Ivan Rakitic Pensiun
score.co.id – Awal Juli 2025 menjadi momen bersejarah bagi sepakbola global. Ivan Rakitic, maestro gelandang berdarah Kroasia yang mengharumkan nama klub-klub elite Eropa dan membawa bangsanya ke puncak prestasi, resmi menutup karier gemilangnya. Pengumuman ini mengakhiri perjalanan epik selama 19 tahun profesional dengan hampir 900 pertandingan.
Detik-Detik Pengumuman dan Getirnya Surat Perpisahan
Di usianya yang ke-37, Rakitic memilih media sosial sebagai panggung penyampaian kabar pensiun. Surat perpisahannya bukan sekadar catatan karier, tapi lukisan emosi tentang cinta pada sepakbola. Ia menyebut olahraga ini sebagai pemberi “persahabatan, pelajaran hidup, keluarga, dan kesempatan mewujudkan mimpi.”

Kalimat paling menusuk hati tertulis jelas: “Kau memberiku seluruh hidup. Sebuah hidup yang akan selalu kubawa dengan bangga.” Ungkapan ini menjadi mahkota rasa syukur untuk perjalanan panjangnya di Sevilla, Barcelona, Al-Shabab, Hajduk Split, dan tentu saja, timnas Kroasia. Surat itu juga menyiratkan kedamaian atas keputusan ini, tanpa sedikit pun nada penyesalan.
Transisi Alami: Tubuh dan Jiwa yang Berkata “Cukup”
Banyak yang bertanya: mengapa sekarang? Sumber internal mengungkap, keputusan Rakitic lahir dari kombinasi kematangan berpikir dan kejujuran pada diri sendiri. Setelah 887 pertandingan, tubuhnya memberi sinyal bahwa ritme kompetisi level tertinggi tak lagi bisa dipertahankan.
Bukan cedera atau konflik yang jadi pemicu, melainkan pengakuan bahwa “waktunya telah tiba.” Rakitic merasa telah mencapai segala target: trofi bergengsi, representasi negara, dan kebahagiaan bermain. Faktor kunci lainnya adalah kesiapan mental untuk beralih peran. Ia sadar betul bahwa pensiun bukan akhir, tapi gerbang menuju kontribusi baru.
Babak Baru di Hajduk Split: Dari Lapangan Hingga Meja Direksi
Rakitic tak butuh waktu lama untuk merancang kehidupan pasca-pensiun. Klub masa kecilnya, Hajduk Split, telah menyiapkan posisi strategis: Asisten Direktur Olahraga. Langkah ini dipuji pelatih Gonzalo García yang menyebut Rakitic punya “kecerdasan analitis langka dan pemahaman taktis visioner.”
Posisi ini menegaskan tren pemain bertipe “pelatih di lapangan” yang beralih ke manajemen. Seperti Xavi Hernandez dan Xabi Alonso, Rakitic memilih peta jalan berbeda dari rekan seangkatannya. Ia fokus pada pembangunan jangka panjang, rekrutmen pemain, dan strategi klub – bukan pelatih lapangan. Ini selaras dengan karakteristiknya sebagai pemikir strategis selama berkarier.
Warisan Abadi: Gelandang Serba Bisa yang Mengukir Sejarah
Mencatat warisan Rakitic hanya dengan statistik adalah pengkhianatan. Ia adalah simbol kesempurnaan peran gelandang modern: penguasaan bola, visi passing, kerja keras defensif, dan ketenangan di tekanan.
Perjalanannya dimulai dari Basel dan Schalke 04, lalu mencapai puncak di Sevilla sebagai kapten sekaligus pahlawan dua gelar Liga Europa. Namun, mahakaryanya terukir di Barcelona. Rakitic menjadi “mesin tak terlihat” di balik treble winner 2015, penghubung sempurna antara lini bertahan dan trio MSN (Messi-Suarez-Neymar). Empat gelar La Liga dan empat Copa del Rey menjadi saksi.
Di timnas Kroasia, namya abadi sebagai bagian “Generasi Emas” 2018. Ia adalah motor tak kenal lelah yang membawa Vatreni ke final Piala Dunia Rusia – prestasi terbesar negara itu. Rekor 106 caps dan 15 gol untuk Kroasia hanya sebagian kecil dedikasinya.
| Ringkasan Prestasi & Perjalanan Karier | ||||
|---|---|---|---|---|
| Klub/Timnas | Periode | Penampilan | Gol | Trofi Utama |
| FC Basel | 2005-2007 | 42 | 11 | 1x Piala Swiss |
| Schalke 04 | 2007-2011 | 135 | 16 | 1x DFB-Pokal |
| Sevilla FC | 2011-2014, 2020-2023 | 323 | 53 | 2x Liga Europa |
| FC Barcelona | 2014-2020 | 310 | 42 | 1x Liga Champions, 4x La Liga, 4x Copa del Rey |
| Al-Shabab | 2023-2024 | 38 | 1 | – |
| Hajduk Split | 2024-2025 | 39 | 2 | – |
| Timnas Kroasia | 2007-2024 | 106 | 15 | Runner-up Piala Dunia 2018 |
| TOTAL | 2005-2025 | ~993 | ~140 | 15+ Trofi |
Epilog: Kepergian Sang Maestro dengan Senyuman
Rakitic pensiun bukan sebagai legenda yang merintih, tapi pemenang yang puas. Profesionalisme dan kerendahan hatinya meninggalkan jejak abadi. Di Hajduk Split, warisannya akan hidup lewat tangan dinginnya membentuk klub.
Sepakbola kehilangan salah satu gelandang paling elegan dekade ini. Tapi seperti kata Rakitic sendiri: “Ini bukan selamat tinggal, hanya sampai jumpa di babak berikutnya.” Dan dunia sepakbola pasti akan menyambutnya.
Jangan lewatkan perkembangan terbaru dunia sepakbola! Pantau terus kabar transfer, analisis pertandingan, dan profil legenda hanya di score.co.id – sumber berita sepakbola terpercaya .












