5 Calon Pelatih Baru Man City
score.co.id – Sebuah era yang mendefinisikan sepak bola Inggris modern tampaknya akan segera menemui titik baliknya. Bayangan kepergian Pep Guardiola dari kursi kepelatihan Manchester City, yang dulunya dianggap mustahil, kini mulai mengkristal memasuki akhir tahun 2025. Setelah musim 2024/25 yang dianggap “gagal” oleh standar mereka sendiri—tanpa trofi domestik dan tersingkir di babak knock-out Liga Champions—angin perubahan berhembus kencang di Etihad Stadium. Ditambah dengan kepergian pilar seperti Ederson dan investasi besar-besaran senilai lebih dari £220 juta untuk regenerasi skuad, klub ini jelas sedang mempersiapkan sebuah transisi monumental. Lalu, siapa saja nama-nama yang masuk dalam radar untuk mengisi posisi paling bergengsi di Inggris tersebut?
Konteks Transisi di Etihad: Akhir Sebuah Era
Musim 2024/25 menjadi penanda yang jelas. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, The Citizens tampak rapuh dan bisa dikalahkan. Kekosongan di lemari trofi memicu diskusi internal yang serius tentang perlunya suntikan visi baru. Pencarian pengganti Guardiola bukan sekadar memburu pelatih dengan reputasi gemilang. Ini adalah misi untuk menemukan sosok yang dapat mewarisi, memelihara, dan bahkan mengembangkan lebih jauh filosofi sepak bola dominan yang telah menjadi DNA klub. Warisan Guardiola adalah sebuah sistem, dan sistem itu harus terus berjalan bahkan setelah sang arsitek pergi.

Profil Kandidat Terkuat: Analisis Lima Filosofi
Berdasarkan analisis mendalam dan pergerakan di bursa taruhan, lima nama ini muncul sebagai kandidat paling kuat. Yang menarik, kelimanya memiliki benang merah filosofis yang sama: keyakinan pada penguasaan bola, permainan posisi, dan konstruksi serangan yang terstruktur.
Michel: Sang Evolusioner dari Dalam Sistem
Pelatih Girona ini saat ini menduduki puncak daftar favorit. Kekuatannya yang paling utama justru berasal dari afiliasi klubnya dengan City Football Group (CFG). Hal ini menjamin keselarasan filosofi yang hampir sempurna dan pemahaman mendalam tentang ekosistem yang telah dibangun. Gaya taktis Michel di Girona sangatlah cair dan adaptif. Ia mahir beralih antara formasi 4-4-2 dan 1-3-1-5-1 dengan satu tujuan utama: menciptakan keunggulan jumlah di lini tengah untuk mendominasi permainan. Kelemahannya jelas: ia belum pernah mengelola klub sebesar City dengan tekanan dan ego bintang-bintang dunia yang harus ditanganinya.
Xabi Alonso: Sang Innovator yang Diidolakan
Reputasi Alonso meledak setelah membawa Bayer Leverkusen merebut gelar Bundesliga dengan permainan yang memukau. Sistem andalannya, 3-4-2-1, bertransformasi menjadi formasi 3-2-5 yang sangat ofensif saat menyerang, dengan mengandalkan wing-back secara ekstrem. Keberhasilannya tidak diragukan lagi, dan visinya tentang sepak bola sangat sejalan dengan City. Namun, ada dua tantangan besar. Pertama, sistemnya sangat spesifik dan membutuhkan tipe pemain tertentu, yang berarti mungkin diperlukan adaptasi skuad yang signifikan. Kedua, ia juga menjadi target utama Real Madrid, yang bisa menjadi magnet lebih kuat bagi seorang Alonso.
Vincent Kompany: Sang Legenda yang Kembali
Ini adalah pilihan yang sarat emosi. Kompany adalah simbol kejayaan City dan Guardiola sendiri pernah menjulukinya sebagai calon manajer klub di masa depan. Filosofinya, yang terlihat selama membawa Burnley promosi dan kini di Bayern Munich, menekankan pada penguasaan bola dominan, kerja keras, dan pressing yang agresif, biasanya dalam formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3. Ia memahami kultur klub lebih dari siapa pun. Namun, catatannya di Premier League bersama Burnley yang berakhir dengan degradasi meninggalkan tanda tanya besar tentang kemampuan pragmatisme defensifnya di level tertinggi.
Roberto De Zerbi: Sang Puristan Taktis
De Zerbi adalah seorang inovator yang bahkan dipuji langsung oleh Guardiola. Ciri khasnya adalah fase pembangunan serangan yang sangat sabar dari belakang, sering melibatkan kiper untuk memancing tekanan lawan sebelum melancarkan serangan vertikal yang mematikan. Gaya ini sangat menarik bagi klub yang ingin tetap setuhuh pada prinsip permainan posisi. Risikonya, pendekatannya yang berisiko tinggi bisa menjadi bumerang ketika menghadapi tim dengan pressing terorganisir dengan sempurna, dan timnya sering kali menunjukkan kerentanan di lini pertahanan.
