Score – Pencarian striker lokal berkualitas masih dilanjutkan oleh PSIS Semarang.
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi awalnya terang-terangan menargetkan Ramadhan Sananta atau Hokky Caraka.
Kini ia mengaku juga mendekati Dimas Drajad dari Persikabo 1973.
PSIS memang menginginkan striker lokal pendamping Carlos Fortes di lini depan.
“Untuk mengisi kekosongan, banyak sekali saran, masukan, ataupun evaluasi, PSIS Semarang membutuhkan pemain yang bisa menjadi back-up di posisi striker,” kata Yoyok Sukawi kepada wartawan.
“Kami sampai sekarang masih mencari penyerang lokal yang kualitasnya tidak jauh berbeda dari Carlos Fortes,” tambahnya.
Namun striker lokal yang tersedia di bursa transfer sangat sedikit.
Di sisi lain, PSIS ingin striker nomor 9 yang kualitasnya sama atau tidak jauh dengan Carlos Fortes.
“Kalau kita bicara soal kriteria itu, striker lokal di Indonesia yang kualitasnya tak jauh dengan Carlos Fortes itu jumlahnya sangat terbatas,” ujar Yoyok.
“Yang pertama, biasanya naturalisasi. Ini kan tak mungkin dilepas oleh klub lain.”
“Yang kedua, pemain berlabel Timnas Indonesia.”
“Striker seperti ini jumlahnya juga bisa dihitung,” tambahnya.
Untuk itu Yoyok juga maklum beberapa incarannya seperti Ramadhan Sananta dan Hokky Caraka tidak dilepas oleh klub pemiliknya.
Yoyok juga mengaku sempat mendekati Dimas Drajad yang membela Persikabo 1973, namun statusnya sebagai anggota TNI menjadi penghalang.
Yoyok yakin Dimas tidak akan dilepas Persikabo 1973.
“Kemarin kita sempat dekati Ramadhan Sananta tetapi tidak dilepas Persis Solo,” kata Yoyok.
“Lalu kita coba komunikasi dengan Hokky Caraka dan tentu saja langsung dipagari oleh PSS Sleman, bahkan diperpanjang kontraknya.”
“Ini nampaknya kita akan kesulitan mencari striker.”
“Kita juga sempat komunikasi dengan Dimas Drajad tapi nggak mungkin karena dia tentara ya, jadi tidak mungkin dilepas Persikabo,” tambahnya.
Dengan kesulitan ini, Yoyok Sukawi mengatakan bila Gilbert Agius memutuskan tidak merekrut pemain tersebut.
“Kita berusaha mencari di bawah ini (striker tadi),” kata Yoyok.
“Pelatih memutuskan lebih baik tidak kita rekrut, daripada kita merekrut pemain tetapi kualitasnya jauh dari yang kita harapkan.”
“Nanti hanya membebani tim,” tambahnya.