Son heung min tinggalkan tottenham, ini klub tujuannya

Son Heung-min Cabut dari Tottenham: Klub Baru Terungkap

son heung min tinggalkan tottenham
son heung min tinggalkan tottenham

Son heung min tinggalkan tottenham

score.co.id – Gemuruh transfer musim panas 2025 mencapai puncaknya ketika kapten Tottenham Hotspur, Son Heung-min, mengumumkan keputusan yang mengguncang dunia sepakbola. Setelah satu dekade membela Spurs, pemain berusia 33 tahun itu memilih untuk menutup babak legendarisnya di London Utara. Bagaimana reaksi klub dan fans? Ke mana sang kapten akan melanjutkan karier? Simak analisis eksklusif dari score.co.id.

Pengumuman Kepergian Son Heung-min dari Tottenham

Detil Pengumuman dan Alasan di Balik Keputusan

Pada 2 Agustus 2025, di konferensi pers yang penuh emosi di Seoul, Son Heung-min mengonfirmasi kepergiannya dari Tottenham. Dengan suara bergetar, ia menyebut keputusan ini sebagai “tersulit dalam kariernya”. Alasannya jelas: ia membutuhkan lingkungan baru untuk mendorong batas diri setelah merasa mencapai segala hal yang mungkin di Spurs. “Saya datang ke London Utara sebagai anak 23 tahun. Kini, saya pergi sebagai pria dewasa yang penuh kebanggaan,” ujarnya, seraya berterima kasih kepada fans atas dukungan tak tergoyahkan.

Son Heung-min Cabut dari Tottenham Klub Baru Terungkap
Son Heung-min Cabut dari Tottenham Klub Baru Terungkap

Faktor penentu adalah kemenangan Liga Europa 2025. Mengalahkan Manchester United di final menjadi puncak pencapaian yang ia impikan sejak 2010. “Mengangkat trofi itu memberi saya kepastian: misi di sini sudah selesai,” tambah Son. Proses keputusan ini melibatkan dialog intensif dengan manajemen klub, yang sepenuhnya mendukung langkahnya. Pertandingan persahabatan melawan Newcastle United pada 4 Agustus berpotensi menjadi penampilan terakhirnya dengan jersey Spurs.

Baca Juga  LSI: Prabowo unggul dari Ganjar dan Anies di simulasi tiga nama

Klub Tujuan: Los Angeles FC (LAFC)

Laporan eksklusif dari jurnalis transfer ternama Fabrizio Romano mengungkapkan bahwa Son hampir pasti bergabung dengan Los Angeles FC (LAFC) di MLS. Negosiasi telah memasuki tahap final, dan kepindahan ini akan menyatukannya kembali dengan mantan rekan setim, Hugo Lloris.

Pilihan Son ke LAFC mengejutkan banyak pihak. Ia disebut menolak tawaran menggiurkan dari Arab Saudi demi peluang memperkuat daya tarik MLS bersama Lionel Messi. Alasan strategisnya jelas: Los Angeles memiliki populasi Korea terbesar di AS, menciptakan basis fans ideal. Meski demikian, Son masih berhati-hati: “Saya akan umumkan klub tujuan setelah laga kontra Newcastle. Fokus saya sekarang adalah Piala Dunia 2026,” tegasnya.

Warisan Abadi di Tottenham

Selama 10 musim, Son membangun legenda tak terbantahkan:

  • 454 penampilan kompetitif, mencetak 173 gol dan 101 assist.
  • Pemain Asia pertama yang mencetak 100+ gol di Premier League.
  • Peringkat 5 besar pencetak gol terbanyak sepanjang masa Spurs.
  • 333 penampilan di Premier League (terbanyak kedua setelah Hugo Lloris).

Kemitraannya dengan Harry Kane menjadi simbol kejayaan Spurs, sementara pengangkatannya sebagai kapten pasca-kepergian Kane ke Bayern Munich (2023) membuktikan kepemimpinannya. Thomas Frank, pelatih baru Tottenham, menyebutnya “legenda sejati dan salah satu pemain sayap terbaik dalam sejarah Premier League”. Son sendiri menyambut gelar “legenda” dengan rendah hati: “Mari kita pakai istilah itu hari ini. Tim ini menunggu 17 tahun untuk trofi besar!”

Analisis: Mengapa Keputusan Ini Tepat di Waktu Ini?

