Alex Tanque dan Ramon Tanque
score.co.id – Musim panas 2025 menyimpan sebuah cerita yang begitu memukau bagi para pecinta sepak bola tanah air. Bayangkan, dua klub raksasa Indonesia, PSM Makassar dan Persib Bandung, secara hampir bersamaan mendatangkan penyerang asal Brasil dengan nama belakang yang sama: Tanque. Alex Tanque dan Ramon Tanque. Sebuah kebetulan yang langsung memicu imajinasi dan narasi media. Namun, di balik sensasi nama yang identik, tersimpan kisah yang jauh lebih kompleks tentang ekspektasi, tekanan, dan realitas kerasnya beradaptasi dengan sepak bola Indonesia.
Narasi Dua Tank: Dari Kebetulan Menjadi Pertarungan Simbolis
Fenomena “Duo Tanque” adalah contoh sempurna bagaimana media dan publik dapat menciptakan drama sepak bola yang menarik. Alex dan Ramon, yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali, tiba-tiba menjadi pusat perhatian karena kesamaan nama, posisi, dan kebangsaan. Narasi “duel tank” segera terbentuk, mengubah persaingan alami antara PSM dan Persib menjadi sebuah pertarungan individual yang epik. Setiap pertemuan kedua tim nantinya akan dinanti bukan hanya untuk skor akhir, tetapi untuk melihat siapa di antara kedua Tanque ini yang lebih sanggup membuktikan diri.

Gelombang ekspektasi yang menyertai kedatangan mereka sungguh luar biasa. Keduanya datang dengan label “mesin gol” dari liga sebelumnya. Publik langsung membayangkan hujan gol yang akan mereka ciptakan. Narasi ini, meski meningkatkan daya tarik liga, ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, ia membangun antusiasme. Di sisi lain, ia menjerat kedua pemain dalam jerat tekanan yang maha berat. Setiap penampilan mereka, sejak detik pertama, akan dibandingkan satu sama lain dan diukur dengan standar yang nyaris mustahil.
Mengulik Profil Dua Penyerang Maut
Meski dijuluki “Tank”, perjalanan karier Alex dan Ramon Tanque memiliki ciri khasnya masing-masing. Kedatangan mereka sebenarnya mencerminkan strategi perekrutan yang spesifik dari kedua klub, yang sama-sama membutuhkan striker target man yang tangguh.
Ramon Tanque: Top Skor Muda dari Kamboja
Ramon Tanque, sang pemain muda yang lahir pada 1998, tiba di Persib Bandung dengan modal kepercayaan diri yang tinggi. Prestasinya sebagai top skor Liga Premier Kamboja 2024/25 bersama Visakha FC sangat mengesankan: 21 gol dan 5 assist dari 28 penampilan. Gaya bermainnya menggambarkan seorang penyerang pusat klasik. Kekuatan fisiknya menjadi senjata utama, ditambah dengan kemampuan duel udara yang baik dan naluri mencetak gol di dalam kotak penalti. Julukan “Tanque” atau Tank melekat padanya karena karakter bertarungnya yang tak kenal menyerah, selalu menerjang pertahanan lawan bagai kendaraan tempur.
Alex Tanque: Striker Berpengalaman dari Eropa
Sementara itu, Alex Tanque membawa pengalaman yang berbeda. Di usia yang lebih matang (lahir 1994), ia datang ke PSM Makassar setelah membuktikan ketajamannya di Benua Eropa, tepatnya di Liga Malta bersama Marsaxlokk FC. Statistik 16 gol dan 6 assist dalam 34 laga menunjukkan konsistensinya sebagai penyerang. Pengalaman bermain di Eropa, meski di liga yang tidak terlalu besar, seringkali dianggap memberi nilai plus dalam hal kedisiplinan dan pemahaman taktis.
| Pemain | Klub | Asal Liga | Gol/Assist | Gaya Bermain |
|---|---|---|---|---|
| Ramon Tanque | Persib Bandung | Liga Premier Kamboja | 21 gol, 5 assist | Penyerang fisik, duel udara kuat |
| Alex Tanque | PSM Makassar | Liga Malta | 16 gol, 6 assist | Taktis, konsisten, berpengalaman |
Fakta bahwa PSM dan Persib sama-sama “jatuh hati” pada pemain dengan profil fisik kuat berjuluk Tank bukanlah suatu kebetulan belaka. Ini adalah pertanda jelas dari tren taktis di Super League Indonesia yang masih sangat menghargai kehadiran striker target man. Untuk tim seperti PSM yang gemar memainkan serangan sayap dan membanjiri kotak penalti dengan umpan silang, kehadiran Alex Tanque adalah jawaban logis. Begitu pula dengan Persib yang membutuhkan ujung tombak yang bisa menjadi titik fokus serangan.
