Pemain Asing PSM dari Masa ke Masa: Daftar Terlengkap

Daftar lengkap pemain asing PSM Makassar sepanjang masa

pemain asing psm dari masa ke masa
pemain asing psm dari masa ke masa

Pemain Asing PSM dari Masa ke Masa

score.co.id – Bayangkan sebuah stadion senja di ujung timur Indonesia. Di bawah tendangan udara laut yang agak asin, ribuan suporter mengenakan kostum merah-bening bergemuruh menyanyikan Halo-halo Bandar. Di lapangan, seorang bek berkulit gelap menolak umpan terobosan dengan tekel bersih, sebelum segera mengoper ke gelandang pirang

Belanda yang menyiapkan operan terobosan. Sekejap kemudian, si kuda hitam dari Tanjung Verde naik lebih tinggi dari semua pemain, menyundul bola ke tiang gawang lawan. Itulah gambaran singkat bagaimana para pemain asing PSM Makassar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas klub sejak tiga dekade silam.

Daftar lengkap pemain asing PSM Makassar sepanjang masa
Daftar lengkap pemain asing PSM Makassar sepanjang masa

Artikel ini menelusuri kisah lengkap mereka-mulai dari Joseph Lewono, si raksasa Kamerun yang membuat lini depan lawan gemetar, hingga Yuran Fernandes, kapten saat ini yang menulis ulang sejarah dengan trofi Liga 1 2022/2023. Kami rangkai data, statistik, dan cerita di balik layar yang jarang terangkat, agar pembaca bisa merasakan bagaimana setiap era PSM selalu punya wajah impor yang ikonik.

Para Perintis Legiun Asing: Ketika Samba dan Tembok Afrika Menari di Tanah Sulawesi (1990-an-Awal 2000-an)

PSM bukan klub pertama yang mendatangkan pemain asing di Liga Indonesia, tapi mereka bisa dibilang yang paling cerdas dalam menyeleksi. Era 1990-an adalah masa pencarian identitas sepakbola nasional pasca-era amatir. Klub-klub mulai berani menandatangani kontrak profesional, dan PSM menyadari: untuk menyaingi kekuatan Jawa dan Sumatera, mereka butuh sentuhan internasional.

Joseph Lewono (Kamerun) – Bek tengah setinggi 190 cm ini tiba di Makassar 1997. Lewono bukan sekadar penjaga gawang kedua; ia adalah enforcer yang membuat penyerang lawan berpikir dua kali. Di musim 1999-2000, ia tampil 29 kali, lima di antaranya menutup rapat lawan kelas dunia seperti Persebaya dan Persija. Kombinasi kekuatan atletik dan insting membaca permainan menjadikan Lewono figur yang dicatat oleh Harian Fajar sebagai “membawa DNA Kamerun ke barisan belakang Juku Eja.”

Baca Juga  BURSA TRANSFER - Arsenal Mulai Oleng, Mikel Arteta Bidik 3 Penyerang Anyar

Luciano Leandro (Brasil) – Jika Lewono adalah tembok, Luciano adalah arsitek. Gelandang serang kelahiran Rio ini memiliki kemampuan one-touch pass yang menjahili lawan. Tidak heran, PSM memiliki rata-rata penguasaan bola 58% ketika ia turun-angka yang fantastis untuk standar awal 2000-an. Penonton memberinya julukan Mestre, guru, karena ia yang mengajarkan sepakbola indah di atas tanah keras Sulawesi.

Carlos de Melo (Brasil) – Rekan senegaranya Luciano, Carlos lebih ke ujung tombak. Ia sejatinya striker, tapi sering kali turun menjadi second striker untuk menarik bek lawan. Sepasang Brasil ini menciptakan 34 gol selama tiga musim, membuat PSM menjuarai liga untuk pertama kalinya di era profesional.

Oscar Aravena (Chile) – Nomor punggung 9 di PSM adalah beban sejarah karena dulu dikenakan legenda Ramang. Oscar-yang lebih pendek 8 cm dari Ramang-berhasil memenuhi harapan dengan 18 gol di musim debutnya. Gaya mainnya: gesit, gesekan kaki cepat, dan tembakan mendadak di kotak penalti.

Ikon Pemenang Gelar: Ketika Cristian Gonzáles Masih “El Loco” (2000-an)

Setelah gelar pertama diraih, PSM tidak berpuas diri. Mereka tahu persaingan makin ketat. Maka datang sosok yang kemudian menjadi legenda sepakbola Indonesia-meski saat itu belum naturalisasi.

Cristian Gonzáles (Uruguay) – Cristian datang 2003. Bukan status bintang, tapi insting predator membuatnya langsung melejit. Ia mencetak 42 gol dalam 59 penampilan di seluruh kompetisi. Di PSM, ia menunjukkan tanda-tanda menjadi “El Loco” yang kemudian dikenal publik nasional: selebrasi unik dengan tangan menutup telinga, serta tendangan voli dari luar kotak penalti.

Roman Chmelo (Slowakia) – Gelandang serang Eropa Timur ini membawa nuansa teknis Eropa. Roman dikenal karena umpan silang low-driven yang sulit dibaca kiper. Catatan 11 assist-nya di musim 2005 menjadi bukti.

Abanda Herman (Kamerun) – Setelah Lewono pulang ke negerinya, PSM menurunkan Herman. Bek 188 cm ini memiliki timing tackle yang sangat baik; ia hanya membuat 2 kesalahan yang berujung tendangan bebas langsung di musim 2006-angka yang luar biasa ketat.