Pencapaian Puncak dan Kehausan Akan Tantangan Baru

Kemenangan Liga Europa menjadi titik final yang sempurna bagi Son di Tottenham. Analis sepakbola Lee Dixon menyoroti: “Ia meninggalkan klub tepat di puncak, tanpa beban penyesalan. Jarang pemain memiliki kesempatan mengontrol narasi akhir cerita seperti ini.” Keputusan pergi juga mencerminkan visi jangka panjang Son. Di usia 33, ia memprioritaskan kesegaran tantangan ketimbang bertahan di zona nyaman.

Baca Juga  Dua Pemain Malut United FC Dipanggil Tim U-20 Indonesia

Faktor Piala Dunia 2026 di Amerika Utara juga krusial. Bergabung dengan LAFC memberi Son waktu beradaptasi dengan kondisi lokal sebelum tampil untuk Korea Selatan. “Ini keputusan cerdas untuk karier internasionalnya,” ujar mantan pelatih Timnas Korea, Shin Tae-yong.

Transisi Kepemimpinan di Tottenham

Keberangkatan Son menyisakan dua kekosongan sekaligus: sebagai pencetak gol andal dan pemimpin ruang ganti. Thomas Frank kini menghadapi tantangan ganda: mencari pengganti produktif dan membangun ulang identitas tim. Ange Postecoglou, pelatih sebelumnya, meletakkan fondasi dengan menjadikan Son kapten. Frank harus melanjutkan warisan itu dengan mempercayakan ban kapten pada pemain seperti James Maddison atau Cristian Romero.

Dampak Kepergian Sang Legenda

Bagi Tottenham: Era Baru Penuh Tantangan

Kehilangan Son bukan sekadar kehilangan gol, tapi juga kharisma dan stabilitas. Spurs harus:

  1. Mencari penyerang multifungsi yang mampu beroperasi di sayap dan tengah.
  2. Mempertahankan momentum setelah meraih trofi Eropa pertama sejak 2008.
  3. Mengakselerasi perkembangan bakat muda seperti Dane Scarlett.

Manajemen diperkirakan akan mengincar profil pemain seperti Pedro Neto (Wolverhampton) atau Mohammed Kudus (West Ham) sebagai pengganti. Namun, tak mudah menemukan sosok dengan dedikasi setara Son.

Bagi MLS: Transformasi Pasar Global

Kedatangan Son ke LAFC adalah kemenangan strategis bagi MLS. Efek yang diprediksi:

  • Peningkatan eksponensial jumlah penonton dari Asia, khususnya Korea Selatan.
  • Daya tarik komersial bagi sponsor global.
  • Perekrutan bintang internasional lain yang mungkin mengikuti jejaknya.

“Son dan Messi adalah kombinasi sempurna untuk membawa MLS setara dengan liga top Eropa,” ujar Don Garber, Komisaris MLS. Reuninya dengan Lloris juga jadi nilai tambah, menciptakan chemistry instan di lini depan.

Proyeksi Karir Son di Amerika

Di LAFC, Son diperkirakan akan:

  • Menjadi pemain ikonik yang menarik minat komunitas Korea-Amerika.
  • Fokus pada persiapan Piala Dunia 2026.
  • Membantu liga meningkatkan kualitas kompetitif melalui pengalamannya di Eropa.
Baca Juga  Polisi periksa tujuh saksi tewasnya warga ditabrak WN Irlandia di Bali

Keputusannya menolak tawaran Arab Saudi menunjukkan bahwa bagi Son, faktor non-finansial seperti kepuasan karier dan warisan lebih penting daripada gaji fantastis.

Kutipan-Kutipan Kunci

  • Son Heung-min: “Tottenham adalah rumah saya selama 10 tahun. Tapi setiap cerita membutuhkan akhir yang baik.”
  • Thomas Frank: “Son adalah contoh sempurna profesionalisme. Ia pergi sebagai legenda, dan kami menghormati itu.”
  • Hugo Lloris (lewat wawancara virtual): “LAFC akan mendapat lebih dari sekadar pemain berbakat. Mereka mendapat manusia kelas dunia.”

Penutup

Keberangkatan Son Heung-min dari Tottenham menandai akhir era gemilang sekaligus membuka babak baru bagi klub dan pemain. Untuk Spurs, ini ujian bagi visi Thomas Frank dalam membangun tim tanpa sosok ikonik. Bagi Son, tantangan di LAFC dan Piala Dunia 2026 adalah peluang mengukir sejarah baru. Satu hal pasti: dedikasinya selama satu dekade di London Utara akan dikenang sebagai warisan abadi.

Jangan lewatkan perkembangan terbaru seputar transfer Son Heung-min dan berita sepakbola eksklusif lainnya hanya di score.co.id!