Perbedaan Dubai d’Or dan Ballon d’Or
score.co.id – Sepak bola tak hanya tentang gol dan trofi, tapi juga pertarungan prestisius di luar lapangan. Dua penghargaan paling kontroversial-Ballon d’Or dan Dubai d’Or (Globe Soccer Awards)-kini memicu perdebatan global: mana yang lebih berwibawa? Di tengah dominasi Eropa yang goyah dan bangkitnya kekuatan Timur Tengah, konflik ini menjadi cermin pergeseran kekuatan sepak bola dunia di tahun 2025.
Fondasi Dua Raksasa: Tradisi vs Modernitas
Ballon d’Or, si “Bola Emas” legendaris, adalah mahkota tertua dalam sepak bola. Diluncurkan majalah Prancis France Football pada 1956, penghargaan ini awalnya eksklusif untuk pemain Eropa. Baru di 2007, ia membuka diri secara global. Selama 70 tahun, namanya dikaitkan dengan raksasa seperti Pelé, Maradona, hingga Messi. Warisan sejarahnya adalah senjatanya-setiap pemenang terukir dalam mitos sepak bola.

Sementara itu, Globe Soccer Awards (Dubai d’Or) adalah pendobrak. Lahir tahun 2010 di jantung Dubai, penghargaan ini didukung Dubai Sports Council dan menggandeng asosiasi seperti ECA (European Club Association). Berbeda dengan rivalnya, GSA tak cuma fokus pada pemain. Ia menghargai pelatih, agen, bahkan eksekutif klub. Visi inklusifnya mencerminkan sepak bola modern sebagai industri holistik-bukan sekadar pertunjukan individu.
Mekanisme Voting: Eksklusivitas vs Demokrasi
Ballon d’Or: Kuasa Jurnalis
Proses pemilihannya ketat dan elitis. Hanya 100 jurnalis dari negara dengan peringkat FIFA tertinggi yang boleh memilih. Kriteria berlapis:
- Performa individu dan karakter pemain (60% bobot).
- Prestasi kolektif dan trofi (30%).
- Kelas serta fair play (10%).Hasilnya, pemenang seperti Rodri (2024) dianggap buah dari konsistensi teknis, bukan popularitas.
Globe Soccer Awards: Suara Rakyat dan Ahli
GSA mengadopsi model hybrid:
- Tahap 1: Voting publik global memilih finalis.
- Tahap 2: Juri ahli (mantan pemain, pelatih, analis) menentukan pemenang.Kemenangan Vinícius Júnior (2024) mencerminkan keseimbangan antara merit dan daya tarik fans.
Tabel Perbandingan Kritis Ballon d’Or vs Dubai d’Or
| Parameter | Ballon d’Or | Globe Soccer Awards |
|---|---|---|
| Penyelenggara | France Football | Globe Soccer & Dubai Sports Council |
| Tahun Perdana | 1956 | 2010 |
| Badan Pemilih | 100 Jurnalis Top FIFA | Hybrid: Fans + Panel Ahli |
| Kriteria Penilaian | Performa Individu & Trofi | Beragam (termasuk kontribusi industri) |
| Pemenang 2024 | Rodri (Spanyol) | Vinícius Júnior (Brasil) |
“Trofi adalah bonus. Yang abadi adalah bagaimana Anda mengubah sepak bola,” – kutipan anonim dari agen top Eropa.
Perang Narasi 2025: Ronaldo dan Pertarungan “Kejujuran”
Tahun ini, debat memanas lewat intervensi Cristiano Ronaldo. Usai pindah ke Arab Saudi, CR7 secara terbuka menyebut GSA sebagai “penghargaan jujur”-sindiran tajam ke Ballon d’Or. Ia mendukung kemenangan Vinícius Júnior (2024) yang mencetak 23 gol di Liga Champions untuk Real Madrid, sementara Ballon d’Or memilih Rodri.
Mengapa serangan Ronaldo signifikan?
Ini bukan sekadar opini. Ia adalah bagian dari strategi GSA membangun legitimasi alternatif:
- Transparansi: Pelibatan fans dianggap lebih demokratis.
- Relevansi Global: GSA mewakili suara non-Eropa yang kerap terabaikan.
- Pergeseran Kekuatan: Dukungan Ronaldo (ikon sepak bola Timur Tengah) jadi senjata melawan hegemoni Eropa.
“Jika Anda ingin tahu siapa benar-benar terbaik, tanya fans yang menonton setiap minggu. Bukan hanya segelintir orang di ruang tertutup,” tegas Ronaldo dalam wawancara eksklusif.
Proyeksi 2025: Babak Baru Perebutan Pengaruh
Tahun ini, kandidat seperti Mbappé (Real Madrid), Dembélé (PSG), dan Yamal (Barcelona) bersaing ketat. Tapi hasil penghargaan 2025 akan menentukan masa depan “perang” ini:
- Jika Ballon d’Or memilih pemain populer (misal Mbappé) sementara GSA memilih pemain berbasis statistik murni (contoh: Yamal), klaim Ronaldo tentang “ketidakjujuran” Ballon d’Or akan makin dipercaya.
- Kemenangan pemain dari liga non-Eropa di GSA (seperti Saudi Pro League) akan memperkuat narasi inklusivitas sekaligus menantang dominasi Eropa.
Apa yang sebenarnya dipertaruhkan? Ini bukan sekadar dua piala, melainkan pertarungan filosofi sepak bola:
- Ballon d’Or mewakili tradisi berbasis meritokrasi ketat.
- GSA mencerminkan sepak bola sebagai hiburan global yang partisipatif.
Kesimpulan: Bergengsi itu Subjektif, Tapi Pengaruh Nyata
Ballon d’Or tetap unggul dalam legitimasi historis. Namanya abadi dalam museum sepak bola. Tapi Globe Soccer Awards (Dubai d’Or) sedang menulis cerita baru: penghargaan yang merangkul era digital dan suara global. Di 2025, gengsi tak lagi ditentukan usia, tapi kemampuan beradaptasi.
Satu hal pasti: selama Ronaldo dan kekuatan Timur Tengah terus mendorong GSA, hegemoni Eropa akan terus teruji. Bagi pemain, memenangkan keduanya adalah jalan menuju status legenda abadi.
Lanjutkan pantau perdebatan ini hanya di score.co.id – sumber berita sepak bola terkini !












