Formasi Al-Hilal
score.co.id – Kedatangan Simone Inzaghi ke Al-Hilal bukan sekadar pergantian pelatih, melainkan revolusi filosofi. Pelatih asal Italia ini membawa misi ambisius: mentransformasi raksasa Arab Saudi itu menjadi kekuatan global. Setelah memukau dunia dengan membawa Inter Milan ke final Liga Champions UEFA, Inzaghi kini menantang dirinya di medan baru. Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 menjadi panggung ujian sesungguhnya. Di sinilah Al-Hilal bertekad membuktikan bahwa dominasi sepakbola tak lagi monopoli Eropa.
Struktur Inti: Formasi 3-5-2 yang Menjadi DNA
Inzaghi konsisten mengandalkan skema 3-5-2 sebagai tulang punggung taktik. Sistem ini menciptakan simbiosis sempurna antara soliditas bertahan dan dinamika menyerang.

Penjaga Gawang: Benteng TerakhirYassine “Bono” Bounou menjadi penopang vital. Dengan rating 7.58 di fase grup Piala Dunia Antarklub, kiper Maroko ini bukan sekadar penjaga gawang-ia adalah organisator pertahanan. Kepercayaan diri dan refleksnya menyelamatkan Al-Hilal dalam momen-momen kritis.
Bek Tengah: Tembok Tak TertembusTrio Kalidou Koulibaly, Hassan Tambakti, dan Ali Al-Bulayhi membentuk inti pertahanan. Koulibaly menghadirkan kematangan dari Serie A, Tambakti menawarkan agresivitas, sementara Al-Bulayhi menjadi pilar lokal yang paham betul DNA klub. Kolaborasi mereka meminimalisir kesalahan fatal di area terlarang.
Wing-Back: Nadi SeranganRenan Lodi di kiri dan João Cancelo di kanan adalah mesin pendorong serangan. Lodi menggabungkan kecepatan dan ketepatan umpan silang, sementara Cancelo-dengan teknik elite-nya-merupakan senjata pembeda. Keduanya wajib mundur cepat saat kehilangan bola, menunjukkan disiplin taktis Inzaghi.
Gelandang: Otak KreatifRúben Neves, Sergej Milinković-Savić, dan Mohamed Kanno membentuk trio multitasking. Neves sebagai “metronom” pengatur tempo, Milinković-Savić penghancur lini lawan lewat fisik dan duel udara, serta Kanno yang menjembatani transisi bertahan-menyerang. Kontribusi gol Neves menjadi bukti peran ofensifnya.
Duet Striker: Keseimbangan MematikanAleksandar Mitrović dan Malcom adalah kombinasi sempurna: kekuatan fisik vs kecepatan eksplosif. Mitrović menjadi target man yang menguasai bola udara, sementara Malcom memanfaatkan celah di belakang pertahanan lawan. Tak ketinggalan, Marcos Leonardo-bintang muda Brasil-tampil sebagai supersub penentu skor.
Fleksibilitas Taktik: Senjata Rahasia Lawan Raksasa Eropa
Kehebatan Inzaghi terletak pada kemampuannya mengubah formasi tanpa kehilangan identitas. Saat menghadapi Manchester City di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub, ia melakukan transformasi brilian: dari 3-5-2 menjadi 5-4-1.
Lima bek bertahan membentuk pagar betis rapat, memaksa City mengandalkan serangan sayap yang kurang efektif. Empat gelandang bekerja ekstra menutup ruang antara lini, sementara Marcos Leonardo-ditinggal solo di depan-fokus pada transisi cepat. Strategi ini sukses membungkam mesin gol City selama 70 menit. Yang mengejutkan, dua bek-Koulibaly dan Lodi-justru mencetak gol balik yang mengantarkan Al-Hilal ke kemenangan epik.
Bukti Keberhasilan: Jejak Langkah di Piala Dunia Antarklub 2025
Kampanye Al-Hilal di turnamen global itu menjadi studi kasus sempurna efektivitas taktik Inzaghi:
| Pertandingan | Hasil | Kunci Kesuksesan |
|---|---|---|
| vs Real Madrid | 1-1 | Pertahanan terorganisir, serangan balik cepat |
| vs Red Bull Salzburg | 0-0 | Dominasi lini tengah, pressing intensif |
| vs Pachuca | 2-0 | Eksploitasi sayap, efisiensi finisher |
| vs Manchester City | 2-1 | Transformasi formasi, disiplin taktis |
Kemenangan atas City-yang dijuluki “kejutan kolosal” oleh media Eropa-bukanlah kebetulan. Ini buah dari latihan taktis rigor dan kemampuan baca permainan Inzaghi. Timnya tak hanya bertahan pasif, tapi merespon dengan serangan balik mematikan.
Dampak Global: Pergeseran Kekuatan Sepak Bola
Al-Hilal di bawah Inzaghi menjadi penanda era baru: klub-klub Timur Tengah kini setara dengan elite Eropa. Investasi besar pada pelatih dan pemain berkelas dunia membuahkan hasil nyata. Filosofi Inzaghi membuktikan bahwa prinsip sepakbola modern-organisasi ketat, transisi cepat, adaptabilitas-bisa diterapkan di liga manapun.
Simone Inzaghi sendiri menyikapinya dengan rendah hati: “Kemenangan atas City adalah tentang kerja kolektif, bukan individu. Pemain memahami peran mereka dalam sistem. Ini baru awal-kami ingin konsisten di level ini.”
Proyeksi Masa Depan: Tantangan Berkelanjutan
Pertanyaan besarnya: bisakah Al-Hilal mempertahankan konsistensi? Dengan kedalaman skuad dan fleksibilitas taktik, peluang mereka terbuka lebar. Tantangan berikutnya adalah menghadapi tekanan sebagai “tim yang wajib menang” di setiap kompetisi. Inzaghi perlu mengelola mental pemain dan menghindari kejenuhan.
Penutup: Revolusi Taktik yang Menginspirasi
Al-Hilal 2025 bukan sekadar kumpulan bintang-mereka adalah tim dengan identitas taktis jelas. Di tangan Inzaghi, formasi 3-5-2 berevolusi menjadi senjata multifungsi: solid melawan tim kecil, fleksibel lawan raksasa. Kesuksesan mereka di Piala Dunia Antarklub menjadi bukti bahwa sepakbola Asia tak lagi dipandang sebelah mata. Satu hal pasti: revolusi taktik Al-Hilal baru saja dimulai.
Jadilah yang pertama mengetahui perkembangan terbaru dunia sepakbola! Ikuti berita eksklusif dan analisis mendalam hanya di score.co.id.