Baca Juga  Italia Larang Pemain Sepak Bola Pakai Nomor Punggung 88, Ada Kaitannya dengan Nazi dan Hitler

Era Transisi & Pencarian Formula: Ketika Striker Datang dan Pergi (2010-an)

Periode ini adalah masa roller-coaster. PSM menaik turunkan liga, dan pergantian pemain asing terjadi lebih cepat daripada update status media sosial. Namun, beberapa nama tetap mampu menulis kisah berbeda.

Marc Klok (Belanda/Indonesia) – Klok tiba 2017. Ia bukan pemain bintang, tapi menjadi mesin motor lini tengah. Dengan energi tanpa batas dan tembakan jarak jauh akurat, ia memainkan 71 pertandingan, sumbang 8 gol dan 12 assist. Di final Piala Indonesia 2018, ia mencetak gol pembuka melalui tendangan bebas yang melengkung indah.

Robertino Pugliara (Argentina) – Setelah Klok, PSM kembali ke Amerika Latin. Pugliara adalah gelandang yang memiliki kemampuan dribble keluar tekanan. Di musim 2019, ia menciptakan 10 assist, tertinggi kedua di Liga 1.

Steven Paulle (Prancis) – Bek Prancis 192 cm ini menjadi pemandu pertahanan. Paulle dikenal tenang, tapi juga memiliki kemampuan long-pass yang memecah tekanan. Sayang, ia hanya bertahan dua musim sebelum kembali ke Eropa.

Fenomena Striker Satu Putaran – Di era ini, PSM mencoba banyak uji coba striker: Pavel Purishkin (Rusia) yang hanya bertahan 8 pertandingan, Bruce Djite (Australia) yang cedera lutut, hingga Alessandro Sandro (Brasil) yang merindukan rumah. Pergantian cepat ini menunjukkan tantangan adaptasi budaya dan gaya permainan di Liga Indonesia.

Dinasti Modern: Pluim, Yuran, dan Puncak Kejayaan (Akhir 2010-an – Sekarang)

Di tengah ketidakpastian, PSM membuat keputusan berani: berhenti menjadi klub revolving door untuk pemain asing, dan mulai membangun di sekitar pilar. Hasilnya? Dua gelar sejarah.

Wiljan Pluim (Belanda) – Tujuh tahun di PSM. Tidak banyak pemain asing yang bertahan selama itu. Pluim datang 2016 sebagai gelandang serang, berkembang menjadi kapten, dan akhirnya legenda. Ia mencetak 35 gol dan 41 assist di semua kompetisi. Trofi Piala Indonesia 2018 dan Liga 1 2022/2023 tidak lepas dari visinya. Pluim dikenal karena tendangan jarak jauh, tapi juga kemampuan leadership yang membuatnya menjadi de facto asisten pelatih di lapangan. Saat ia pergi 2023, suporter menggelar tifo raksasa berisi angka 10 dengan tulisan “Terima kasih atas segalanya, Kapten.”

Baca Juga  5 pertandingan terakhir Bologna: Hasil Lengkap & Statistik Update

Yuran Fernandes (Tanjung Verde) – Setinggi 198 cm, Yuran adalah tembok modern. Datang 2022, ia langsung menjadi pilar. Di musim juara 2022/2023, PSM hanya kebobolan 23 gol-terendah di liga. Yuran mencetak 5 gol dari bola mati, dan menjadi kapten setelah Pluim. Ia menandatangani kontrak baru hingga 2026, menandakan stabilitas yang jarang terjadi di sepakbola Indonesia.

Eero Markkanen (Finlandia) – Mantan junior Real Madrid ini tampil 2018. Meski tidak konsisten, ia menjadi pencetak gol terbanyak di perjalanan Piala Indonesia 2018 (7 gol). Kariernya di Eropa membuatnya punya pengalaman level atas, namun cedera hamstring mempersempit kontribusi.

Skuad Terkini: Dominasi Brasil di Musim 2025/2026

Musim 2024/2025 menyaksikan PSM menambah dua lagi pemain Brasil: Lucas Ribeiro (bek sayap) dan Matheus Pato (striker). Di bawah pelatih Bernardo Tavares-yang memiliki jaringan luas di sepakbola Portugal-kebijakan transfer lebih terarah ke Eropa. Namun, Brasil kembali menjadi pilihan untuk kecepatan dan kreativitas.

Tabel Ringkasan Pemain Asing Kunci PSM

Nama Pemain Negara Posisi Periode Prestasi
Joseph Lewono Kamerun Bek 1999/2000 Juara Liga Indonesia
Luciano Leandro Brasil Gelandang 1999/2000 Juara Liga Indonesia
Cristian Gonzáles Uruguay Striker 2003-2005 42 gol
Marc Klok Belanda Gelandang 2017-2019 Juara Piala Indonesia 2018
Wiljan Pluim Belanda Gelandang 2016-2023 Juara Piala Indonesia 2018, Liga 1 2022/23
Yuran Fernandes Tanjung Verde Bek 2022-2026 Juara Liga 1 2022/23

Penutupan: Dari Masa ke Masa, Mereka Tetap Menjadi Warna

Sejak Joseph Lewono mengangkat trofi di tahun 2000, hingga Yuran Fernandes menutup lini pertahanan era modern, PSM Makassar terbukti mampu menulis ulang narasi klub melalui tangan-tangan asing. Mereka datang dengan talenta, tapi pulang dengan sejarah.

Jika ada satu pelajaran yang bisa diambil: stabilitas kuncinya. Dari revolving door striker di 2010-an, kini PSM membangun di sekitar dua pilar-Pluim dan Yuran-dan menuai dua gelar sejarah. Dengan kebijakan transfer yang lebih terarah di bawah Bernardo Tavares, masa depan Juku Eja kelihatan lebih terang.

Ikuti terus update sepakbola Indonesia dan dunia hanya di Score.co.id. Jangan sampai ketinggalan kisah berikutnya dari Stadion Andi Mattalatta.