambah jam terbang. Keputusan ini terbukti tepat. Pada debutnya, Han mencetak hat-trick, langsung menjadi idola pendukung Perugia. Performa konsistennya menunjukkan teknik individu, kecepatan, dan insting gol yang tajam.

Bakatnya menarik perhatian raksasa Juventus. Pada September 2019, ia bergabung dengan tim U23 Juventus (kini Juventus Next Gen) di Serie C. Langkah ini seolah menegaskan bahwa Han berada di jalur menuju ketenaran dunia.
Perjalanan Karier Han Kwang-song
| Tahun | Klub | Pencapaian |
|---|---|---|
| 2017 | Cagliari | Debut Serie A, gol pertama Korea Utara |
| 2018 | Perugia | Hat-trick pada debut Serie B |
| 2019 | Juventus U23 | Bergabung dengan akademi Juventus |
Titik Balik Tragis: Geopolitik Mengintervensi
Pada Januari 2020, Juventus membeli Han dari Cagliari seharga 3,5 juta euro, namun hanya enam hari kemudian menjualnya ke Al-Duhail di Qatar dengan harga 7 juta euro. Transaksi ini menjadi masalah besar. Sanksi PBB terhadap Korea Utara, yang melarang warganya bekerja di luar negeri untuk memutus aliran devisa, membuat transfer ini dianggap melanggar hukum. Uang transfer dikhawatirkan mengalir ke rezim Kim Jong-un.
Akibatnya, karier Han terhenti. Meski sempat memenangkan gelar liga bersama Al-Duhail, tekanan internasional memaksa klub itu memutus kontraknya pada 2021. Han, bakat muda yang menjanjikan, tiba-tiba kehilangan segalanya.
Hilang dan Ditemukan Kembali: Misteri Tiga Tahun
Setelah kontraknya diputus, Han menghilang selama hampir tiga tahun. Spekulasi menyebut ia terdampar di kedutaan Korea Utara, berlatih sendirian untuk menjaga kebugaran. Pandemi COVID-19 dan penutupan perbatasan Korea Utara memperburuk situasinya.
Pada November 2023, Han muncul kembali, bermain untuk Tim Nasional Korea Utara di kualifikasi Piala Dunia 2026, bahkan mencetak gol. Kini, ia dikabarkan bermain untuk klub lokal April 25 di Korea Utara, jauh dari gemerlap Eropa.
Kesimpulan: Pelajaran Pahit bagi Sepak Bola Global
Kisah Han Kwang-song adalah tragedi tentang bakat yang dihancurkan oleh politik global. Juventus, dengan sumber daya besar, dinilai kurang cermat dalam menangani implikasi sanksi PBB. Transfer yang didorong keuntungan finansial justru merugikan sang pemain.
Kasus ini mengingatkan kita bahwa sepak bola tidak lepas dari dinamika dunia. Han adalah bukti bahwa bakat saja tidak cukup jika bertabrakan dengan realitas geopolitik.
Ikuti berita sepak bola terpercaya di Score.co.id!












