Sisa Match Bahrain: Analisis Tim dan Peluang Juara 2025

Sisa Match Bahrain: Analisis Tim dan Peluang Juara 2025

Sisa Match Bahrain Analisis Tim
Sisa Match Bahrain Analisis Tim

Sisa Match Bahrain Analisis Tim

Score.co.id – Januari 2025 menyisakan euforia tak terlupakan. Stadion Jaber Al Ahmad, Kuwait, gemuruh menyaksikan Timnas Bahrain mengangkat Piala Teluk Arab usai mengalahkan Oman 2-1 di final. Gol penalti Mohamed Marhoon dan bunuh diri Mohammed Al-Musalami menjadi saksi keperkasaan “Al-Ahmar”. Dua bulan berselang? Kekecewaan pahit datang beruntun: Tumbang dari Jepang (0-2), Indonesia (0-1), dan Arab Saudi (0-1) di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mereka tersingkir lebih dini, terdampar di posisi kelima Grup C. Inilah dualitas performa Bahrain: Raja Teluk yang gagal total di ajang lebih prestisius. Apa yang salah? Bisakah mereka bangkit di Piala Arab FIFA 2025?

Garis Keras Realitas: Eliminasi dan Agenda Tersisa

Bahrain memasuki 2025 dengan segudang harapan. Gelar Piala Teluk Arab ke-26-gelar kedua dalam sejarah mereka-seharusnya menjadi peluncur roket menuju Piala Dunia 2026. Kenyataannya? Mereka terkapar di Kualifikasi.

Sisa Match Bahrain Analisis Tim dan Peluang Juara 2025
Sisa Match Bahrain Analisis Tim dan Peluang Juara 2025
  • Runtuhnya Mimpi Piala Dunia: Hasil di Grup C putaran ketiga AFC menjadi bukti jurang kualitas. Di Jepang (20 Maret), Bahrain takluk tanpa perlawanan berarti. Di Indonesia (25 Maret), gol tunggal Ragnar Oratmangoen (salah satu bintang naturalisasi anyar Garuda) memupus harapan. Pukulan final datang di kandang sendiri melawan Arab Saudi (5 Juni). Musab Al-Juwayr menggagalkan pesta 25.000 suporter Bahrain dengan gol telak di menit ke-67.
  • Klasemen Grup C (Per 5 Juni 2025):
    Tim Poin Selisih Gol Status
    Jepang 20 +15 Lolos
    Australia 13 +7
    Arab Saudi 10 +1
    Indonesia 9 -4
    Bahrain 6 -8 Tersingkir
    Tiongkok 6 -13 Tersingkir
  • Sisa Satu Laga: Kehormatan vs Tiongkok (10 Juni 2025): Meski hanya sisa gengsi, laga tandang ke Tiongkok tetap krusial. Peringkat FIFA-kunci undian masa depan-jadi taruhan. Rekor 4 laga terakhir: 1 kemenangan Tiongkok, 3 imbang. Pelatih Dragan Talajić menegaskan: “Kami tak akan menyerah hanya karena tak ada tiket ke Piala Dunia. Bermain untuk bendera negeri adalah kehormatan tertinggi. Kami harus pulang membawa hasil terbaik.”
Baca Juga  Estafet obor Asian Games Hangzhou akan dimulai pada 8 September

Membedah Era Talajić: Kekuatan, Kelemahan, dan Masa Depan

Keberhasilan di Piala Teluk Arab tak lepas dari tangan dingin Dragan Talajić. Namun, kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia juga menimbulkan tanya: Sudah optimalkah strategi pelatih Kroasia itu?

