Gaji pemain Malut United
score.co.id – Mampukah klub promosi mengubah peta persaingan sepak bola Indonesia dalam satu musim? Malut United menjawabnya dengan gebrakan transfer spektakuler dan kebijakan gaji yang menggetarkan industri. Sebagai pendatang baru di Liga 1 2025/2026, Laskar Kie Raha tak sekadar memantapkan diri-mereka membidik mahkota juara. Artikel eksklusif score.co.id ini mengungkap struktur gaji pemain yang menjadi pondasi ambisi besar tersebut, dilengkapi analisis mendalam tentang mesin finansial dan strategi jangka panjang klub.
Bocoran Lengkap Gaji Pemain Malut United Musim 2025/2026
Malut United merombak total skuadnya dengan merekrut 21 pemain baru, menciptakan tim berbiaya tinggi yang siap bersaing di papan atas. Berdasarkan investigasi internal score.co.id, berikut estimasi gaji tahunan berdasarkan posisi, nilai pasar, dan kebijakan manajemen:

Tier 1: Bintang Utama
- Yakob Sayuri (Sayap Kanan): Rp6,5-7,5 miliarAset termahal klub (Rp6,08M), pilar Timnas Indonesia, dan acuan gaji pemain top.
- Gustavo França (Bek Tengah): Rp5,5-6,5 miliarBek asing elite dengan premi juara dan kontrak jangka panjang.
- Ciro Alves (Sayap Kanan): Rp5,0-6,0 miliarBintang internasional berpengalaman, pemain asing berkinerja tertinggi.
- Yance Sayuri (Bek Kiri): Rp5,0-6,0 miliarRekrutan premium dengan nilai pasar Rp5,21M dan status pemain Timnas.
Tier 2: Pilar Pendukung
- David da Silva (Striker): Rp4,0-5,0 miliarPenyerang berpengalaman meski usia mempengaruhi moderasi gaji.
- Safrudin Tahar (Bek Tengah): Rp3,5-4,5 miliarBek lokal dengan nilai pasar tertinggi (Rp3,91M) dan starter reguler.
- Septian David (Gelandang Serang): Rp3,0-4,0 miliarKreator kunci Timnas dengan peran strategis.
- Frets Butuan (Sayap Kiri): Rp2,8-3,5 miliarPemain sayap berpengalaman dengan kecepatan mematikan.
Tier 3: Pemain Rotasi & Muda
- Rifal Lastori (Sayap Kiri): Rp1,5-2,2 miliar”Raja Promosi” dengan efektivitas di lini serang.
- Riswan Lauhin (Bek Tengah): Rp1,2-1,8 miliarPelapis bek tengah berpotensi berkembang.
- Taufik Rustam (Gelandang Serang): Rp300-500 jutaBakat muda dari Liga 2 yang sedang naik daun.
- Pemain Akademi: Rp100-300 jutaInvestasi jangka panjang dari tim U-20.
Total Estimasi Pengeluaran Gaji: Rp65-80 miliar/tahun.
Analisis Kebijakan Gaji: Strategi atau Pemborosan?Kesenjangan Gaji yang Disengaja
Manajemen sengaja menciptakan hierarki gaji ketat untuk memicu kompetisi internal. Pemain tier 1 seperti Yakob Sayuri mendapat gaji 10x lebih tinggi daripada pemain muda tier 3. Kebijakan ini memastikan insentif jelas: performa tinggi = imbalan maksimal.
Premi Juara sebagai Daya Tarik
Pemain kunci seperti Gustavo França dan David da Silva menerima premi juara 15-20% di atas nilai pasar. Ini menjadi senjata negosiasi untuk merekrut bintang berpengalaman yang biasanya enggan ke klub promosi.
Risiko Over-Budge
tSelisih antara nilai pasar (Rp76M) dan total gaji (Rp80M) menunjukkan keberanian Malut United membayar premium demi pemain target. Padahal, aturan Financial Fair Play (FFP) Liga 1 membatasi defisit anggaran maksimal Rp15 miliar/tahun.
Mesin Finansial: Tambang Emas di Balik AmbisiPT Mineral Trobos Group: Raksasa Pendukung
Dikendalikan pengusaha David Glenn, konglomerat pertambangan ini menjadi tulang punggung finansial Malut United melalui PT Malut Maju Sejahtera. Cadangan emas dan nikel di Halmahera memberi aliran dana stabil, memungkinkan klub menggelontorkan Rp300 miliar untuk transfer dan gaji musim ini.
Model Bisnis Terintegrasi
Tak sekadar mengandalkan dana pemilik, Malut United membangun ekosistem mandiri:
- Sponsorship: Kerjasama dengan 12 perusahaan lokal Maluku.
- Merchandising: Penjualan jersey tertinggi ke-4 di Liga 1.
- Hak Siar: Negosiasi eksklusif dengan platform streaming.
Proyeksi Ambisi: Juara atau Bangkrut?Target Single-Season Champion
COO Willem D. Nanlohy tegas menyatakan: “Investasi besar ini bukan untuk bertahan, tapi juara. Kami targetkan gelar di musim debut.” Pernyataan itu diperkuat rekrutan 7 pemain berstatus mantan juara liga Asia.
Skema Exit Strategy
Manajemen menyiapkan dua skenario jika target juara gagal:
- Penjualan Pemain: Yakob Sayuri dan Yance Sayuri memiliki klausul rilis Rp100 miliar.
- Ekspansi Bisnis: Pembangunan Malut United Arena berbasis green energy.
Dampak pada Sepak Bola Nasional
Gaji pemain Malut United menaikkan “harga pasar” pemain lokal. Bek seperti Safrudin Tahar kini dibanderol Rp4 miliar-angka yang sebelumnya hanya dicapai pemain asing.
Kutipan Kunci
“Kami membangun tim untuk dominasi 5 tahun, bukan satu musim. Gaji tinggi adalah investasi, bukan beban.”– Willem D. Nanlohy, COO Malut United
Penutup: Revolusi atau Buble?
Malut United telah mengubah paradigma sepak bola Indonesia: klub promosi bukan lagi underdog. Kebijakan gaji agresif mereka memaksa klub mapan mengevaluasi ulang struktur finansial. Namun, keberhasilan tak akan diukur hanya dari piala, tapi keberlanjutan sistem. Jika ambisi juara terwujud, Malut United akan menjadi blueprint baru manajemen klub modern. Jika gagal, mereka jadi pelajaran tentang risiko inflasi gaji tanpa fondasi sportif yang kokoh.
Liga 1 2025/2026 bukan lagi pertarungan 4-5 tim top. Malut United telah membuka kandang baru sang raja.
Pantau terus perkembangan transfer dan analisis finansial liga Indonesia hanya di score.co.id!












