Jatah Europa League Tiap Negara
score.co.id – Eropa tak pernah kehabisan drama. Di tengah hiruk-pikuk Liga Champions yang glamor dan Liga Konferensi yang baru merangkak, UEFA Europa League 2025/2026 justru menawarkan daya tarik tersendiri. Bukan sekadar panggung pelarian bagi tim-tim “nyaris” elite, kompetisi ini kini menjadi batu loncatan nyata bagi klub-klub menengah untuk menembus jajaran atas sepakbola kontinental. Pertanyaannya: bagaimana jatah per negara disusun, dan siapa saja yang sudah dipastikan tampil di fase liga 36 klub? score.co.id merangkumnya lengkap untuk Anda.
Mekanisme Koefisien UEFA: Skor Panjang yang Menentukan Masa Depan
Sebelum menelisik daftar klub, penting untuk memahami dapur di balik layar: peringkat koefisien asosiasi. Sistem ini mengukur performa seluruh klub dari tiap negara dalam lima musim terakhir (2019/2020-2023/2024) di semua kompetisi UEFA. Hasilnya? Peta kekuatan yang jujur: semakin rajin klub-klub sebuah negara meraih kemenangan, semakin besar pula jatah mereka di musim berikutnya.
Poin menentukan segalanya
Inggris, misalnya, mengumpulkan 104,303 poin-tertinggi-berkat dominasi Manchester City, Liverpool, dan West Ham di berbagai ajang. Italia (90,284) mengekor ketat lewat performa Napoli, Inter, dan Roma. Spanyol (89,489) serta Jerman (86,624) mengisi empat besar, sementara Prancis mulai terpaut jauh di posisi lima (66,831).
Perbedaan poin di posisi tengah-seperti Austria (32,600) versus Norwegia (31,625)-kerap berujung rebutan satu slot tambahan. Di sinilah drama kualifikasi berlangsung, karena satu kemenangan di babak play-off bisa memutus nasib satu asosiasi seluruhnya.
Distribusi Slot: Dua Jalur Utama Plus “Lungsuran” Champions
UEFA menetapkan tiga rute utama menuju fase liga 36 tim:
Jalur Langsung
Negara-negara peringkat 1-7 otomatis mengirim dua wakil langsung tanpa kualifikasi.
- Inggris: Aston Villa dan Nottingham Forest
- Italia: Bologna dan AS Roma
- Spanyol: Real Betis dan Celta Vigo
- Jerman: VfB Stuttgart dan Freiburg
- Prancis, Belanda, serta Portugal juga mengirim dua wakil masing-masing.
Jalur Kualifikasi
Liga peringkat 8 ke bawah harus berjuang dari 10 Juli hingga 28 Agustus 2025, lewat empat putaran kualifikasi plus play-off. Sebagai contoh, Skotlandia (posisi 11) mengirim dua wakil-butuh melewati putaran ketiga kualifikasi terlebih dahulu. Begitu pula Belgia, Turki, Ceko, dan Swiss.
Tim “Lungsuran” Champions
Celah paling menarik: 11 dari 36 tempat disisihkan untuk klub yang tereliminasi di berbagai fase Liga Champions. Efeknya? Klub sekaliber Benfica atau Ajax-kalau gagal di Liga Champions-bisa turun kasta ke Europa League, menaikkan intensitas dramatis.
Menyoal Ketimpangan: Apakah Sistem Ini Adil?
Banyak pihak menilai sistem ini memperlebar kesenjangan. Liga-liga top terus menambah pundi-pundi pendapatan lewat partisipasi rutin dan hak siar, sementara liga-liga menengah seperti Yunani atau Norwegia harus berjuang ekstra keras demi sekadar lolos ke fase liga.
Namun, ada sisi positif. Kualifikasi panjang memberi minnows-klub kecil-kesempatan menjajal lawan tangguh. Contohnya, Bodø/Glimt musim lalu hampir menyingkirkan Milan di play-off. Cerita seperti ini menjaga gairah suporter lokal hidup.
Kutipan Menarik: “Ini Bukan Sekadar Tiket, Tapi Investasi Masa Depan”
“Tampil di Europa League berarti kami bisa membiayai akademi muda selama lima tahun ke depan,” ujar Stefan Kuntz, pelatih Timnas Turki yang sempat menangani klub Eropa. “Satu musim bagus di Eropa bisa menaikkan ekonomi klub sebesar 25 persen,” tambahnya. Pernyataan ini menggambarkan betapa pentingnya alokasi slot, tak hanya prestasi di lapangan, tapi juga kelangsungan finansial klub.
Skema Alokasi Lengkap: Siapa Mendapat Berapa?
Berikut ringkasan slot dasar berdasarkan peringkat koefisien UEFA 2024 (tanpa HTML):
Peringkat 1-7 – Dua Slot Langsung
- Inggris (104,303) → 2
- Italia (90,284) → 2
- Spanyol (89,489) → 2
- Jerman (86,624) → 2
- Prancis (66,831) → 2
- Belanda (61,300) → 2
- Portugal (56,316) → 2
Peringkat 8-12 – Dua Slot, Potensi +1 dari Kualifikasi UCL
- Belgia (48,800) → 2
- Turki (38,600) → 2
- Ceko (36,050) → 2
- Skotlandia (36,050) → 2
- Swiss (32,975) → 2 (potensi +1)
Peringkat 13-15 – Satu Slot, Potensi +1 dari Kualifikasi UCL
- Austria (32,600) → 1
- Norwegia (31,625) → 1 (potensi +1)
- Yunani (31,525) → 1 (potensi +1)
Catatan: Jumlah final 36 tim dipenuhi melalui kombinasi slot langsung, kualifikasi, dan tim “lungsuran” Champions.
Proyeksi Dampak: Arus Kas Baru dan Rotasi Kekuatan
Dengan format 36 tim, setiap klub minimal memainkan delapan pertandingan di fase liga-dua lebih banyak dari format lama. Artinya, pendapatan tiket dan hak siar otomatis naik. Bagi klub seperti Aston Villa, ini kesempatan mempercepat pembayaran stadion baru mereka. Bagi Bologna, dana itu bisa digunakan mempertahankan sang bomber musim ini.
Di sisi lain, rotasi kekuatan mulai terlihat. Jerman, misalnya, menempatkan Stuttgart dan Freiburg-dua klub yang musim lalu mengejutkan banyak pihak-sebagai wakil langsung. Bila performa mereka memuncak, Jerman berpotensi mengejar Spanyol di peringkat koefisien 2026. Begitu pula Belanda jika AZ Alkmaar bisa tancap gas di fase liga.
Penutupan: Lebih dari Sekadar Juara, Soal Masa Depan Sepakbola Eropa
Jatah Europa League 2025/2026 bukan sekadar daftar klub yang berhak tampil. Ia adalah peta pergerakan uang, talenta, dan impian. Klub menengah kini punya pijakan nyata merangkak naik, sementara elite bertahan di atas dengan sistem koefisien yang mereka bantu ciptakan. Bagi suporter, itu berarti lebih banyak laga seru tiap Kamis malam. Bagi klub, itu berarti investasi jangka panjang. Dan bagi kita semua, itu berarti sepakbola Eropa terus berputar-tanpa henti.
Ikuti terus update klasemen, hasil, dan bursa transfer Europa League hanya di score.co.id. Jangan sampai ketinggalan gol-gol penentu dan drama kualifikasi berikutnya!
