Eric García Teman Satu Tim
score.co.id – Di tengah hiruk-pikuk transfer musim panas 2025, sebuah narasi menarik justru terbentuk di dalam tubuh FC Barcelona sendiri. Eric García, pemain yang sempat diragukan masa depannya, telah menjelma menjadi sosok yang tak tergantikan di bawah kendali Hansi Flick. Musim 2025-2026 ini menjadi saksi transformasi mendalam sang bek tengah, yang kini bukan sekadar opsi pertahanan, melainkan kartu truf taktis bagi pelatih Jerman itu. Kepercayaan Flick tidak datang begitu saja; ia berakar pada fondasi yang kokoh berupa kecerdasan membaca permainan, keserbagunaan posisi, dan profesionalisme yang tinggi.
Bukti dari evolusi luar biasa ini terpampang nyata dalam setiap menit pertandingan yang ia jalani. Catatan log permainan menunjukkan García telah diplot di hampir seluruh lini pertahanan: mulai dari bek kanan, jantung pertahanan, hingga bek kiri. Fleksibilitas ini bahkan merupakan pengembangan dari musim sebelumnya, di mana ia juga mendapat percobaan di posisi gelandang bertahan dan gelandang tengah. Komitmen klub terhadap perannya yang kian vital pun diwujudkan melalui negosiasi perpanjangan kontrak hingga tahun 2029, sebuah pernyataan tegas bahwa García adalah bagian integral dari proyek jangka panjang Barcelona pimpinan Flick.

Dinamika Skuad Barcelona: Fondasi untuk Kesuksesan García
Lingkungan klub tempat Eric García berkembang saat ini adalah sebuah mosaik yang harmonis antara veteran berpengalaman dan bintang muda berbakat. Di bawah filosofi Flick yang menekankan tekanan tinggi dan mobilitas, setiap pemain dituntut untuk dapat beradaptasi. Dalam ekosistem ini, García, sebagai lulusan La Masia, tidak hanya berkontribusi di lapangan tetapi juga menjadi penjaga nilai-nilai klub di ruang ganti. Keberadaannya adalah jembatan antara generasi lama dan baru, menciptakan sinergi yang kuat.
Skuad Inti FC Barcelona Musim 2025-2026
Berikut adalah daftar pemain yang membentuk tulang punggung tim dalam perjalanan musim ini:
| Posisi | Pemain |
|---|---|
| Kiper | Marc-André ter Stegen, Joan García, Wojciech Szczęsny |
| Bek | Alejandro Balde, Ronald Araújo, Pau Cubarsí, Andreas Christensen, Gerard Martín, Jules Koundé, Eric García |
| Gelandang | Gavi, Pedri, Fermín López, Marc Casadó, Dani Olmo, Frenkie de Jong, Marc Bernal |
| Penyerang | Ferran Torres, Robert Lewandowski, Lamine Yamal, Raphinha, Marcus Rashford, Roony Bardghji |
Koleksi talenta ini dirancang untuk menjalankan gaya permainan dominan dan dinamis, di mana fleksibilitas seperti yang dimiliki García menjadi senjata utama.
Kontras Tajam: Posisi García di Timnas Spanyol
Namun, cerita indah di level klub berbanding terbalik dengan situasinya di tim nasional Spanyol. Pada pemanggilan terakhir untuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 di September 2025, pelatih Luis de la Fuente memutuskan untuk tidak memasukkan nama Eric García dalam skuadnya. Pilihan de la Fuente jatuh kepada kombinasi bek tengah lain, seperti Pau Cubarsí yang masih berusia 18 tahun, Dean Huijsen (20 tahun), serta Dani Vivian dan Robin Le Normand yang lebih matang.
Meskipun secara personal tidak turut serta, ikatan “teman satu tim” antara García dan skuad Spanyol tetap ada. Beberapa rekan seklubnya di Barcelona, seperti Pau Cubarsí, Pedri, Fermín López, Dani Olmo, Lamine Yamal, dan Ferran Torres, memenuhi panggilan tersebut. Situasi ini menciptakan dinamika unik di mana García mendukung rekan-rekannya dari jauh, sambil terus membuktikan diri di klub.
Analisis Mendalam: Filosofi Taktis yang Berbeda
Fenomena Eric García merupakan studi kasus yang sempurna tentang bagaimana nilai seorang pemain dapat ditafsirkan secara berbeda oleh pelatih elite dengan filosofi yang berlainan. Di Barcelona, Hansi Flick memandang García sebagai aset taktis yang multifungsi. Pujian Flick terhadap kecerdasan dan profesionalisme García bukanlah basa-basi. Dalam sistem high-press dan transisi cepat ala Flick, kemampuan García dalam membangun serangan dari belakang, penguasaan bola yang baik, dan ketepatan operan untuk memecah tekanan lawan adalah kualitas yang sangat langka dan berharga. Fleksibilitasnya memungkinkan Flick untuk melakukan rotasi dan penyesuaian taktis tanpa harus kehilangan kualitas permainan.
Sebaliknya, Luis de la Fuente di timnas Spanyol tampaknya memiliki kriteria yang lebih spesifik untuk posisi bek tengah. Preferensinya pada Cubarsí, Huijsen, dan Vivian mengisyaratkan kecenderungan pada pemain dengan atribut fisik yang lebih dominan atau profil yang lebih spesifik sebagai bek tengah murni. Waktu persiapan yang terbatas di tim nasional seringkali membuat pelatih memprioritaskan pemain dengan peran yang sudah jelas dan tidak memerlukan adaptasi kompleks. Bagi de la Fuente, keserbagunaan García mungkin dianggap kurang perlu dibandingkan dengan spesialisasi dan konsistensi di satu posisi.
Proyeksi Masa Depan: Tantangan dan Peluang
Lantas, apa arti semua ini bagi masa depan Eric García? Di level klub, masa depannya cerah. Kepercayaan Hansi Flick adalah modal berharga. Perpanjangan kontrak yang sedang dibicarakan akan mengamankan posisinya sebagai pilar penting dalam jangka panjang. Tantangannya adalah mempertahankan konsistensi performa tinggi di berbagai posisi yang ditugaskan kepadanya.
Di kancah internasional, jalan menuju Timnas Spanyol tetap terbuka, namun berliku. García perlu terus tampil gemilang bersama Barcelona dan, yang terpenting, mungkin harus menunjukkan keunggulan yang tak terbantahkan di posisi bek tengah murni untuk meyakinkan de la Fuente. Kompetisi dengan talenta muda seperti Cubarsí yang juga berasal dari akademi yang sama akan menjadi ajang pembuktian yang menarik untuk disaksikan.
Kesimpulan: Sebuah Pelajaran tentang Konteks dan Nilai
Pada akhirnya, perjalanan Eric García musim ini mengajarkan bahwa dalam sepak bola modern, seorang pemain bisa sangat berharga di satu konteks, namun belum tentu di konteks lainnya. Ketidakhadirannya dari skuad Spanyol bukanlah indikator kegagalan, melainkan cerminan dari perbedaan kebutuhan taktis antara manajer klub dan tim nasional. Bagi Barcelona dan Hansi Flick, Eric García adalah penyelesai masalah, seorang pemain cerdas yang memberikan opsi taktis yang melimpah. Itulah nilai sebenarnya yang membuatnya begitu spesial di Camp Nou, terlepas dari warna jersey merah yang belum ia kenakan untuk Spanyol pada pertandingan terakhir.
Nantikan terus analisis mendalam seputar dunia sepak bola hanya di score.co.id.












