Pemain Asing Persib dari Masa ke Masa
Score.co.id. – Membicarakan legenda Persib Bandung tidak pernah cukup hanya dengan melihat daftar trofi dan koleksi gelar. Bagi Bobotoh, sebutan untuk pendukung setia Maung Bandung, ikatan dengan pemain asing dibangun dari sesuatu yang lebih dalam: momen magis, loyalitas tak tergoyahkan, dan kemampuan seorang pemain untuk menyatu dengan jiwa dan identitas klub. Lantas, siapa saja pemain asing yang berhasil merajut cerita abadi dan merebut hati jutaan Bobotoh?
Lebih dari Sekadar Trofi: Memahami Ikatan Emosional Bobotoh
Di Persib, status favorit atau legenda adalah sebuah gelar kehormatan yang tidak selalu sejalan dengan prestasi. Seorang pemain bisa saja tidak membawa pulang piala, namun namanya akan selalu dikenang dengan penuh decak kagum dan rasa cinta. Ini terjadi karena Bobotoh menghargai:
- Cerita yang menginspirasi
- Dedikasi tanpa pamrih
- Momen-momen yang membangkitkan emosi kolektif
Pemain-pemain ini menjadi pahlawan bukan hanya karena apa yang mereka raih, tetapi lebih karena kisah yang mereka ukir dan wariskan.

Pahlawan Pembeda: Momen Ikonik yang Mengukir Sejarah
Beberapa nama mengukir status abadi mereka bukan melalui konsistensi sepanjang musim, melainkan lewat satu aksi spektakuler yang langsung menyihir seluruh Bobotoh dan menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah klub.
Patricio “Pato” Jimenez (Chile/Bek)
Namanya abadi karena satu momen berani yang mungkin tidak akan terulang lagi. Dalam laga Piala Indonesia 2007 melawan Persijap Jepara, Pato maju sebagai eksekutor penalti. Yang membuatnya legendaris adalah aksinya menutup mata dengan ikat kepalanya sebelum menendang. Gol yang tercipta dari tendangan buta tersebut bukan hanya membawa kemenangan, tetapi juga menjadi simbol keberanian dan kepercayaan diri yang luar biasa. Momen ini bahkan diakui oleh FIFA dan menjadi folklor yang diceritakan turun-temurun.
Bojan Malisic (Serbia/Bek)
Masa bakti Malisic di Persib terhitung singkat, hanya dari 2018 hingga 2019. Namun, durasi itu cukup untuk menjadikannya dewa di hati Bobotoh. Dalam laga panas melawan rival bebuyutan, Persija Jakarta, Malisic muncul sebagai pahlawan dengan menyundul bola ke gawang lawan di menit-menit akhir. Gol itu memastikan kemenangan dramatis 3-2 untuk Persib. Bagi Bobotoh, satu gol di laga super itu rasanya lebih berharga dan membekas daripada sebuah gelar juara.
Redouane Barkaoui (Maroko/Penyerang)
Barkaoui dicintai bukan semata-mata karena gol-gol yang dicetaknya, tetapi karena caranya merayakannya. Setiap kali bola bersarang di gawang lawan, Barkaoui akan menarikan tarian Jaipong, sebuah tarian tradisional khas Sunda. Aksi ini dilihat sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan terdalam pada budaya lokal. Ia tidak hanya bermain untuk klub, tetapi juga menghormati dan merayakan identitas masyarakat yang mendukungnya. Ikatan budaya inilah yang membuatnya sangat spesial.
Arsitek Kejayaan dan Penyelamat Klub
Di sisi lain, ada pula pemain yang kontribusinya diukur melalui prestasi nyata dan peran krusial dalam momen-momen penting perjalanan klub. Berikut adalah beberapa di antaranya:
| Nama Pemain | Negara | Posisi | Kontribusi Utama |
|---|---|---|---|
| Vladimir Vujovic | Montenegro | Bek | Pilar utama pertahanan saat Persib menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2014, mengakhiri puasa gelar 19 tahun. |
| Alejandro Tobar & Claudio Lizama | Chile | Gelandang | Menyelamatkan Persib dari zona degradasi pada musim 2003, sebuah pencapaian heroik setara trofi. |
| Sinthaweechai “Kosin” Hathairattanakool | Thailand | Kiper | Kiper tangguh dengan performa gemilang meski hanya bermain singkat sebagai pemain pinjaman. |
| Suchao Nutnum | Thailand | Gelandang | Otak permainan di lini tengah, mengatur irama permainan dengan karisma dan profesionalisme. |
Vladimir Vujovic (Montenegro/Bek)
Vlado adalah nama yang tidak bisa dipisahkan dari kebangkitan Persib. Ia adalah batu penjuru dan pilar utama di lini pertahanan ketika Persib akhirnya menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2014. Gelar itu mengakhiri puasa panjang selama 19 tahun. Sebagai benteng pertahanan tim juara, Vujovic dihormati karena peran sentralnya dalam mengembalikan kejayaan Maung Bandung.
