Ballon d’Or Terbanyak Wanita: Siapa Ratu Sepak Bola Dunia?

Profil lengkap sang peraih gelar terbanyak dunia.

Ballon D'Or Terbanyak Wanita
Ballon D'Or Terbanyak Wanita

Ballon d’Or Terbanyak Wanita

score.co.id – Dunia sepak bola wanita memiliki mahkota individual tertingginya: Ballon d’Or Féminin. Penghargaan bergengsi ini, meski baru lahir tahun 2018, telah menjadi barometer tak terbantahkan untuk mengukur siapa pemain terhebat di planet ini. Dalam waktu singkat, trofi ini tidak hanya mengukir nama-nama legenda, tapi juga mengungkap pola dominasi yang mengejutkan. Siapa sejatinya yang pantas menyandang gelar “Ratu Sepak Bola Dunia” berdasarkan torehan emas ini?

Evolusi Singkat dan Daftar Juara

Ballon d’Or versi putri merupakan adik bungsu dari penghargaan legendaris yang telah ada sejak 1956. Kehadirannya tahun 2018 menjadi penanda era baru pengakuan global atas prestasi pesepak bola wanita. Pionir pertama yang menyentuhnya adalah striker Norwegia, Ada Hegerberg, saat membela Olympique Lyonnais. Setelah Megan Rapinoe mengangkat trofi tahun 2019, pandemi COVID-19 memaksa penghargaan 2020 batal. Namun sejak kembalinya tahun 2021, peta pemenang bergerak dramatis ke satu arah: Catalunya.

Profil lengkap sang peraih gelar terbanyak dunia.
Profil lengkap sang peraih gelar terbanyak dunia.

Satu klub secara mencolok mencetak raja-ratu baru. FC Barcelona Femení menjadi rumah bagi empat dari enam pemenang. Alexia Putellas meraihnya dua kali berturut-turut (2021-2022), diikuti oleh Aitana Bonmatí yang juga menggondol double (2023-2024). Hegerberg (Lyon) dan Rapinoe (OL Reign) menjadi saksi betapa cepatnya pusat gravitasi sepak bola wanita bergeser.

Profil Dua Ratu

Alexia Putellas: Arsitek Kebangkitan Catalunya

Menyandang ban kapten Barcelona, Putellas adalah simbol transformasi tim ini menjadi mesin juara Eropa. Bergabung sejak 2012, gelandang serang kidal ini membangun warisan lewat visi permainan brilian dan ketenangan di bawah tekanan. Dua Ballon d’Or-nya (2021 & 2022) adalah mahkota dari periode di mana ia merajai semua penghargaan individu utama secara bersamaan – prestasi belum tertandingi. Kontrol bola, pergerakan tanpa bola, dan kecerdasan mencetak gol dari luar kotak penalti menjadi ciri khasnya. Kepemimpinannya mengkristal saat membawa Barça merebut trofi Liga Champions pertama mereka tahun 2021, sekaligus memantik era dominasi.

Baca Juga  Berapa ucl wanita Real Madrid? Jumlah Trofi & Sejarah Lengkapnya

Aitana Bonmatí: Manifestasi DNA La Masia

Jika Putellas adalah arsitek, Bonmatí adalah jiwa permainan Barcelona yang sejati. Lulusan akademi La Masia ini mewakili filosofi tiki-taka dalam wujud manusia. Teknik penguasaan bola di ruang sempit, umpan terobosan mematikan, dan kecerdasan membaca ruang menjadikannya motor tak tergantikan. Tahun 2023 menjadi titik puncak: ia memimpin Barça menjuarai Liga Champions dan membawa Spanyol menaklukkan Piala Dunia Wanita FIFA. Prestasi ini langsung diikuti penyabetan Ballon d’Or 2023. Keajaiban terulang di 2024, membuktikan konsistensinya bukan kebetulan. Kemampuannya beradaptasi – dari gelandang dalam menjadi playmaker menyerang – menunjukkan evolusi luar biasa.

Analisis Suksesi & Dinasti Barcelona

Simbiosis di Lapangan Hijau

Hubungan Putellas dan Bonmatí bukan sekadar pergantian generasi, melainkan simfoni taktis yang disutradarai klub. Cedera ligamen lutut parah Putellas jelang Euro 2022 menjadi titik balik tak terduga. Ruang kosong yang ditinggalkan sang kapten justru menjadi kanvas bagi Bonmatí untuk melukiskan kebesarannya. Ia tak sekadar mengisi posisi, tapi mentransformasi peran gelandang serang Barcelona menjadi lebih dinamis dan produktif.

Ketika Putellas pulih, pelatih Jonatan Giroud menunjukkan kejeniusan taktis. Alih-alih memaksakan kembalinya formasi lama, ia menggeser Putellas lebih maju sebagai false nine atau gelandang sayap, sementara Bonmatí tetap sebagai poros pengatur serangan. Adaptasi ini menghasilkan harmoni langka: dua pemain terbaik dunia saling melengkapi, bukan bersaing. Barcelona tak kehilangan ritme, malah semakin tak terbendung.

Masa Depan Dinasti dan Tantangan Global

Dominasi pemain Barcelona di Ballon d’Or mencerminkan hegemoni klub di panggung Eropa. Empat gelar Liga Champions dalam enam tahun terakhir menjadi fondasi logis raihan individu ini. Namun, peta persaingan global sedang berubah cepat.

Baca Juga  Prediksi inggris vs spanyol euro wanita 2025 Menurut Ahli

Kebangkitan Liga F Inggris dengan pendanaan masif dan ambisi klub-klub seperti Chelsea, Arsenal, dan Manchester City mulai mengganggu dominasi Barcelona. Di level internasional, kesuksesan Spanyol di Piala Dunia 2023 membuktikan ada banyak bintang tersebar di berbagai liga. Pemain seperti Sam Kerr (Chelsea/Australia), Alexandra Popp (Wolfsburg/Jerman), atau pemain muda berbakat Salma Paralluelo (Barcelona/Spanyol) mulai menantang status quo.

“Ballon d’Or adalah pengakuan individu, tapi ia lahir dari rahim kesuksesan kolektif. Barcelona membangun ekosistem yang memungkinkan bintang seperti Alexia dan Aitana bersinar paling terang,” ujar analis sepak bola wanita ternama, Clara Garcia, kepada score.co.id.

Verdict Akhir: Siapa Sang Ratu?

Berdasarkan jumlah trofi, gelar “Ratu Sepak Bola Dunia” untuk saat ini adalah milik bersama Alexia Putellas dan Aitana Bonmatí. Masing-masing dua Ballon d’Or. Namun, narasinya lebih dalam dari sekadar angka. Putellas adalah ikon yang membuka jalan dan membangun budaya pemenang di Barcelona. Bonmatí adalah pewaris sekaligus inovator yang membawa permainan tim ke tingkat lebih tinggi.

Dominasi mereka bukan kebetulan, melainkan hasil sistem yang brilian, kerja keras ekstra, dan mentalitas juara yang ditanamkan klub. Tantangan ke depan adalah mempertahankan level ini di tengah persaingan yang semakin ketat dan fisik. Satu hal pasti: era Barcelona telah mengubah wajah sepak bola wanita selamanya, dan dua ratu mereka adalah wajah dari revolusi itu.

Ikuti terus perkembangan dinasti sepak bola wanita dan perebutan Ballon d’Or terbaru hanya di sumber terpercaya: Score.co.id!