Skuad terbaik Portugal Sepanjang Masa, Siapa Saja?

Parade bintang dari era Eusébio hingga Ronaldo.

Skuad Terbaik Portugal Sepanjang Masa
Skuad Terbaik Portugal Sepanjang Masa

Skuad terbaik Portugal Sepanjang Masa

score.co.id –  Portugal telah menjadi sumber tak terbatas talenta sepak bola kelas dunia selama puluhan tahun. Mulai dari era magis Eusébio di dekade 1960-an, generasi visioner Luís Figo di awal milenium, hingga dominasi fenomenal Cristiano Ronaldo, menyusun skuad terbaik sepanjang masa adalah tantangan yang memicu debat sengit. Ini bukan sekadar memilih nama-nama besar, melainkan merajut mosaik kejayaan yang merefleksikan DNA sepak bola Portugal: teknis, kreatif, dan penuh gairah.

Kriteria Pemilihan: Lebih dari Sekadar Reputasi

Memilih legenda terhebat membutuhkan parameter ketat yang melampaui popularitas semata. Performa gemilang di kancah internasional menjadi tulang punggung penilaian, seperti kesuksesan di Piala Dunia 1966 atau kemenangan Euro 2016.

Parade bintang dari era Eusébio hingga Ronaldo.
Parade bintang dari era Eusébio hingga Ronaldo.

Kontribusi transformatif di klub-klub elit Eropa juga diukur, termasuk trofi Liga Champions dan dominasi liga domestik. Penghargaan individual seperti Ballon d’Or menjadi pertimbangan krusial, di samping dampak historis terhadap citra sepak bola Portugal. Yang tak kalah penting: keseimbangan representasi dari setiap era emas, memastikan generasi 1960-an, 2000-an, dan 2020-an mendapat porsi adil.

Baca Juga  Pemain Timnas Jepang dan klubnya Skuad Resmi Terbaru 2025

Starting XI: Formasi 4-3-3 yang Mengguncang Sejarah

Kiper: Vítor Baía (1990-an-2000-an)

Dari gawang FC Porto hingga Barcelona, Baía adalah simbol keandalan. Kiper tersukses Portugal ini memenangkan 10 gelar Liga Portugal dan puncaknya: Liga Champions 2003/2004 di bawah Mourinho. Rekor 111 clean sheet di Primeira Liga dan ranking ke-65 penjaga gawang terbaik sepanjang masa oleh IFFHS membuktikan kelasnya.

Bek Tengah: Ricardo Carvalho (2000-an-2010-an) & Germano de Figueiredo (1960-an)

Carvalho-arsitek bertahan elegan-adalah pilar Chelsea yang memenangkan dua gelar Premier League. Kecerdasan posisinya menjadi kunci bagi Portugal di Euro 2004 (finalis) dan Euro 2016 (juara). Sementara Germano, batu karang Benfica dan timnas 1966, adalah legenda yang menghentikan striker terganas di Piala Dunia Inggris dengan kombinasi kekuatan fisik dan intuisi bertahan.

Bek Kiri: João Cancelo (2010-an-sekarang)

Inovator peran bek sayap modern ini merevolusi posisinya di Manchester City dan Bayern Munich. Kemampuan dribbling-nya seperti gelandang, akurasi umpan silang 87%, dan fleksibilitas bermain di kedua sisi membuatnya mengungguli legenda seperti Hilário.

Bek Kanan: Tantangan Abadi

Posisi ini memicu perdebatan paling sengit. João Pinto (1990-an) diusung karena konsistensi dan kepemimpinan, tetapi nama seperti Humberto Coelho (1970-an) atau bahkan José Bosingwa (2008-2012) kerap disebut. Jika Cancelo dipindahkan ke kanan, figur seperti Nélson Semedo bisa masuk kandidat.

Gelandang: Mário Coluna (1960-an) & Deco (2000-an)

Coluna, dijuluki “O Monstro Sagrado”, adalah jantung berdetaknya Benfica dan timnas 1966. Gelandang box-to-box ini mencetak gol krusial di Piala Dunia melawan Brasil. Sedangkan Deco-sihir kreatif Porto dan Barcelona-adalah satu-satunya pemain Portugal yang menjuarai Liga Champions dengan dua klub berbeda. Visinya mengubah Portugal di Euro 2004.