Alejandro Tobar & Claudio Lizama (Chile/Gelandang)
Duo asal Chili ini adalah contoh sempurna bahwa pahlawan tidak selalu identik dengan gelar. Mereka datang di musim 2003, saat Persib terperosok di zona degradasi. Misi mereka adalah menyelamatkan klub, dan mereka berhasil melakukannya. Dalam konteks yang genting saat itu, menjaga Persib tetap di kasta tertinggi dianggap sebagai sebuah pencapaian heroik yang nilainya setara dengan trofi.
Duo Thailand: Sinthaweechai “Kosin” Hathairattanakool & Suchao Nutnum
Kosin dan Suchao datang ke Persib dengan status pinjaman dan hanya bermain dalam waktu singkat. Namun, kualitas dan karisma mereka meninggalkan kesan mendalam. Kosin menjadi kiper yang tangguh dan meyakinkan, sementara Suchao menjadi otak permainan di lini tengah yang mengatur irama permainan. Performa gemilang mereka, ditambah dengan kesan rendah hati dan profesional, membuat Bobotoh jatuh cinta dan berharap mereka bisa bertahan lebih lama.
Fenomena Bintang Dunia: Dampak Kedatangan Michael Essien
Pada tahun 2017, dunia sepak bola Indonesia gempar. Persib berhasil mendatangkan Michael Essien, mantan bintang Chelsea, Real Madrid, dan AC Milan yang telah memenangkan segalanya di level tertinggi.
Efek Global
Kedatangan Essien adalah pernyataan ambisi yang sangat besar. Profil Persib dan Liga 1 Indonesia langsung melambung ke panggung global. Media internasional ramai memberitakan, dan nama Persib menjadi buah bibir di kalangan penggemar sepak bola dunia.
Dampak di Lapangan
Meski tidak lagi berada di puncak fisiknya, kualitas teknis, visi, dan pengalaman Essien tetap terlihat. Kehadirannya di lapangan dan di ruang ganti membawa nilai tambah bagi pemain-pemain muda. Ia membawa standar profesionalisme kelas dunia.
Status Ikonik
Bagi Bobotoh, kedatangan Essien sendiri sudah merupakan sebuah momen bersejarah. Ia menjadi simbol bahwa klub mereka cukup besar untuk menarik pemain kaliber dunia. Statusnya sebagai megabintang membuatnya langsung masuk dalam jajaran pemain asing paling ikonik, terlepas dari durasi dan jumlah gol yang dicetaknya.
Penutup: Warisan Naratif, Kunci Kekekalan Seorang Idola
Pada akhirnya, menjadi favorit Bobotoh adalah tentang menciptakan warisan naratif. Berikut adalah ringkasan mengapa pemain-pemain ini abadi di hati Bobotoh:
- Patricio Jimenez: Cerita penalti mata tertutupnya.
- Redouane Barkaoui: Kisah tarian Jaipongnya.
- Bojan Malisic: Narasi kepahlawanan melawan Persija.
- Vladimir Vujovic: Epik pengakhir puasa gelar 19 tahun.
- Michael Essien: Simbol ambisi global.
Mereka tidak hanya dicintai karena statistik, tetapi karena emosi dan cerita yang mereka berikan. Mereka telah menjadi bagian dari keluarga, menjadi bagian dari identitas Bobotoh itu sendiri. Inilah yang membuat nama mereka abadi, jauh melampaui masa aktif mereka bermain.
Ajakan untuk Bobotoh
Siapa lagi pemain asing Persib favoritmu? Bagikan pendapat dan kenangan Anda di kolom komentar dan ikuti terus berita sepakbola terkini hanya di Score.co.id.












