50 Pemain Terbaik Sepanjang Masa (Revisi 2025): Posisi Maradona dan Pele Terbaru

Peringkat terbaru legenda sepak bola versi revisi 2025.

50 Pemain Terbaik Sepanjang Masa (Revisi 2025) Posisi Maradona dan Pele Terbaru
50 Pemain Terbaik Sepanjang Masa (Revisi 2025) Posisi Maradona dan Pele Terbaru

50 Pemain Terbaik Sepanjang Masa

score.co.id – Perdebatan tentang siapa pemain terbaik sepanjang masa adalah ritual abadi dalam sepak bola. Setiap generasi memiliki ikonnya, setiap era membawa argumennya sendiri. Namun, pada 2025, sebuah revisi komprehensif dari The Athletic melalui “The Soccer 100” memberikan perspektif baru yang menggemparkan. Daftar ini bukan sekadar nostalgia; ia adalah sintesis cermat antara kejeniusan masa lalu dan realitas pencapaian modern. Hasilnya? Sebuah hierarki yang menempatkan Lionel Messi di puncak, menggeser dua legenda yang lama dianggap tak tersentuh: Diego Maradona dan Pelé.

Revisi ini menandai momen penting. Bukan hanya tentang mengakui kehebatan Messi yang telah lengkap dengan Piala Dunia, tetapi juga tentang bagaimana kita menilai “kebesaran” itu sendiri. Apakah didasarkan pada mistik dan dampak kultural, atau pada konsistensi, data, dan dominasi di berbagai ligan top selama puluhan tahun? Artikel ini akan mengupas tuntas posisi terbaru Maradona dan Pelé, menganalisis kriteria penilaian yang berubah, dan melihat bagaimana generasi baru mulai mengukir namanya dalam percakapan sejarah.

Peringkat terbaru legenda sepak bola versi revisi 2025.
Peringkat terbaru legenda sepak bola versi revisi 2025.

Pergeseran Paradigma: Kriteria “Kebesaran” di Era Modern

Revisi 2025 oleh The Athletic memperkenalkan lensa penilaian yang lebih ketat dan multidimensi. “Kebesaran Berkelanjutan” (Sustained Greatness) menjadi kata kunci. Konsep ini melampaui momen kecemerlangan tunggal atau warisan emosional. Ia menuntut keunggulan yang konsisten, terukur, dan berdampak langsung pada trofi tertinggi.

Trofi, khususnya di level internasional, tetap menjadi penimbang terberat. Namun, kini ia dikombinasikan dengan dominasi statistik jangka panjang, pengaruh taktis yang mengubah permainan, serta daya tahan puncak performa belasan bahkan puluhan tahun. Dalam konteks ini, Messi tidak hanya unggul dalam jumlah Ballon d’Or (8) atau gol. Yang lebih menentukan adalah kemampuannya mempertahankan level world-class di tiga dekade berbeda, menginspirasi perubahan filosofi permainan Barcelona dan Argentina, serta mengukir rekor di liga yang dianggap paling kompetitif secara teknis. Keunggulan ini, yang didukung oleh data analitik modern, memberi dia keunggulan dalam kriteria “kebesaran berkelanjutan”.

Baca Juga  Gelandang Legenda Arsenal: Daftar Pemain Tengah yang Melekat di Hati Fans

Sementara itu, warisan Pelé dan Maradona tetap tak ternilai. Pelé dengan tiga Piala Dunia-nya adalah pionir yang membawa sepak bola Brasil ke panggung dunia. Maradona adalah kekuatan alam yang hampir single-handedly membawa Argentina dan Napoli meraih kemuliaan tertinggi. Namun, revisi ini mempertanyakan: seberapa “berkelanjutan” kehebatan mereka jika dibandingkan dengan standar modern? Minimnya dokumentasi video lengkap dan data statistik mendetail dari era mereka, ditambah dengan perdebatan tentang tingkat kompetisi global saat itu, membuat penilaian absolut menjadi lebih rumit. Bukan berarti kehebatan mereka berkurang, tetapi cara kita mengukurnya yang telah berkembang.

Analisis Posisi: Mengapa Maradona (Peringkat 2) dan Pelé (Peringkat 3)

Penempatan Diego Maradona di posisi kedua adalah pengakuan atas dampak seismik yang jarang terjadi dalam olahraga. Revisi 2025 justru menegaskan bahwa pengaruhnya mungkin lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Piala Dunia 1986 bukan sekadar turnamen menang; itu adalah campur tangan ilahi sepak bola. Gol “Tangan Tuhan” dan “Gol Abad Ini” melawan Inggris dalam satu pertandingan bukanlah statistik biasa—mereka adalah mitologi yang hidup, simbol kecerdikan dan kejeniusan murni.

Keajaiban Maradona di Napoli—mengantar klub yang bukan raksasa menjuarai Serie A dua kali—memperkuat narasi tentang pemain yang mengangkat timnya ke level yang mustahil.

Konsistensi puncaknya mungkin tidak sepanjang Messi, tetapi puncak yang dicapainya dianggap sebagai titik tertinggi individual yang pernah ada. Penempatannya di atas Pelé dalam daftar ini merefleksikan penilaian bahwa kejeniusan teknis dan pengaruhnya dalam satu momen puncak lebih besar, terutama dalam konteks persaingan Eropa yang sudah sangat ketat pada masanya.