  • Taktik dan Mentalitas: Talajić konsisten dengan formasi 4-2-3-1. Dua gelandang bertahan jadi jangkar, gelandang serang (biasanya Komail Al-Aswad) jadi otak kreatif, dan sayap lincah (Ali Madan & Mohamed Marhoon) jadi jurus maut. Filosofinya jelas: kolektivitas di atas segalanya. “Kami bukan tim bintang. Kekuatan kami adalah soliditas dan kepercayaan diri sebagai satu unit,” ujarnya kepada Score.co.id. Pendekatan ini sukses di Piala Teluk, tapi rontok menghadapi tekanan tinggi Jepang atau Australia. Konsistensi mental menghadapi tim elite Asia masih menjadi PR besar.
  • Skuad: Veteran Berjaya, Regenerasi Menggeliat:
    Pemain Kunci Posisi Klub (2025) Peran
    Sayed Dhiya Saeed Gelandang Bertahan Al-Khaldiya SC Kapten, tulang punggung
    Komail Al-Aswad Gelandang Serang Al-Arabi (Kuwait) Playmaker (2 assist WCQ)
    Ali Madan Sayap Kanan Ajman Club (UEA) Pemain termahal (€1.2 juta)
    Abdulla Al-Khalasi Bek Kiri Pemain Muda Potensial (21 thn)
    Abdulla Yusuf Helal Penyerang Bohemians 1905 (Ceko) Satu-satunya pemain Eropa

    Ketergantungan pada veteran (7 pemain usia 30+ di starting XI) adalah pedang bermata dua. Mereka memberikan kepemimpinan dan pengalaman (terutama kiper legenda Sayed Mohammed Jaffer, 39 tahun), namun kecepatan dan stamina kerap jadi masalah di laga padat. Talajić mulai memasukkan bibit muda seperti Abdulla Al-Khalasi (21 tahun, bek kiri pencetak gol kunci vs Australia 2024) dan bahkan Sayed Ahmed Al-Wadaei (16 tahun, gelandang) ke skuad senior. Keberhasilan integrasi pemain muda ini menentukan masa depan Bahrain.

  • Kekuatan Utama:
    • Mental Juara Pasca Piala Teluk: Keyakinan setelah mengalahkan Arab Saudi (3-2) dan Oman di final adalah aset tak ternilai.
    • Soliditas Bertahan Situasional: Mampu menahan imbang Arab Saudi 0-0 di Jeddah (Oktober 2024) dan menjaga clean sheet di beberapa laga Piala Teluk.
    • Status Underdog: Kerap bermain lebih bebas dan mematikan saat tak diunggulkan.
  • Kelemahan Krusial:
    • Inkonsistensi Ekstrem: Juara Piala Teluk vs Tersingkir dari Piala Dunia adalah bukti nyata.
    • Produktivitas Gol Rendah: Hanya mencetak 1 gol dalam 3 laga krusial Kualifikasi Piala Dunia 2025 (vs JPN, IDN, KSA).
    • Transisi Bertahan-Serang Lambat: Kesulitan menciptakan peluang saat menghadapi tim defensif rapat (kekalahan 0-1 vs Indonesia jadi contoh).
    • Kedalaman Skuad Terbatas: Cedera pemain kunci (seperti Mohammed Al Rumaihi) langsung meruntuhkan keseimbangan tim.

Peta Jalan 2025: Piala Arab Sebagai Ujian Akhir

Dengan Piala Dunia pupus, seluruh energi Bahrain tertuju pada Piala Arab FIFA 2025 di Qatar (1-18 Desember). Inilah target nyata mereka untuk mengakhiri tahun dengan prestasi.

  • Babak Kualifikasi vs Djibouti (November 2025): Secara teori, ini adalah formalitas. Bahrain (Peringkat FIFA 84) jauh di atas Djibouti (Peringkat FIFA 192). Talajić memperingatkan: “Sepak bola tak pernah mengenal kepastian mutlak. Kami harus profesional dan menghormati lawan.”
  • Grup Neraka di Qatar: Jika lolos, Bahrain masuk Grup D bersama:
    • Aljazair: Juara Bertahan Piala Arab, tim papan atas Afrika.
    • Irak: Tim kuat Asia Barat, juara Piala Arab 1985 & 1988.
    • Pemenang Playoff (Lebanon/Sudan): Berpotensi jadi lawan tersulit.Peluang Bahrain lolos dari grup ini? Tipis. Mereka perlu mengulangi keajaiban Piala Teluk. Bek senior Waleed Al-Hayam (34) tegas: “Kami bukan favorit, tapi ingat apa yang kami lakukan ke Arab Saudi di Januari? Kami punya DNA untuk kejutan.”
  • Catatan Sejarah Memberi Harapan: Bahrain pernah dua kali jadi runner-up Piala Arab (1985 & 2002). Target realistis adalah melangkah ke perempat final. Itu pun akan jadi prestasi signifikan, membuktikan Bahrain tak sekadar jago kandang di kawasan Teluk.

