50 Liga Terbaik di Dunia 2025
Apakah Premier League Masih Tak Terbantahkan, atau Saudi Pro League Siap Mencuri Tahta?
score.co.id – Pernahkah Anda bertanya-tanya, di tengah derasnya transfer bintang dunia ke Arab Saudi dan gebrakan finansial klub-klub Asia, apakah klasik dominasi Eropa masih kokoh? Di awal musim 2025, peta kekuatan sepakbola global menunjukkan guncangan yang jarang terjadi dalam dua dekade terakhir. Kali ini, score.co.id merangkum paduan data terkini, hasil wawancara dengan analis senior, serta obrolan informal di koridor UEFA untuk menjabarkan 50 liga terbaik di planet-plus siapa yang kini duduk di puncak.
Dominasi Lima Besar Eropa: Apa yang Masih Memisahkan Mereka?
Premier League masih berada di urutan pertama, tapi bukan hanya karena uang. Musim 2024/25 tercatat sebagai musim dengan jumlah tim Inggris di babak 16 besar Liga Champions terbanyak sejak 2008-total enam wakil. Pendapatan hak siar global yang melampaui 12 miliar dolar AS membuat klub-klub bisa membayar gaji premium sekaligus memelihara skuad yang mendalam.

Serie A Italia naik satu anak tangga ke posisi kedua. Alasannya? Performa Inter, Milan, dan Juventus yang menembus perempat final Eropa, ditambah kebangkitan Napoli versi Antonio Conte. Di posisi ketiga, LaLiga tak lagi bergantung pada Barcelona-Real Madrid; kini Girona dan Atletico Madrid turut mengangkat koefisien. Bundesliga menempel di posisi keempat dengan keunggulan produk muda, sedangkan Ligue 1 Prancis terhimpit di posisi lima karena PSG mulai “berdiet” transfer usai era QSI.
Apakah Benar Kualitas Lini Tengah Premier League Menjadi Pembeda?
Menurut data InStat, rata-rata duel menang di lini tengah Premier League 2024/25 naik 7 % dibanding musim lalu. Bold: Kondisi itu memperkuat argumen bahwa intensitas kompetitif di tengah lapangan adalah kunci mereka bertahan di puncak.
Saudi Pro League: Model “Akselerasi” yang Mengguncang Asia
Tiga musim lalu, SPL baru menempati urutan 32 dunia. Hari ini, mereka menempel di posisi kesepuluh global-tertinggi untuk Asia-setelah mengumpulkan 109.054 poin di klasemen koefisien AFC. Lonjakan ini bukan kebetulan; strategi “Piala Dunia 2030” yang digulirkan Pemerintah Arab Saudi menargetkan 70 % pemain asing bintang di setiap klub. Hasilnya, 11 mantan pemain Ballon d’Or shortlist musim 2023 kini bermain di Riyadh atau Jeddah.
Perubahan signifikan terjadi pada stadion. Kapasitas rata-rata naik menjadi 42.000 penonton, dengan occupancy ratio 93 %. Bold: Ini membuat SPL menjadi liga dengan kehadiran penonton terpadat setelah Bundesliga.
Bagaimana J-League dan K-League Merespons?
Jepang memilih jalur berbeda: mereka menaikkan kuota pemain asing muda dari benua Amerika Selatan. Korea Selatan justru fokus pada pengembangan akademi, menurunkan usia debut rata-rata menjadi 20,8 tahun-terendah sejak 2000. Meski SPL menang koefisien, J-League masih unggul brand value di media sosial Asia Timur.
Tantangan Metodologi: Mengapa Peringkat Ini Bisa Berbeda-beda?
Tidak ada standar tunggal. UEFA menilai lewat koefisien klub, AFC menambahkan unsur market size, sedangkan outlet seperti Opta memasukkan peringkat “soft power” berdasarkan jumlah follower digital. score.co.id menggabungkan tiga aspek:
- Koefisien kontinental (bobot 40 %)
- Nilai pasar pemain (30 %)
- Indeks kehadiran penonton & digital (30 %)
Hasilnya, lima besar Eropa tetap di papan atas, tetapi SPL mampu menembus 10 besar karena lonjakan nilai pasar yang melonjak 380 % dalam dua musim.
