Lucas Hernandez Dan Theo Hernandez
score.co.id – Siapa sangka, dua darah daging yang tumbuh di akademi yang sama bisa menjelma menjadi bintang sepakbola dengan jalur karier bak kutub berlawanan? Lucas dan Theo Hernandez bukan sekadar saudara-mereka adalah fenomena unik di jagad sepakbola modern. Dari tanah Marseille hingga panggung elite Eropa, perjalanan mereka penuh ironi, rivalitas, dan kejutan tak terduga. Bagaimana duo Prancis ini mengukir identitas berbeda meski berangkat dari akar yang sama? Mari selami dinamika karier mereka yang memikat.
Latar Belakang Bersama, Jalan Karier Berbeda
Lahir dari ayah pesepakbola profesional Jean-François Hernández, Lucas (1996) dan Theo (1997) mewarisi bakat alamiah sejak kecil. Keduanya bergabung dengan akademi Atlético Madrid, tapi nasib berkata lain. Di bawah asuhan Diego Simeone yang disiplin, Lucas berkembang menjadi “anak emas” sistem bertahan Los Colchoneros. Debutnya di tim utama pada 2014 menjadi awal transformasi pemain serba bisa yang haus trofi.

Sementara itu, Theo terhambat oleh kehadiran legenda Filipe Luís. Masa peminjaman ke Deportivo Alavés justru jadi berkah terselubung. Di sana, bek kiri ini mencetak 2 gol dan 4 assist dalam 38 penampilan-sebuah statistik langka untuk pemain bertahan muda. Kejutan datang pada 2017: Theo memilih bergabung dengan rival bebuyutan Atlético, Real Madrid. Keputusan kontroversial ini menjadi titik balik sekaligus pembeda utama nasib kedua bersaudara.
Analisis Komparatif: Statistik, Trofi, dan Gaya Bermain
Perbedaan filosofi karier mereka terpampang nyata dalam angka. Theo dikenal sebagai mesin serang dengan produktivitas mencengangkan, sementara Lucas jadi pilar pertahanan tim-tim juara. Berikut perbandingan statistik hingga musim 2024/2025:
Tabel 4.1: Perbandingan Statistik Karir Klub
| Pemain | Total Penampilan | Total Gol | Total Assist |
|---|---|---|---|
| Lucas Hernández | 323 | 7 | 15 |
| Theo Hernández | 362 | 39 | 55 |
Tabel 4.2: Koleksi Trofi Mayor
| Trofi | Lucas Hernández | Theo Hernández |
|---|---|---|
| Piala Dunia FIFA | 1 (2018) | – |
| Liga Champions UEFA | 2 (2020, 2025) | 1 (2018) |
| Liga Domestik | 7 | 1 (Serie A) |
| Liga Europa UEFA | 1 (2018) | – |
| Piala Super UEFA | 2 | 1 |
| Piala Dunia Antarklub | 1 | 1 |
| UEFA Nations League | 1 (2021) | 1 (2021) |
Pembedahan Taktis: Dua Wajah Pertahanan
Gaya bermain keduanya ibarat air dan minyak. Lucas adalah multifunctional defender hasil didikan Simeone. Kemampuannya membaca permainan, intercepti cerdas, dan duel udara menjadikannya aset vital di lini belakang. Fleksibilitasnya bermain sebagai bek tengah atau kiri membuatnya selalu masuk skema pelatih di Bayern Munich dan PSG. Tak heran mantan manajer Bayern Hansi Flick pernah berujar: “Dia seperti pisau tentara Swiss-bisa menyelesaikan segala masalah pertahanan.”
Sebaliknya, Theo adalah modern wing-back dengan DNA penyerang. Kecepatan eksplosif dan driblingnya sering memicu kekacauan di sektor kiri. Di AC Milan, perannya mirip mesin pembuat peluang ketimbang pemain bertahan. 39 gol dan 55 assist dalam 362 penampilan membuktikan betapa ia mendefinisikan ulang peran bek sayap. Stefano Pioli bahkan membangun strategi serangan Rossoneri melalui sisi kiri Theo.
Dinamika di Tim Nasional Prancis
Persaingan mereka di timnas Prancis layak diangkat ke layar lebar. Lucas lebih dulu jadi pahlawan Piala Dunia 2018 sebagai bek kiri utama. Theo? Harus menunggu tiga tahun lebih lama untuk debut. Momen paling ikonis terjadi di semifinal UEFA Nations League 2021 kontra Belgia. Untuk pertama kalinya, Deschamps memainkan keduanya bersamaan: Lucas sebagai bek tengah kiri dalam formasi 3-4-1-2, Theo sebagai wing-back.
Di detik-dakhir laga, Theo menyambar bola muntahan dari tendangan penjuru dan melepas tembakan keras ke gawang Courtois. Gol itu membawa Prancis ke final dan menciptakan adegan mengharukan: Lucas berlari memeluk adiknya sambil terisak. “Ini untuk keluargaku!” seru Theo usai pertandingan. Ironisnya, cedera ACL Lucas di Piala Dunia 2022 membuka jalan bagi Theo menjadi starter yang membawa Les Bleus ke final.
Wawasan Ahli: Dua Definisi SuksesMana karier lebih gemilang?
Pertanyaan ini memicu perdebatan seru di kalangan pakar. Mantan kapten Prancis Lilian Thuram memberikan perspektif menarik:
“Lucas adalah pemain yang memastikan timnya juara. Lihatlah koleksi trofinya di tiga liga berbeda. Tapi Theo? Dia pemain yang mengubah takdir klub. AC Milan bukan tim papan atas saat dia datang. Sekarang mereka punya identitas baru berkat dirinya.”
Lucas memilih jalur aman dengan bergabung ke tim-tim dominan: Atlético, Bayern, PSG. Hasilnya, 11 trofi besar dalam 9 tahun. Theo justru mengambil risiko dengan membangun proyek kebangkitan AC Milan. Meski “hanya” meraih 1 Scudetto, statusnya sebagai pilar transformatif mengantarkannya ke nominasi FIFA Best XI dua kali berturut-turut.
Penutup
Kisah Hernandez bersaudara mengajarkan bahwa kesuksesan punya banyak wajah. Lucas mewakili kolektivitas tanpa kompromi-seorang prajurit yang mengorbankan statistik individu demi piala. Theo adalah simbol ambisi individual yang mentransformasi tim. Di puncak karier mereka pada 2025, satu hal pasti: sepakbola membutuhkan kedua tipe pemain seperti ini.
Jangan lewatkan analisis eksklusif rivalitas sepakbola lainnya hanya di Score.co.id-sumber berita sepakbola terkini yang memadukan kedalaman data dan cerita manusiawi!












