Perjalanan karir Jamie Vardy
score.co.id, kami selalu antusias mengulik kisah-kisah sepak bola yang bikin hati bergetar. Salah satu yang paling epik adalah perjalanan Jamie Vardy, seorang buruh pabrik yang menjelma jadi legenda Leicester City. Dari lapangan sepi di liga amatir hingga sorotan gemerlap Premier League, Vardy adalah bukti hidup bahwa kerja keras bisa mengubah nasib. Yuk, kita telusuri perjalanan kariernya yang penuh inspirasi hingga April 2025, lengkap dengan fakta terbaru dan cerita yang bikin merinding!
Awal Perjuangan: Dari Non-Liga ke Panggung Profesional
Lahir di Sheffield pada 11 Januari 1987, Jamie Vardy kecil punya mimpi besar meski hidup serba terbatas. Tapi, mimpinya jadi pesepak bola pro hampir kandas saat Sheffield Wednesday, klub akademi yang ia bela, melepasnya di usia 16 karena dianggap tak cukup berbakat. Bagi kebanyakan orang, ini mungkin akhir cerita, tapi buat Vardy, ini justru start dari perjuangan luar biasa.

Vardy memulai karier senior di Stocksbridge Park Steels, klub non-liga, pada 2003. Selama tiga musim (2006-2010), ia mengemas 66 gol dalam 107 laga, menunjukkan naluri penyerang yang tajam. Bayangkan, sambil ngejar mimpi, ia harus kerja sebagai teknisi serat karbon di pabrik, yang kadang bikin punggungnya sakit. Kerasnya hidup di luar lapangan jadi pengingat bahwa perjuangan Vardy nggak cuma soal bola.
Tahun 2010, ia melangkah ke FC Halifax Town di Conference North. Di sini, Vardy langsung nyetel, cetak 25 gol dalam 37 laga, bantu tim promosi, dan bawa pulang penghargaan Pemain Terbaik Klub. Performa gila ini bikin Fleetwood Town kepincut, rekrut dia di Agustus 2011. Di musim pertamanya, Vardy ngegol 31 kali di liga, bawa Fleetwood juara Conference Premier. Nama Vardy mulai harum sebagai penyerang yang bikin lawan ketar-ketir.
Kebangkitan Bersama Leicester City: Dongeng Premier League
Mei 2012 jadi titik balik. Leicester City, yang kala itu main di Championship, nekat boyong Vardy seharga £1 juta—rekor buat pemain non-liga. Banyak yang nyinyir, tapi Vardy cepat bikin orang bungkam. Musim 2013-14, ia nyumbang 16 gol dan 11 assist dalam 37 laga, bantu Leicester promosi ke Premier League setelah 10 tahun absen. Keren, kan?
Puncaknya adalah musim 2015-16, yang bikin saya pribadi sampai susah percaya. Di bawah Claudio Ranieri, Leicester, yang diprediksi bakal degradasi, malah bikin keajaiban juara Premier League. Vardy jadi jantungan tim, ngegol 24 kali, termasuk rekor cetak gol di 11 laga beruntun, ngalahin catatan Ruud van Nistelrooy. Kecepatan dan instingnya bikin ia diganjar Pemain Terbaik Premier League dan FWA Footballer of the Year. Musim itu kayak dongeng yang nyata!
Konsistensi dan Rekor: Puncak Karier Vardy
Setelah keajaiban 2015-16, Vardy nggak lantas meredup. Musim 2019-20, di usia 33, ia rebut Golden Boot Premier League dengan 23 gol, jadi pemenang tertua sepanjang sejarah. Tahun 2021, ia catat rekor lagi sebagai pemain pertama yang main di semua 14 putaran FA Cup, dari awal sampai final, bantu Leicester juara trofi itu untuk pertama kalinya. Salut banget!
Hingga April 2025, Vardy udah main 435 kali buat Leicester di semua kompetisi, cetak 181 gol. Statistiknya di Premier League nunjukin betapa tangguhnya dia meski usia nambah:
-
2014-15: 34 laga, 5 gol
-
2015-16: 36 laga, 24 gol
-
2016-17: 35 laga, 13 gol
-
2017-18: 37 laga, 20 gol
-
2018-19: 34 laga, 18 gol
-
2019-20: 35 laga, 23 gol
-
2020-21: 34 laga, 15 gol
-
2021-22: 25 laga, 15 gol
-
2022-23: 37 laga, 3 gol
-
2024-25: 31 laga, 7 gol
Loyalitasnya ke Leicester bikin kagum. Bayangin, tahun 2016 Arsenal nawarin kontrak gede, tapi Vardy pilih stay. Di era transfer gila-gilaan, sikapnya ini kayak angin seger.
