Rekrutan Anyar Arema FC
score.co.id – Ketika lampu stadion Kanjuruhan mulai dinyalakan untuk persiapan pra-musim 2025, satu pertanyaan langsung muncul di benak Aremania: siapa saja wajah baru yang akan mengenakan jersey biru-kuning kali ini? Tidak seperti bursa transfer sebelumnya yang cenderung “tambal sulam”, Arema FC kali ini turun dengan skenario besar bernama revolusi total.
Revolusi dari Negeri Samba
Bayangkan Anda baru saja menonton tim kesayangan menyerah 1-4 di laga pamungkas musim lalu karena lini belakang yang rapuh seperti kertas basah. Lalu, tiga minggu berselang, klub mengumumkan pelatih anyar asal Brasil, Marcos Santos, plus lima pemain baru dari samba country. Itulah kilas balik singkat yang membuat Arema FC tiba-tiba ramai di media sosial. Apakah ini sekadar euforia sesaat, ataukah benar-benar langkah awal untuk kembali ke jalur juara?

Revolusi Skuad Arema FC: Era Baru di Bawah Komando Pelatih Brasil
Marcos Santos bukan sosok asing di Asia Tenggara. Sebelum menerima tawaran dari Arema, ia sempat menangani klub Vietnam selama dua musim dan membawa mereka lolos ke babak knock-out Liga Champions Asia. Kini, ia diberi mandat penuh oleh CEO Arema FC, Ferry Paulus, untuk “menciptakan tim yang tidak hanya menang, tapi juga membuat penonton kembali jatuh cinta.”
Perubahan paling mencolok terjadi di ruang ganti. Dari 30 pemain inti musim lalu, 11 di antaranya dilepas secara mutual consent, termasuk dua bek tengah yang memiliki catatan cedera panjang. Ruang kosong itu lantas dipenuhi oleh pemain-pemain pilihan Santos. Targetnya jelas: membangun fondasi pertahanan yang kokoh sebelum menambah kecepatan di lini depan.
Insight Utama: “Brazilianisasi” sebagai Strategi Inti Singo Edan
Istilah “Brazilianisasi” mungkin terdengar hiperbola, tapi data tidak berbohong. Sepanjang bursa transfer Januari-Juli 2025, Arema FC mendatangkan lima pemain Brasil baru, plus satu naturalisasi asal Brasil yang memiliki paspor Indonesia. Secara keseluruhan, setidaknya delapan nama berdarah Brasil akan mengisi skuad 27 pemain inti musim depan.
Keuntungannya? Komunikasi lapangan jadi lebih mudah; satu bahasa, satu filosofi. Santos bisa langsung menerapkan pola 4-2-3-1 favoritnya tanpa perlu waktu adaptasi berlebihan. Namun, risikonya juga nyata: potensi klik-klik Brasil versus pemain lokal. Untuk menekan kemungkinan itu, manajemen memperpanjang kontrak sang kapten, Jayus Hariono, dan menempatkan striker asal Indonesia, Razzaa Fachrezi, sebagai jembatan budaya di ruang ganti.
Daftar dan Profil Rekrutan Anyar Musim 2025/2026
Berikut wajah-wajah baru yang berkumpul di Malang, siap menulis bab baru klub berjuluk Singo Edan.
Pemain Asing
- Matheus Blade : Bek tengah serbaguna, 28 tahun, pernah merumput di Serie B Brasil. Keahliannya dalam mengantisipasi umpan terobosan dinilai cocok untuk menutup lubang di barisan belakang Arema.
- Yann Motta : Bek tengah, 30 tahun, pengalaman dua musim di Liga 1 bersama Persija Jakarta. Ia paham ritme sepakbola Indonesia dan diyakini bisa jadi mentor bagi rekan-rekan barunya.
- Odivan Koerich : Gelandang bertahan, 26 tahun, debut di Indonesia. Dikenal sebagai “motor kecil” karena kemampuannya memutar bola dengan cepat dari lini belakang ke tengah.
- Bem-Vindo “Valdeci” Aldeci : Penyerang murni, 24 tahun, mencetak 18 gol di divisi dua Brasil musim lalu. Kecepatan dan insting finishingnya jadi senjata baru.
