Kabar Ole Romeny Cedera
score.co.id – Sebuah dentuman kegembiraan berubah menjadi keheningan mencekam dalam hitungan menit. Bagaimana mungkin seorang striker pilar Timnas Indonesia, yang baru saja merayakan gol gemilang, terkapar tak berdaya di atas rumput Stadion Si Jalak Harupat? Inilah drama pilu yang menyelimuti Ole Romeny, bintang Oxford United, dalam laga Piala Presiden 2025. Cedera seriusnya bukan hanya memicu duka bagi klub Inggris itu, tapi juga mengguncang persiapan Skuad Garuda menuju Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kronologi Insiden: Gol, Tekel, dan Momen Mencekam di Si Jalak Harupat
Kamis, 10 Juli 2025, menjadi tanggal kelam dalam perjalanan karier Ole Romeny. Di hadapan ribuan pasang mata di Bandung, pemain berdarah Belanda-Indonesia itu tampil memukau sejak menit awal. Pada menit kesembilan, ia sukses membobol gawang Arema FC, memberi keunggulan bagi Oxford United. Sorak-sorai pun menggema. Namun, euforia itu sirna hanya enam menit berselang. Di menit ke-15, Romeny terjatuh setelah mendapat tekel keras dari Paulinho Moccelin, pemain anyar Arema asal Brasil. Kontak kakinya yang brutal-digambarkan media sebagai “injakkan horor”-membuat striker 24 tahun itu langsung menjerit kesakitan.

Tim medis bergegas masuk, tapi upaya mereka tak cukup. Romeny terlihat mengangkat tangan tanda tak mampu melanjutkan pertandingan. Ia pun ditandu keluar lapangan dengan wajah tertutup tangan, digantikan Louie Sibley. Kepastian terburuk datang tak lama kemudian: sang striker dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan intensif. Reaksi publik pun meledak; kecaman berhamburan ke Moccelin yang dituding bermain tak bertanggung jawab.
Diagnosis Medis dan Kondisi Terkini Sang Striker
Sepekan pasca-insiden, kabar tentang kondisi fisik Romeny mulai terkuak. Fokus cedera berada di pergelangan kaki kanan-area kritis bagi seorang penyerang. Pelatih Oxford United, Gary Rowett, secara gamblang menyebutnya “cedera serius dan cukup parah”. Ungkapan itu diperkuat oleh penampakan terbaru Romeny di media sosial. Lewat unggahan Instagram pribadinya, ia terlihat mengenakan ankle walker boot, alat penyangga khusus yang biasa dipakai untuk kasus retak tulang atau kerusakan ligamen berat.
Dalam caption yang menyertai foto itu, Romeny menulis: “Terima kasih atas semua dukungannya. Sayangnya saya harus menepi beberapa waktu. Tapi saya akan melakukan apapun untuk kembali secepatnya. Selalu tegakkan kepala.” Pesan singkat itu mengisyaratkan dua hal: tekadnya untuk pulih, dan pengakuan bahwa pemulihan tak akan instan. Rowett menambahkan bahwa pemainnya hampir pasti absen di final Piala Presiden, meski tim masih menunggu hasil pemindaian akhir untuk memastikan durasi rehabilitasi.
Proyeksi Absen dan Implikasi bagi Klub dan Tim Nasional
Meski belum ada kepastian medis resmi, frasa “beberapa waktu” dari mulut Romeny sendiri memberi sinyal kuat: ia bakal absen minimal 4-8 pekan. Ini berarti ia terancam melewatkan sebagian besar fase pramusim Oxford United-periode krusial untuk adaptasi jelang musim kompetitif 2025/2026. Bagi Romeny yang baru bergabung setahun silam, ini pukulan strategis. Ia sedang berjuang memantapkan diri sebagai starter, dan cedera memaksanya “mulai dari nol” kembali.
Dampak lebih besar justru mengancam Timnas Indonesia. Dalam empat laga terakhir bersama Skuad Garuda, Romeny mencetak tiga gol-menjadi “mesin gol baru” yang diandalkan Shin Tae-yong. Absennya sang striker berpotensi mengacak-acak strategi timnas menghadapi Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Padahal, agenda bergengsi itu tinggal hitungan bulan. Ketiadaan Romeny bukan sekadar kehilangan satu pemain; ia adalah game-changer yang punya kemampuan membuka pertahanan ketat lewat pergerakan dan finishing-nya.
Reaksi Publik dan Pergeseran Persepsi Nasional
Insiden ini menjadi cermin menarik dinamika sepak bola Indonesia. Romeny-pemain diaspora yang dulu dianggap “asing”-kini dipandang sebagai “aset bangsa” oleh publik. Kemarahan fans tidak hanya tertuju pada Moccelin, tapi juga menyoroti kompleksitas sepak bola modern: pemain asing klub lokal melukai pemain lokal klub asing yang justru andalan timnas, di turnamen pramusim Indonesia.
Ironi itu memicu debat tentang regulasi tackling dan perlindungan pemain di Liga 1. Banyak suara menuntut sanksi tegas untuk tekel berbahaya, mengingat potensi kerugian nasional yang ditimbulkannya. Di sisi lain, kasus ini mengukuhkan Romeny sebagai simbol integrasi: dedikasinya untuk Indonesia (“Selalu tegakkan kepala”) telah mengubah pandangan publik dari sekadar “pemain impor” menjadi “pahlawan timnas”.
Penutup
Cedera Ole Romeny adalah luka bagi dua dunia: Oxford United kehilangan senjata penting jelang musim baru, sementara Timnas Indonesia berduka menjelang pertempuran krusial Kualifikasi Piala Dunia. Meski jalan pemulihannya masih gelap, tekadnya yang membara menjadi cahaya pengharapan. Satu hal pasti: sepak bola Indonesia telah menemukan sosok pejuang baru. Untuk Romeny, doa jutaan rakyat Indonesia menyertai langkahnya kembali ke lapangan.
Pantau terus perkembangan terbaru kondisi Ole Romeny dan berita sepak bola terkini hanya di score.co.id-sumber informasi olahraga terpercaya