Petualangan Internasional: Membela The Three Lions
Vardy debut buat timnas Inggris di Juni 2015, lawan Republik Irlandia. Gol pertamanya lahir Maret 2016, lewat tendangan tumit ciamik kontra Jerman. Total, ia main 26 kali, cetak 7 gol, termasuk di Euro 2016 dan Piala Dunia 2018, saat Inggris finis ke-4. Meski karier internasionalnya nggak sepanjang di klub, Vardy tetep ninggalin kesan sebagai penyerang yang nggak kenal capek.
Tahun 2018, ia putuskan pensiun dari timnas buat fokus ke Leicester dan kasih jalan buat pemain muda. Keputusan ini nunjukin jiwa besar Vardy, yang mikirin masa depan sepak bola Inggris.
Musim 2024-25: Tantangan Degradasi dan Semangat Vardy
Musim 2024-25 jadi ujian berat buat Vardy. Leicester, yang baru promosi ke Premier League, ambruk. Sampai April 2025, mereka cuma kumpulin 18 poin dari 33 laga, resmi degradasi. Vardy, yang cetak 7 gol dalam 31 laga, nggak bisa sembunyiin kekecewaannya. Dalam wawancara, ia bilang musim ini “memalukan” dan minta maaf ke fans.
Tapi, semangat Vardy nggak luntur. Tanggal 26 Januari 2025, golnya ke gawang Tottenham bantu Leicester menang 2-1, akhiri tujuh kekalahan beruntun. Pelatih Ruud van Nistelrooy muji Vardy sebagai “pemimpin sejati” yang masih produktif di usia 38. Buat saya, ini bukti Vardy adalah pejuang sejati.
Penghargaan dan Warisan Vardy
Karier Vardy penuh prestasi yang bikin njem:
-
Juara Premier League: 2015-16
-
Golden Boot: 2019-20 (23 gol)
-
Pemain Terbaik Premier League: 2015-16
-
FWA Footballer of the Year: 2015-16
-
Pemain Bulanan Premier League: 4 kali (Okt 2015, Nov 2015, Apr 2019, Okt 2019)
-
Gol Bulanan Premier League: 2017-18
-
PFA Player of the Year: 2020
Ia juga masuk tim terbaik Northern Premier League dan ranking 1 NLP tahun 2018. Total, Vardy catat 596 laga dan 279 gol di semua klub, dengan 435 laga dan 181 gol buat Leicester sampai April 2025.
Kontroversi dan Jiwa Petarung
Vardy dikenal blak-blakan. Komentarnya soal musim 2024-25 nunjukin kekecewaan sekaligus semangatnya sebagai kapten. Ia juga pernah bikin heboh, kayak saat nyindir Tottenham yang “nggak pernah juara liga” setelah ngegol di Agustus 2024. Sikap ini bikin fans Leicester makin sayang, karena Vardy adalah pejuang yang nggak takut ngomong apa adanya.
Status Terkini dan Masa Depan
Di April 2025, Vardy masih jadi tumpuan Leicester meski tim degradasi. Kontraknya, yang diperpanjang Juni 2024, bakal habis Juni 2025. Masa depannya belum jelas, tapi Vardy bilang, “Usia cuma angka, kaki saya masih oke!” Optimismenya ini bikin saya yakin dia bakal terus ngegol, entah di Leicester atau klub lain.
Rangkuman dan Dampak Kisah Vardy
Perjalanan Jamie Vardy adalah cerita tentang nggak nyerah. Dari non-liga sampai juara Premier League, ia buktiin bakat bisa bersinar meski dari bawah. Kisahnya ngasih harapan buat jutaan fans, apalagi yang lagi berjuang. Meski musim 2024-25 penuh duka, Vardy tetep produktif di usia 38, bikin statusnya sebagai legenda nggak tergoyahkan.
Buat saya, Vardy lebih dari sekadar penyerang. Ia adalah simbol bahwa mimpi, sebesar apa pun, bisa diraih kalau kita berani berjuang. Warisannya bakal terus hidup di King Power Stadium dan hati setiap penggemar bola.
Jangan lupa ikuti score.co.id untuk info lainnya seputar sepak bola, dari cerita inspiratif sampai kabar terbaru!