- Paulinho Moccelin : Sayap kanan kreatif, 27 tahun, dua kali memperkuat timnas U-20 Brasil. Crossing-nya di atas rata-rata, cocok untuk mengisi kekosongan posisi sayap kanan yang selama ini monoton.
Pemain Lokal
- Adi Satryo : Kiper muda, 22 tahun, dipulangkan dari klub Jepang untuk menambah kedalaman skuad.
- Dwiki Mardiyanto : Bek sayap kiri, 24 tahun, baru saja promosi dari Banyuwangi Putra.
- Razzaa Fachrezi : Penyerang, 25 tahun, mantan top scorer Liga 2 musim 2024.
- Dimas Aryaguna : Penyerang sayap, 23 tahun, dikenal karena dribel melebar dan umpan silang akurat.
Analisis Skuad: Fokus Utama pada Benteng Pertahanan
Lima dari delapan rekrutan utama memiliki kemampuan bertahan sebagai keahlian primer. Ini bukan kebetulan. Musim lalu, Arema kebobolan 47 gol dari 34 laga, rekor terburuk sejak 2017. Marcos Santos menegaskan bahwa “kami tidak akan mengejar trofi jika lini belakang masih seperti pintu gerbang yang terbuka lebar.”
Statistik menunjukkan bahwa 38% kebobolan berasal dari bola mati. Untuk itu, Matheus Blade dan Yann Motta-keduanya memiliki rata-rata duel udara di atas 65%-diharapkan menjadi “tembok udara” baru. Di sisi lain, Odivan Koerich bisa turun menjadi libero saat tim menekan, memberi opsi tiga bek otomatis ketika kehilangan bola.
Dampak atau Proyeksi: Apa yang Diharapkan Aremania?
Jelang Piala Presiden 2025, Arema diunggulkan lolos dari fase grup berkat kedalaman skuad. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga kekompakan. Jika “Brazilianisasi” berjalan mulus, prediksi awal klub bisa finis di tiga besar Liga 1. Jika tidak, risiko ketergantungan pada satu gaya permainan bisa jadi boomerang.
Menurut analis sepakbola, “Arema sekarang punya dua wajah: pertahanan kokoh dan serangan kilat. Pertanyaannya, apakah mereka bisa menyeimbangkan keduanya saat tekanan datang?”
Kutipan Menarik
Pelatih Marcos Santos dalam konferensi pers:”Saya tidak datang untuk sekadar memenangi laga. Saya ingin membangun identitas: bertahan kuat, menyerang cepat, dan membuat penonton berdiri dari kursi mereka setiap menitnya.”
Kapten Jayus Hariono menambahkan:”Saya sudah belajar bahasa Portugis dasar selama liburan. Kalau perlu, saya jadi penerjemah di lapangan agar semua rekan saya merasa nyaman.”
Tabel: Duel Udara dan Tackling Berhasil Pemain Baru
| Nama | Duel Udara Menang | Tackling Berhasil | Distribusi Akurat |
|---|---|---|---|
| Matheus Blade | 68% | 74% | 82% |
| Yann Motta | 65% | 69% | 78% |
| Odivan Koerich | 59% | 77% | 85% |
(Catatan: Data diambil dari musim 2024 di liga asal masing-masing)
Penutupan: Jeda Panjang Menuju Puncak
Arema FC musim 2025 tidak lagi sekadar tim sepakbola. Ia menjadi laboratorium nyata bagaimana pelatih Brasil menggabungkan bakat lokal dengan sentuhan samba. Keberhasilan atau kegagalan mereka akan menjadi studi kasus klub-klub Indonesia lainnya. Satu hal yang pasti: malam minggu di Kanjuruhan akan kembali berwarna biru-kuning, dan kita semua ingin tahu apakah warna itu juga akan menghias trofi di akhir musim.
Ikuti terus perkembangan skuad, jadwal latihan tertutup, dan wawancara eksklusif para pemain baru hanya di score.co.id – rumahnya Aremania sejati.