Pandangan Ahli: Regenerasi Kunci Menuju Piala Asia 2027

Kabar baik datang dari kepastian Bahrain lolos otomatis ke Piala Asia AFC 2027 di Arab Saudi. Ini memberi ruang napas bagi Talajić dan BFA untuk membangun tim jangka panjang.

  • FIFA Talent Academy: Proyek ambisius yang diluncurkan Januari 2025 di Bahrain menjadi harapan masa depan. Akademi berbasis standar FIFA ini ditujukan untuk mencetak bibit muda berkualitas. “Ini investasi 5-10 tahun ke depan. Hasilnya belum langsung terlihat di Piala Arab 2025, tapi vital untuk Piala Asia 2027 dan seterusnya,” jelas analis sepak bola Teluk, Faisal Al-Mannai, kepada Score.co.id.
  • Tekanan pada Talajić: Gelar Piala Teluk memberinya kredit politik. Namun, performa buruk di Kualifikasi Piala Dunia dan kegagalan di Piala Arab bisa mengikisnya. Kemampuannya mengintegrasikan pemain muda (Al-Khalasi, Al-Wadaei, dll) dengan veteran akan jadi penilaian utama.
  • Kutipan Krusial:
    • Dragan Talajić: “Kekecewaan Piala Dunia harus jadi bahan bakar. Piala Arab adalah panggung baru. Djibouti? Fokus kami hanya satu: menang dengan permainan terbaik. Lalu, kami siap menghadapi siapa pun di Qatar.”
    • Komail Al-Aswad (Playmaker): “Kami tahu Grup D sangat berat. Tapi, siapa yang mengira kami juara Piala Teluk? Kami percaya pada sistem pelatih dan kekuatan tim. Aljazair dan Irak bukan monster yang tak terkalahkan.”

Epilog: Antara Warisan Veteran dan Tuntutan Masa Depan

Bahrain di akhir 2025 adalah tim di persimpangan. Kejayaan Piala Teluk Arab adalah bukti potensi, sementara kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia adalah cermin keterbatasan. Sisa laga tandang ke Tiongkok hanyalah epilog sebuah kampanye yang gagal. Fokus sebenarnya adalah Piala Arab FIFA.

Sukses di Qatar tidak harus berarti juara. Meloloskan diri dari Grup Neraka (D) yang berisi Aljazair dan Irak, atau bahkan melangkah ke semifinal, akan menjadi pencapaian besar yang membuktikan Bahrain lebih dari sekadar “Raja Kecil” Teluk.

Kunci utamanya terletak pada dua hal: kemampuan Talajić menstabilkan performa tim dari satu turnamen ke turnamen lain, dan keberanian BFA mendorong regenerasi skuad lebih cepat.

Proyek jangka panjang menuju Piala Asia 2027 telah dimulai dengan FIFA Talent Academy. Namun, Piala Arab 2025 tetaplah ujian akut bagi kebanggaan nasional. Bisakah “Al-Ahmar” mentransformasi diri dari juara regional menjadi pemain yang disegani di panggung Arab dan Asia yang lebih luas? Jawabannya akan mulai terkuak di Qatar, Desember mendatang.

Pantau terus perkembangan terbaru Timnas Bahrain dan analisis mendalam seputar Piala Arab FIFA 2025 hanya di Score.co.id!