Baca Juga  Calon Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Striker Terbaru

Tritunggal Suci Serangan: Figo, Eusébio, Ronaldo

Luís Figo (1990-an-2000-an) di sayap kanan adalah maestro dribbling pemenang Ballon d’Or. Mantan kapten Barcelona dan Real Madrid ini menjadi simbol kebanggaan nasional saat membawa Portugal ke final Euro 2004.

Cristiano Ronaldo (2000-an-sekarang) di kiri adalah mesin gol abadi. Pencetak 895 gol karier dan pemegang rekor gol internasional (130 gol) ini mengantar Portugal juara Euro 2016. Lima Ballon d’Or-nya adalah mahkota warisannya.

Eusébio (1960-an-1970-an) sebagai striker tengah adalah “Pantera Negra” yang menggetarkan Piala Dunia 1966. Top skor turnamen (9 gol) dan pemegang Ballon d’Or 1965 ini membawa Portugal ke peringkat ketiga dunia.

Penyerang Tambahan: Fernando Peyroteo (1930-an-1940-an)

Legenda Sporting CP ini memiliki rasio gol mencengangkan: 543 gol dalam 334 pertandingan! Rekor 14 gol dalam satu pertandingan dan rata-rata 1,6 gol per laga membuatnya wajib diikutsertakan.

12 Pemain Cadangan: Kekuatan yang Mengintai

  1. Rui Patrício (GK): Pahlawan paruh akhir Euro 2016.
  2. Pepe (CB): Dinding pertahanan juara Euro 2016.
  3. Fernando Couto (CB): Kapten tangguh era 1990-an.
  4. Rúben Dias (CB): Bek tengah terserba lengkap generasi kini.
  5. Rui Costa (MF): Playmaker elegan finalis Euro 2004.
  6. Bernardo Silva (MF): Otak kreatif Manchester City.
  7. Paulo Sousa (MF): Gelandang bertahan berjiwa pemimpin.
  8. Jaime Graça (MF): Mitra tak terpisahkan Coluna di 1966.
  9. José Augusto (FW): Sayap kanan produktif tim Piala Dunia 1966.
  10. Paulo Futre (FW): Pemain sayap eksplosif pemenang Ballon d’Or runner-up.
  11. José Águas (FW): Kapten legendaris Benfica era 1960-an.
  12. Nuno Gomes (FW): Penyerang andalan di tiga turnamen Euro.

Perdebatan Sengit: Dilema dan Pilihan Tak Sempurna

Bek Kanan: Simbol Ketidakpastian

João Pinto kerap diusung karena konsistensi, tetapi kurangnya trofi internasional membuka peluang untuk José Bosingwa (juara Liga Champions 2012 bersama Chelsea). Generasi muda seperti Diogo Dalot belum cukup untuk bersaing.

Baca Juga  Kapten Timnas Malaysia Saat Ini: Profil dan Kepemimpinan

Evolusi Peran Pemain

Membandingkan João Cancelo dengan bek era 1960-an seperti Hilário bagai membandingkan epal dan oren. Cancelo diharuskan menyerang seperti winger modern, sementara era dulu bek lebih fokus bertahan.

Distribusi Era vs. Kualitas Murn

iTim ini diisi 7 pemain era 1960-an, 4 dari 2000-an, dan 2 terkini. Apakah ini cermin nostalgia atau bukti bahwa generasi Eusébio memang tak tertandingi?

Kesimpulan: Warisan Abadi yang Terus Bernafas

Skuad terbaik Portugal ini bukan sekadar kumpulan nama, melainkan narasi hidup tentang evolusi sepak bola negara kecil yang jadi raksasa. Dari Eusébio yang membuka jalan, Figo yang memodernisasi, hingga Ronaldo yang melampaui batas, mereka adalah DNA kejayaan Portugal. Jose Mourinho pernah berujar: “Skuad Portugal 2024 mungkin yang terbaik sepanjang sejarah.” Namun, tim yang dirangkai di sini adalah fondasi yang membuat klaim Mourinho mungkin terwujud. Mereka bukti bahwa Portugal bukan hanya produsen bintang, tapi juga peradaban sepak bola yang abadi.

Jangan lewatkan analisis mendalam lainnya hanya di score.co.id-sumber berita sepak bola paling tepercaya!