Score – Diggia sapaan akrabnya, dipastikan tak akan lagi berseragam Gresini Racing pada musim depan.
Statusnya pun masih tanda tanya sampai saat ini.
Cukup disayangkan jika pembalap potensial asal Italia tak mendapatkan kesempatan berkompetisi di kelas utama.
Namun, nama Diggia terus disangkutkan dengan tim Repsol Honda.
Tim yang saat ini juga sedang mencari joki baru usai ditinggal Marc Marquez ke Gresini yang menggantikan posisi Diggia.
Transfer tukar guling sempat dirumorkan akan saling menguntungkan antara Honda dan Gresini.
Apalagi, Diggia sudah hampir dua musim membalap dengan motor yang memiliki kapasitas mesin sebesar 1000cc.
Akan tetapi, isu tersebut langsung diingatkan oleh pembalap penguji Honda, Stefan Bradl.
Pembalap asal Jerman itu memperingatkan Diggia agar tak salah pilih motor.
“Saya tidak tahu, tapi jika dia bergabung dengan tim pabrikan Honda, itu akan menjadi tantangan besar baginya. Kita lihat saja nanti apakah ia sanggup.”
“Namun, jika ia mengambilnya atau jika ia mengambil kesempatan ini, ia harus sadar bahwa itu adalah hal yang sulit saat ini,” ujar pembalap berusia 33 tahun itu.
Bradl bahkan tak berani menjamin pembalap sekelas Johann Zarco yang lebih senior akan menjalani adaptasi yang mudah dengan RC213V.
“Anda tidak bisa mengatakan itu,” jawab pria asal Bavaria berusia 33 tahun itu.
“Bisa jadi ini adalah sebuah kesempatan, pembalap muda tidak terlalu banyak berpikir dan tidak memiliki banyak pengalaman dengan motor lain.”
“Dia hanya mengendarai dan itu bisa berhasil. Namun, dengan Zarco, dengan pengalamannya, ia mungkin berkata: ‘Ducati melakukannya dengan cara ini atau itu, cobalah sekali saja’.”
“Jadi dia bisa sedikit memengaruhi perkembangan jangka panjang.”
Bradl tak memungkiri bahwa Diggia bisa cepat dengan menunggangi motor Ducati.
Diggia sempat meraih pole position pada GP Italia 2022, lalu memenangkan podium ketiga pada GP Australia musim ini.
Akan tetapi itu saja tak cukup bagi pembalap yang akan mengendarai RC213V.
Sepanjang kariernya, Diggia memang tak bisa jauh-jauh dari Gresini Racing sejak kelas Moto3, Moto2, hingga MotoGP.
“Diggia pasti tahu beberapa hal tentang Ducati, tapi dia tidak tahu apa-apa lagi dan masih relatif muda,” kata Bradl.
“Terkadang ia cepat, tapi mungkin ia bahkan tak tahu mengapa ia bisa cepat,” kata Bradl.
“Pada akhirnya, kita harus melihat apakah memang seperti itu dan bagaimana performanya.”
“Motor yang kami miliki saat ini tidak setingkat dengan Ducati,” ujarnya.
“Semua rider dengan gaya berkendara yang berbeda sekarang cukup cepat di atasnya. Tiga pembalap Ducati berada di posisi terdepan dalam kejuaraan, memenangkan balapan demi balapan dengan pembalap yang berbeda,” kata Bradl.
“Tentu saja, tim-tim favorit kejuaraan sekarang telah sedikit mengkristal karena kepercayaan diri, momentum, dan bukti diri ada di sana. Hal itu juga berperan dalam pikiran.”
“Ini menjadi sangat spesifik, tetapi pada dasarnya Ducati bekerja di mana-mana dan pembalap yang berbeda dengan gaya berkendara yang berbeda dapat memenangkan balapan atau finis di podium dengannya.
“Dengan Honda, di sisi lain, hal itu tidak mungkin terjadi,” ucap Bradl.