Enzo Maresca: Sang Murid Langsung
Sebagai mantan asisten Guardiola, Maresca adalah orang yang paling memahami “buku panduan” taktis City. Gayanya di Chelsea adalah cerminan langsung dari apa yang dipelajarinya di Etihad, menggunakan formasi dasar 4-2-3-1 yang cair menjadi 3-2-5 di fase serang dengan memanfaatkan inverted full-back. Ia adalah jaminan kontinuitas tertinggi. Yang menjadi pertanyaan adalah pengalamannya yang masih relatif hijau di level manajerial puncak. Konsistensinya dalam menghadapi dinamika panjang sebuah musim masih perlu diuji.
Rekomendasi Strategis: Siapa yang Paling Kuat?
Daftar lima nama ini secara gamblang mengungkap prioritas strategis City Football Group:
kontinuitas sistem lebih diutamakan daripada kejeniusan individu. Mereka tidak mencari revolusioner, melainkan seorang evolusionis yang dapat menyempurnakan mesin yang sudah ada. Semua kandidat adalah penganut setia filosofi permainan posisi yang kompleks. Setelah berinvestasi lebih dari satu dekade dan miliaran poundsterling untuk membangun identitas ini, mengubah haluan secara drastis akan dianggap sebagai sebuah langkah mundur.
Oleh karena itu, logika ini menempatkan kandidat dengan hubungan langsung ke CFG dan “mazhab” Guardiola—seperti Michel dan Maresca—pada posisi yang lebih diunggulkan. Di antara semua nama, Michel muncul sebagai pilihan terkuat. Ia menawarkan paket komplit: pemahaman sistem CFG yang mendalam, gaya permainan yang adaptif dan menarik, serta risiko peralihan yang paling rendah. Ia mewakili kelanjutan logis dari sebuah proyek raksasa, meskipun tanpa nama besar Guardiola di pinggir lapangan.
Perbandingan Kandidat Pelatih Manchester City
Berikut adalah perbandingan para kandidat dalam format yang lebih ringkas dan ramah untuk gawai:
Michel
- Klub Saat Ini: Girona
- Filosofi Taktis Utama: Permainan posisi adaptif, keunggulan jumlah di tengah
- Kekuatan Utama: Integrasi dalam sistem CFG, pemahaman filosofi
- Potensi Risiko: Kurang pengalaman di klub elite
- Tingkat Kecocokan: 9/10
Xabi Alonso
- Klub Saat Ini: Bayer Leverkusen
- Filosofi Taktis Utama: 3-4-2-1/3-2-5, wing-back ultra-ofensif
- Kekuatan Utama: Prestasi terbukti (juara Bundesliga), reputasi tinggi
- Potensi Risiko: Sistem sangat spesifik, target klub lain (Real Madrid)
- Tingkat Kecocokan: 8/10
Vincent Kompany
- Klub Saat Ini: Bayern Munich
- Filosofi Taktis Utama: Penguasaan bola agresif, pressing tinggi
- Kekuatan Utama: Legenda klub, pemahaman kultur City
- Potensi Risiko: Catatan degradasi di Premier League
- Tingkat Kecocokan: 7/10
Roberto De Zerbi
- Klub Saat Ini: Marseille
- Filosofi Taktis Utama: Pembangunan serangan dari bawah yang rumit
- Kekuatan Utama: Inovator taktis, diakui oleh Guardiola
- Potensi Risiko: Berisiko tinggi, rentan secara defensif
- Tingkat Kecocokan: 7/10
Enzo Maresca
- Klub Saat Ini: Chelsea
- Filosofi Taktis Utama: Permainan posisi ala Guardiola, inverted full-back
- Kekuatan Utama: Murid langsung Guardiola, familiar dengan klub
- Potensi Risiko: Pengalaman manajerial puncak yang terbatas
- Tingkat Kecocokan: 8/10
Penutup: Sebuah Warisan yang Harus Diteruskan
Keputusan mengenai pengganti Pep Guardiola mungkin akan menjadi yang terpenting dalam sejarah modern Manchester City. Ini bukan hanya tentang memenangkan trofi, tetapi tentang mempertahankan sebuah identitas yang telah mengubah mereka menjadi raksasa Eropa. Pilihan pada Michel, sang evolusioner dari dalam, tampaknya merupakan langkah paling aman dan paling cerdas untuk memastikan mesin kesuksesan City tetap berjalan mulus. Siapa pun yang terpilih, tantangannya sangat besar: mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh salah satu pelatih terhebat sepanjang masa.
Ikuti terus perkembangan terbaru seputar bursa transfer dan berita sepakbola terkini hanya di Score.co.id, sumber terpercaya untuk para pecinta sepakbola.