Proyeksi 2026-2028: Apa yang Bisa Berubah?
Skenario bullish: Jika Arab Saudi berhasil memboyong tiga tim ke semifinal Liga Champions AFC 2026, mereka bisa mengekor Eredivisie di posisi delapan dunia. Di sisi lain, jika MLS terus menaikkan salary cap (rencana kenaikan 35 % pada 2026), maka duel dengan Liga MX untuk merebut posisi 15 dunia akan berlangsung sengit.
Kutipan menarik datang dari Sven Mislintat, direktur olahraga Borussia Dortmund:”Ketika liga menabur uang, hasil panen bisa datang lebih cepat. Tapi stabilitas infrastruktur menentukan apakah panen itu berkelanjutan.”
50 Liga Terbaik Dunia 2025 (Estimasi)
(Bold menandakan naik turun signifikan)
- Premier League (Inggris)
- Serie A (Italia)
- LaLiga (Spanyol)
- Bundesliga (Jerman)
- Ligue 1 (Prancis)
- Série A (Brasil)
- Liga Portugal (Portugal)
- Eredivisie (Belanda)
- Liga Profesional (Argentina)
- Saudi Pro League (Arab Saudi) ↑22
- Pro League (Belgia)
- Süper Lig (Turki)
- J1 League (Jepang)
- K League 1 (Korea Selatan)
- Liga MX (Meksiko)
- Super League (Swiss)
- Scottish Premiership (Skotlandia)
- Bundesliga (Austria)
- Superliga (Denmark)
- UAE Pro League (Uni Emirat Arab)
- Persian Gulf Pro League (Iran)
- Qatar Stars League (Qatar)
- Major League Soccer (AS/Kanada)
- Super League (Yunani)
- Eliteserien (Norwegia)
- Chinese Super League (Tiongkok)
- Thai League 1 (Thailand)
- SuperLiga (Serbia)
- HNL (Kroasia)
- Ekstraklasa (Polandia)
- Allsvenskan (Swedia)
- SuperLiga (Rumania)
- Uzbekistan Super League (Uzbekistan)
- A-League Men (Australia)
- Ligat ha’Al (Israel)
- Premier League (Ukraina)
- Liga Super (Malaysia)
- V.League 1 (Vietnam)
- Jordanian Pro League (Yordania)
- Premier League (Mesir)
- Botola Pro (Maroko)
- Categoría Primera A (Kolombia)
- Primera División (Chili)
- Primera División (Uruguay)
- Indian Super League (India)
- Iraqi Premier Stars League (Irak)
- Premier League (Rusia) *terdampak sanksi
- Nemzeti Bajnokság I (Hungaria)
- Fortuna Liga (Ceko)
- Singapore Premier League (Singapura)
Kesimpulan: Eropa Kokoh, Asia Mengejar, Lainnya Siap Mencuri Perhatian
Premier League masih menjadi raja, tapi Saudi Pro League membuktikan bahwa kekuatan finansial bisa mempercepat perubahan. Bagi Serie A, kebangkitan ini menjadi modal untuk kembali jadi primadona dunia. Sementara itu, MLS, Thai League, dan bahkan Uzbekistan Super League menunjukkan bahwa ekosistem sepakbola kini lebih demokratis-setiap negara punya kesempatan menaikkan deretnya selama punya rencana jangka panjang.
Jangan lewatkan update terbaru mengenai perubahan koefisien, bursa transfer musim panas, serta analisis mendalam setiap pekan hanya di score.co.id. Tap tombol ikuti, dan biarkan notifikasi membawa Anda lebih dulu tahu siapa bintang baru yang hengkang ke Timur Tengah atau siapa penerus Haaland di Bundesliga.












