SCORE.CO.ID – Ketika Tan Sri Norza Zakaria pertama kali menjabat sebagai presiden Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) pada tahun 2017, semuanya berpusat pada satu orang yaitu mantan pemain nomor 1 dunia Datuk Lee Chong Wei.
Delapan tahun kemudian, Norza bangga bahwa BAM tidak lagi bergantung pada satu bintang super, tetapi justru telah menjadi sistem yang mampu menghasilkan aliran bakat kelas dunia yang stabil.
Ia percaya transformasi itu dimungkinkan dengan memisahkan administrasi BAM dari program performa tingginya di Academy Badminton Malaysia (ABM).
Norza Zakaria juga langsung berikan wasiat untuk presiden BAM yang baru dengan memberikan pernyataan terpanjangnya.
“Ketika saya masuk, semuanya tentang Chong Wei, tetapi sekarang kita telah menjadi institusi yang terus menghasilkan pemain, bukan hanya satu pemain luar biasa,” kata Norza setelah rapat umum tahunan (AGM) sekaligus pemilihan BAM di ABM pada hari Sabtu.
“Kami mempercayai prosesnya, dan itu menghasilkan prajurit berkualitas yang sekarang menjadi pemain top. Tetapi kita membutuhkan kesinambungan. Selalu ada ruang untuk perbaikan, dan di situlah kita membawa kepemimpinan baru.”
Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz terpilih tanpa lawan sebagai presiden BAM yang baru selama AGM berlangsung.
“Saya telah melakukan dinas nasional saya. Sekarang giliran Tengku Zafrul untuk melakukan bagiannya,” tambah Norza.
“Saya mengundurkan diri ketika saatnya tiba. Saya percaya tidak ada seorangpun yang lebih besar dari institusi. Jika saya berpikir sebaliknya, saya akan tinggal selamanya.”
Meskipun Norza tidak mencapai mimpinya untuk memberikan medali emas Olimpiade pertama Malaysia, ia menyaksikan momen bersejarah ketika Aaron Chia-Soh Wooi Yik memenangkan gelar juara dunia pertama negara itu pada tahun 2022.
Ia percaya penggantinya memiliki apa yang dibutuhkan untuk terus mengejar medali emas Olimpiade yang sulit diraih itu.
Selama masa jabatan Norza, BAM mengembangkan beberapa pemain top, termasuk Lee Zii Jia (peringkat 10 dunia), pasangan ganda putra Goh Sze Fei-Nur Izzuddin Rumsani (peringkat 2 dunia) dan pasangan ganda campuran Goh Soon Huat-Shevon Lai (peringkat 3 dunia) yang semuanya menjadi pemain profesional setelah meninggalkan tim nasional.
Ganda putri peringkat 4 dunia Pearly Tan-M. Thinaah dan ganda campuran peringkat 4 dunia Chen Tang Jie-Toh Ee Wei juga termasuk di antara pemain berprestasi di bawah bendera BAM.
Norza, yang mengundurkan diri pada September tahun lalu, telah menunjuk Tengku Zafrul sebagai penggantinya.
Ia percaya Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri berusia 52 tahun itu adalah kandidat yang ideal, berkat kesuksesan korporatnya dan hubungan yang kuat dengan pemerintah.
“Kami membutuhkan seseorang yang muda, dari dunia korporat dan terhubung dengan pemerintah, dan Tengku Zafrul memenuhi kriteria tersebut,” kata Norza.
“Sebagian besar sponsor kami sudah mengenalnya dengan baik.”
“Kami juga telah mendatangkan konsultan profesional (Pemandu) untuk mengidentifikasi kesenjangan antara dimana kami berada dan di mana kami seharusnya berada. Saya telah memberi tahu Tengku Zafrul bahwa laporan-laporan ini akan membantunya memperkuat BAM.
“Pemisahan BAM sebagai badan pengatur dan ABM sebagai pusat performa tinggi telah dilaksanakan. Tugasnya sekarang adalah memperkuat cetak biru dan proses menuju Olimpiade Los Angeles 2028.”
Norza kini akan fokus pada perannya sebagai presiden Dewan Olimpiade Malaysia (OCM) tetapi akan tetap terlibat dalam BAM sebagai presiden kehormatan seumur hidup. Untuk presiden baru, dia harapkan prestasi akan terus mengalir untuk kubu Malaysia.