Di posisi ketiga, Pelé hadir sebagai dasar dari segala ukuran. Tiga bintang Piala Dunia di jersel Brasil adalah rekam jejak yang tak akan terulang. Namun, revisi 2025 menyoroti tantangan dalam mengevaluasi era-nya. Sebagian besar karirnya dihabiskan di Brasil dengan Santos, di luar sorotan media global yang masif seperti sekarang. Klaim lebih dari 1.000 gol juga mencakup banyak pertandingan tidak resmi. Ini bukan untuk meremehkan, tetapi menunjukkan bahwa metrik zaman sekarang tidak sepenuhnya cocok untuk mengukurnya. Pelé adalah “Dewa” yang meletakkan fondasi, tetapi dalam perbandingan ketat yang menilai performa mingguan di liga top Eropa dan data seumur hidup, ia sedikit terdesak.

Baca Juga  Legenda Chelsea 90an sejarah lengkap para bintang di era keemasan

Perbandingan Top 3 Pemain

Peringkat Pemain Alasan Utama
1 Lionel Messi Kebesaran berkelanjutan dengan 8 Ballon d’Or, dominasi statistik jangka panjang, dan pengaruh taktis di berbagai liga top selama tiga dekade.
2 Diego Maradona Dampak seismik melalui Piala Dunia 1986, keajaiban di Napoli, dan kejeniusan teknis dalam momen puncak yang tak tertandingi.
3 Pelé Tiga Piala Dunia sebagai pionir, lebih dari 1.000 gol, tapi tantangan evaluasi era karena minim data modern dan kompetisi global saat itu.

Daftar 50 Besar dan Munculnya Generasi Baru

Revisi The Athletic ini juga menarik karena masih menyisipkan pemain aktif sebagai penanda zaman. Kylian Mbappé yang masuk di peringkat 29 adalah sinyal kuat bahwa daftar ini hidup dan dinamis. Piala Dunia 2018 di usia belia dan performa konsisten di level tertinggi membuatnya pantas disebut sebagai calon pewaris. Kehadirannya, bersama Neymar Jr. (46), menunjukkan bahwa prestasi era modern mendapat porsi pertimbangan yang serius.

Dominasi Brasil sebagai negara dengan perwakilan terbanyak (15 pemain) dalam 50 besar memperkuat statusnya sebagai tanah sepak bola. Dari Garrincha, Ronaldo Fenômeno, hingga Kaká, jejak jogo bonito mengalir deras. Sementara itu, kehadiran Johan Cruyff (4) dan Franz Beckenbauer (7) di sepuluh besar adalah pengakuan bahwa pemain yang juga mengubah filosofi permainan—melalui Total Football atau peran libero—mendapat tempat istimewa. Mereka bukan hanya pemain hebat, tapi juga visioner.

Kontroversi dan Subjektivitas yang Abadi

Penting untuk diingat bahwa daftar apapun bersifat subjektif. Sumber lain seperti GiveMeSport dan FourFourTwo memiliki komposisi dan urutan yang berbeda-beda. Beberapa daftar mungkin menempatkan Cristiano Ronaldo setara atau lebih tinggi dari Messi, dengan argumen fisikitas, adaptasi di berbagai liga, dan rekor gol yang fenomenal. Perdebatan antara “pemain era sekarang” dan “legenda masa lalu” juga tidak akan pernah padam. Bagi banyak purists, kehebatan Pelé yang tak terjamahkan oleh data ataupun catatan video tetap tak tertandingi.

Baca Juga  Pemain Bola Paling Setia dengan Klubnya yang Menjadi Pangeran di Satu Klub

Inilah yang membuat sepakbola menarik. Daftar ini bukan kitab suci, melainkan katalis untuk diskusi. Ia memaksa kita untuk mempertanyakan, membandingkan, dan memperdebatkan warisan setiap pemain. Ia mengakui bahwa meski statistik dan trofi penting, magis, kejutan, dan emosi murni yang diberikan pemain seperti Maradona juga merupakan bagian tak terpisahkan dari “kebesaran”.

Melihat ke Masa Depan

Proyeksi Legenda ke Depan

Revisi 2025 ini kemungkinan bukanlah kata akhir. Ia adalah gambaran dari nilai-nilai dan metode penilaian kita saat ini. Sepuluh tahun lagi, dengan Mbappé yang mungkin sudah meraih lebih banyak trofi, atau dengan munculnya bintang baru, peta ini bisa berubah lagi. Namun, satu hal yang tetap: nama-nama seperti Messi, Maradona, dan Pelé akan terus menjadi tiga serangkai yang mendominasi percakapan.

Pelajaran terbesar dari daftar ini bukanlah tentang siapa yang terbaik, tetapi tentang evolusi sepakbola itu sendiri. Dari era di mana kehebatan diceritakan melalui kabar burung dan kliping koran, hingga zaman di mana setiap sentuhan bola dapat dianalisis secara real-time, cara kita memahami kejeniusan telah berubah. Baik Maradona, Pelé, maupun Messi, mereka mewakili puncak dari zamannya masing-masing. Dan selama sepakbola terus dimainkan, perdebatan indah tentang siapa yang terhebat di antara yang hebat akan terus hidup, menggetarkan hati dan pikiran penggemar di seluruh dunia.

Ingin terus mendalami analisis taktis mendalam, ulasan historis, dan wawasan eksklusif seputar dunia sepakbola? Pantau terus perkembangan terbaru hanya di Score.co.id.