Tantangan di Lapangan Hijau: Ketika Gol Tak Kunjung Datang
Euforia awal seringkali berhadapan dengan realitas yang keras. Inilah yang sedang dialami oleh Duo Tanque di awal musim Super League 2025/26. Bertolak belakang dengan ekspektasi tinggi, baik Alex maupun Ramon sama-sama mengalami paceklik gol di beberapa laga awal. Hingga pekan ketiga kompetisi, keduanya belum berhasil membukukan satu gol pun.
Situasi yang dihadapi Alex Tanque bahkan lebih pelik. Selain belum mencetak gol, ia juga harus menerima kartu merah dalam laga kontra Persita Tangerang, yang semakin menambah beban mentalnya. Perjuangan adaptasi mereka pun menjadi sorotan tajam. Setiap kegagalan mencetak gol seakan memperkuat narasi skeptis dari sebagian pihak. Tekanan untuk segera membuktikan diri menjadi sangat besar, mengingat hype yang telah diciptakan oleh media dan suporter.
Perjuangan awal kedua pemain ini justru secara tidak langsung menjadi pujian bagi kualitas Super League Indonesia. Ketidakmampuan mereka untuk langsung bersinar menunjukkan bahwa level kompetisi, ketangguhan lini belakang, dan intensitas fisik di Indonesia mungkin lebih tinggi daripada yang mereka alami di liga sebelumnya, seperti Kamboja atau Malta. Hal ini pada akhirnya bisa menjadi tolok ukur positif bahwa liga dalam negeri terus menunjukkan perkembangan yang signifikan.
“Mereka datang dengan label bintang, tetapi sepak bola Indonesia punya caranya sendiri untuk ‘menyambut’ pemain baru. Butuh waktu, kesabaran, dan mental yang kuat. Yang terpenting adalah bagaimana manajemen klub dan suporter memberi mereka ruang untuk bernapas dan beradaptasi.”
— Seorang pelatih anonim
Masa Depan Duo Tanque: Sebuah Perjalanan Panjang
Lima pertandingan awal jelas bukanlah tolok ukur akhir untuk menilai seorang pemain. Kisah Duo Tanque masih sangat panjang. Tantangan terbesar mereka saat ini adalah menanggalkan beban narasi “pertarungan tank” dan fokus untuk berkontribusi penuh bagi tim masing-masing. Proses adaptasi terhadap cuaca, gaya bermain, budaya, dan taktik tim membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Kedua klub, PSM dan Persib, nampaknya memahami betul hal ini. Dukungan dari pelatih dan rekan setim akan menjadi kunci utama untuk membantu Alex dan Ramon melepas belenggu tekanan dan menunjukkan kualitas sebenarnya. Jika mereka bisa melalui fase adaptasi ini dengan baik, bukan tidak mungkin Duo Tanque akan benar-benar menjadi mesin gol yang ditakuti sepanjang musim.
Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Nama
Pada akhirnya, kisah Alex Tanque dan Ramon Tanque adalah pengingat bahwa sepak bola lebih dari sekadar nama dan statistik masa lalu. Ini adalah cerita tentang manusia yang beradaptasi, tentang tekanan ekspektasi, dan tentang realitas kompetitif sebuah liga. Narasi media yang menarik harus diimbangi dengan kesabaran dan pemahaman akan proses. Perjalanan mereka berdua di Indonesia baru saja dimulai, dan babak-babak selanjutnya tentu akan lebih menarik untuk diikuti.
Nantikan terus perkembangan terbaru seputar Duo Tanque dan berita sepak bola terkini lainnya hanya di score.co.id.












